eheyy in double up-nya! hehe
btw kalau belum baca chapter sebelumnya silahkan scroll up guys! (。’▽’。)♡happy reading! ♡(∩o∩)♡
—
"Ho Ho Ho!"
PLAK
"Hey! Sakit!" seru Wooyoung pada Yeosang yang melemparkan kaleng soda ke kepalanya, "Huh, kukira kepalamu terbuat dari batu. sudah dari tadi kubilang berhenti berpura-pura meniru sinterklas, suaramu menyebalkan" keluh Yeosang
"Ya, ini kan tanggal 24, terserahku" jawab Wooyoung. Yeosang menatapnya sengit "Lalu ada apa dengan tanggal 24? Kau mendadak punya janggut putih dua meter dan bebas berteriak sesuka hatimu" tegur Yeosang sambil berkacak pinggang.
"Tidak, tapi aku akan menjadi sinterklas untuk San-ku tersayang" jawab Wooyoung yang mengundang tatapan malas dari Yeosang. "Sudahlah kau diam saja," jawabnya.
Jongho dan Yunho yang sedari tadi melihat kedua insan itu bergelut hanya tertawa, "Wooyoung-hyung tak banyak berubah ya, masih saja berisik seperti dulu" celetuk Jongho sambil memakan tortilla chips yang semalam dibeli oleh Yeosang.
"Eh Jongho! Kau masih ingat?!" Wooyoung tersenyum senang, tak menyangka kalau Jongho masih mengingat masa lalu bersama mereka. Sekali lagi, Wooyoung mendapat geplakan dari Yeosang.
"Tentu saja dia ingat, dia itu cuma menghilang bukan amnesia" jawab Yeosang ketus.
Yunho menghapus air mata yang ada di sudut matanya karena terlalu banyak tertawa. Kedua pria didepannya ini memang perpaduan yang aneh, Wooyoung yang berisik dan Yeosang yang tenang. Namun, entah kenapa persahabatan yang mereka jalin sangat awet hingga detik ini.
"Jongho-ya, Apakah dari dulu mereka selalu seperti ini? Dulu ketika aku bersama mereka setahun, kerjanya bertengkar selalu tapi entah kenapa mereka dua juga sama gilanya" tanya Yunho.
Jongho mengangguk "Benar, hyung! Dulu Wooyoung-hyung pernah mengajak Yeosang-hyung ke arcade untuk bermain capit boneka di malam natal, aku kira Yeosang-hyung akan menyerah dalam percobaan ketiga karena ia biasanya tidak terlalu peduli kalau hanya main-main begitu" cerita Jongho
"Oh! Oh, aku ingat cerita itu!" Wooyoung terkekeh. "Tapi hyung malah menghabiskan isi dompetnya demi boneka wortel yang hanya sebesar kotak pensil!" sambung Jongho, mengundang tawa ketiga orang yang ada di ruang keluarga tersebut.
"Astaga, Yun! Kalau kau ada di sana saat itu, kau pasti tak akan menyangka, Yeosang bersemangat sekali seperti ada api yang akan keluar dari matanya!" Imbuh Wooyoung sambil membolakan matanya berusaha memperagakan Yeosang saat itu.
Yeosang sendiri hanya menggelengkan kepala melihat tingkah keduanya, kalau tadi hanya Wooyoung mungkin dia akan memiting pria itu, tapi kalau itu Jongho mana bisa dia marah, dia kan lemah dengan yang manis-manis.
"Tak kusangka kau seperti itu Sang!" Yunho memegangi perutnya yang sakit karena banyak tertawa, sebelah tangannya menepuk pelan bahu Yeosang yang pasrah dengan keadaan.
"Omong-omong soal natal, setelah dari Black Aurora aku sering merayakan natal di Rusia" tukas Yunho, "Oh iya, kau diletakkan di markas pusat, bukan? Begitu juga dengan Hoho?" tanya Yeosang.
Jongho mengangguk semangat "Iya, kami biasanya berkumpul bersama lalu makan-makan" imbuh Jongho, "dan malam natal disana tanggal 7 Januari sih, bukan tanggal 25 Desember"
"Oh ya?" tanya Wooyoung antusias, "Mengapa bisa begitu?"
"Ceritanya panjang, karena dulu kalendar mereka tertinggal dua minggu dengan negara Eropa lainnya, begitulah kira-kira" jawab Yunho. "Cari sendiri sana, kan ada google" imbuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] la costra nova ; ateez ; bxb
Fiksi Penggemar[REVISION ON GOING] Kim Hongjoong, terkenal sebagai mafia kelas kakap seantero Asia atas berbagai jenis bentuk kejahatan di dunia mulai dari pembobolan bank sampai dengan pengedaran narkoba semua pernah dilakukan olehnya. Suatu hari aksinya hampir g...