"Aku harus pergi."
Wooyoung duduk bersila di atas ranjang king size yang ia bagi bersama ia dan kekasihnya, San. Ia melihat kekasihnya itu membuka lemari dan mengambil salah satu gantungan baju yang membawa seragamnya.
"Kenapa kau harus pergi?" Tanya Wooyoung, tidak ingin San pergi. Mereka sedang berpelukan bersama di tempat tidur yang hangat, menonton acara memanggang kue favorit keduanya, Cupcake Wars, ketika suara keras dering telepon San mengganggu mereka. San melihat teleponnya menyala dengan panggilan masuk dari bosnya, kepala pemadam kebakaran.
San menghela napas kesal karena membenci diinterupsi dari momen manisnya. Meraih remote di atas meja samping tempat tidur, ia menekan tombol jeda. Mengangkat teleponnya untuk mengakhiri suara dering telepon genggamnya yang menjengkelkan. "Ya ketua?" Jawabnya ketika telepon menempel di telinganya.
Wooyoung duduk untuk mencoba mendengarkan apa yang bos San katakan, agar mengetahui pembicaraan mereka. Ia bisa mendengarnya tapi tidak memahaminya.
San mendengarkan atasannya menjelaskan bahwa ia harus datang dan kenapa dia dibutuhkan. "Anda membutuhkan kami semua?" Ia turun dari tempat tidur. "Ya, tuan, saya akan bersiap-siap dan segera pergi ke sana." Mengakhiri panggilannya, ia memberitahu Wooyoung bahwa ia harus pergi. "Ada kebakaran besar, dan api itu semakin membesar dalam hitungan detik. Mereka membutuhkan kami semua untuk memadamkan kebakaran."
"Semuanya?" Wooyoung melihat San melepas kemejanya. Melemparnya ke samping dan mulai memakai baju dari seragam pemadam kebakarannya.
"Menurut kepala polisi, bosku, itu adalah salah satu kebakaran terburuk yang pernah ia lihat." San selesai mengenakan seragamnya.
Mantel, sarung tangan, tangki oksigen, dan maskernya sudah ada di tempat ia berprofesi.
"Sampai jumpa sayang." Menghampiri Wooyoung, San mencium kening dan bibirnya. Berjalan keluar dari kamar.
Bangkit, Wooyoung mengikuti San dengan hati-hati karena ia berjalan di lantai kayu di lorong menggunakan kaus kaki berbulu yang membuatnya licin.
Sampai di pintu depan, San meletakkan tangannya di kenop pintu, memutarnya perlahan.
"Bye Sannie."
Berbalik, San tersenyum pada yang lebih muda. Lesung pipitnya muncul dengan senyum mempesona yang disukai Wooyoung. Sekali lagi mengucap, "Sampai jumpa cinta."
"Hati-hati di sana." Wooyoung mencium bibir San.
"Oke." Membuka pintu, San berjalan keluar. Menoleh pada Wooyoung lagi.
Berdiri sedikit di luar kusen pintu, Wooyoung mengawasinya. Menutup pintu. Melihat melalui jendela kepergian San. Kekasihnya itu tampak seperti titik kecil semakin jauh dari rumah dan dari pandangannya. Sampai akhirnya menghilang. Wooyoung kembali ke kamar, dalam perjalanannya ia berhenti di pantry untuk mencari camilan.
Membuka kabinet, ia melihat-lihat makanan ringan. Keripik, tidak. Kudapan, tidak. Cookies, ya. Ia mengambil bungkus Oreo biasa yang sudah terbuka. Lanjut ke kamar dan berencana untuk meringkuk di tempat tidur, menonton lebih banyak Cupcake Wars sambil memakan Oreo.
Tubuhnya tenggelam di kasur. Mengatur bantal, ia ingin merasa senyaman mungkin untuk relaksasi ini. Ia pun berbaring dan memakan camilannya.
Ia terpesona dengan pertunjukan di depannya. Menonton sambil menunggu San pulang.
Kadang San dipanggil di pagi hari, kembali pada waktunya untuk makan malam atau ketika hari akan gelap, di waktu yang lain San harus pergi pada malam hari dan pulang larut malam atau pagi hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZALEA 🌼 bottom!Wooyoung [⏯]
Fanficbottom!Wooyoung Buku terjemahan ©2018, -halahala_