Happy reading....
Gemericik air dan kepulan asap memenuhi kamar mandi milik Raja. Cowok tampan dengan badan yang kian berotot itu diam dengan tatapan kosong di bawah air shower yang terus mengguyur tubuhnya. Rasa lelah yang coba ia rilekskan dengan air hangat nyatanya masih sama. Tidak hanya lelah fisik tapi semuanya. Raja kira ia tak akan sekalut ini dengan mimpinya kemaren malam, nyatanya sampai sekarang pun dadanya masih sesak ingin meledak.
Rambut yang kini menjuntai menutupi sebagian wajahnya ia bawa ke atas lalu dengan langkah tak niat menyudahi acara mandinya karena sang mama terus mengetuk pintu kamarnya. Malam ini memang Raja pulang ke rumah atas permintaan sang Papa. Ia tau Mamanyalah yang meminta dan ya hubungan antara anak dan ibu ini memang tak seburuk dulu tapi tetap saja Raja belum terbiasa dengan perhatian sang mama. Ia terlalu lama diacuhkan hingga hatinya kaku. Rasanya aneh saja.
"Ada apa Ma?" Tanya Raja membuka pintu hanya dengan handuk yang membungkus tubuh bagian bawahnya.
"Turun yuk, makan. Itu ada temen mama sama anaknya lagi mampir," ajak Mama penuh harap. Biasanya Raja akan menolak dan berujung berdebat.
"Hmmm," gumam Raja mengiyakan. Ia sedang malas bertengkar.
Tak menunggu lama, masih dengan rambut sedikit basah dan pakaian santai berwarna gelap, Raja menuruni anak tangga dengan tatapan datar. Dapat ia lihat papa dan mamanya memberi isyarat untuk segera duduk di meja makan sedangkan ada dua orang wanita yang duduk membelakanginya. Mungkin itu yang dibilang sang mama tadi, sudahlah apa pedulinya. Raja hanya akan makan lalu kembali ke kamar.
"Duduk son," ujar Daniel menepuk bangku di sampingnya. Raja menurut lalu mematung sesaat waktu mengetahui siapa yang duduk di depannya. Gadis kurang ajar itu.
"Kenalin ini Raja putra kami," ujar Mama tersenyum sumringah.
"Ganteng ya anak kamu jeng," jawab wanita baya yang nampak awet muda dengan senyum kagum. Tangannya dengan refleks menggoyangkan lengan gadis muda di sampingnya. Gadis yang kini menekuk wajahnya dengan ekspresi sebal yang coba ia sembunyikan.
"Pasti dong orang papanya aja ganteng gini," ujar Daniel menimpali dengan candaan.
"Kenalin ini anak tante, namanya Alexa. Sa kenalan dulu sana."
"Alexa," ujar gadis bernama Alexa itu melirik Raja dengan kesal sedangkan sang empu hanya acuh sembari mengisi piringnya.
Kedua orang tua Raja hanya menggelengkan kepalanya pelan, sudah terbiasa dengan tabiat Raja yang cuek dan dingin itu.
Di sela-sela acara makan malam yang lumayan hangat itu beberapa kali Raja memeriksa ponselnya tanpa peduli dengan mama Alexa yang terus mencoba mengajaknya berbicara. Palingan ia hanya akan mengiyakan tanpa tau apa yang sebenarnya dibicarakan. Raja terlalu malas.
"Kapan-kapan berangkat ke kampusnya barengan aja. Tante baru aja pindah ke komplek sebelah," ujar wanita itu saat tau mereka satu kampus.
"Maaf saya sibuk," ujar Raja melirik ponselnya lalu dengan wajah sedikit menghangat ia pamit pergi dari meja makan menuju kamarnya. Bahkan makanan di piringnya masih tersisa.
"Maafin Raja ya, dia emang gitu anaknya, agak cuek," ujar Daniel meminta maaf atas kelakuan putranya.
"Enggak kok pak Daniel, anak muda mah memang biasa seperti itu."
Raja yang mendengar sang papa meminta maaf hanya memutar bola matanya malas. Padahal tingkahnya masih tergolong sopan, kenapa harus meminta maaf.
Hembusan nafas lega dan juga senyuman tipis terbit di bibir penuh Raja saat cowok itu menekan icon telepon di ponselnya. Baru saja Hanna mengabari kalau ia sedang bosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Boy 2
Genç KurguSequel of My Cold Boy. Apa kalian masih ingat dengan rasa sakit dan tawa mereka? Pertemuan kembali membawa cerita baru bagi mereka. Akankah rasa sakit itu tetap sama? Bisakah mereka melewati semuanya kali ini? Bagaimana jika memang mereka tidak di...