Wooyoung terbangun dan tidak mendapati keberadaan San di sampingnya. Mengerutkan alis, ia merasa aneh sang kekasih tidak ada di sebelahnya karena ia biasanya berada di sisinya ketika ia bangun.
Jadi, ia perlahan bangkit dari tempat tidur dan menuruni tangga lalu melihat San memasak sarapan.
"Sannie?"
San berbaik dan tersenyum ketika melihat Wooyoung.
"Selamat pagi sayang."
"Kenapa kau tidak berada di tempat tidur denganku?" Wooyoung merengut.
"Aku ingin membuat kejutan untukmu dengan sarapan ini," jawab San sambil meletakkan panekuk di atas meja.
"Oh! Kau membuatkan ini untukku?" Seru Wooyoung saat San menarik kursi untuk Wooyoung.
Wooyoung duduk lalu San mendorong kursi itu. Ia kemudian duduk di kursi lain dengan sepiring panekuknya sendiri.
"Yap, aku ingin membuat sesuatu yang istimewa untukmu sayang," balas San sambil tersenyum pada Wooyoung.
"Terima kasih, Sannie," ucap Wooyoung sambil tersenyum balik pada San lalu mereka berdua makan.
"Jadi, apa yang ingin kau lakukan hari ini?" Tanya San di sela-sela gigitan.
"Aku tidak tahu... tapi jujur saja, aku tidak benar-benar ingin melakukan apapun hari ini kalau kau tidak keberatan," jawab Wooyoung.
"Tidak apa-apa, Woo," ucap San saat menautkan jemari dengan Wooyoung.
"Bagaimana kalau kita cuddling setelah ini?" Tanya San.
"Ide bagus," jawab Wooyoung, tersenyum pada San lalu mereka kembali memakan sarapan.
Setelah selesai memakan pancake mereka, San memasukkan piring ke dalam mesin pencuci piring lalu memfungsikannya dan ia berjalan ke sofa dimana Wooyoung berada. Ia duduk di samping Wooyoung yang kemudian menyandarkan kepalanya di bahu San.
San tersenyum saat menyentuhkan tangannya ke perut Wooyoung yang perlahan membentuk bump kecil yang membawa anak mereka.
"Bagaimana kabar bayi kita?" Tanya San.
"Baik... meskipun mual di pagi hari menyakitiku dan aku lelah hampir sepanjang waktu Sannie," jawab Wooyoung.
San menghela napas.
"Aku minta maaf Woo."
"Kau minta maaf untuk apa?"
"Untukmu yang harus mengalami mual di pagi hari..."
"Kau tidak perlu meminta maaf. Semuanya akan terlupakan ketika bayi kita lahir." Wooyoung tersenyum ketika menyentuh punggung tangan San.
San tersenyum lalu mencium Wooyoung.
"Aku mencintai kalian berdua," ucap San.
"Kami juga mencintaimu Sannie."
Wooyoung kemudian memeluk San karena mereka hanya ingin menghabiskan sisa hari itu, hanya saling berpelukan, mencium dan membicarakan bayinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZALEA 🌼 bottom!Wooyoung [⏯]
Hayran Kurgubottom!Wooyoung Buku terjemahan ©2018, -halahala_