4 - Nyebelin tingkat dewa ✔️

5K 404 11
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Seluruh siswa-siswi yang memakai seragam putih abu-abu kini keluar berbondong-bondong dan langsung memenuhi area parkiran sekolah. Sama dengan halnya Lesia, Oliv dan Diana. Ketiga gadis ini sudah berada di parkiran.

“Eh Les, kita mau ke mansion lo dong, numpang bobo siang, di mansion gue sepi, gue tatuutt.” Oliv beralasan. Alah, gadis itu bukan takut, tapi gak punya cemilan untuk ia makan. Kan kalo di mansion Lesia banyak makanan.

“Iya, yaudah ayo.”

Baru saja ketiganya ingin melintasi beberapa kubangan air, tiba-tiba motor ninja berwarna hijau melesat di depan mereka bertiga. Untung Oliv dan Diana sigap menghindar, namun murid baru yang sering disebut-sebut urat takutnya sudah putus malah apes kena kubangan air tersebut!

“OH SHIT! ROK GUEE!!!” Lesia memekik kencang, bagaimana tidak?! Rok abu-abunya sekarang sudah berubah warna menjadi kecoklatan, mana bau lagi. Gadis ini harus minta pertanggung jawaban.

Oliv dan Diana langsung melepas jaket yang sedang mereka pakai guna mengelap rok Lesia yang basah. “Udah-udah jangan kalian elap lagi, nanti jaket kalian kotor,” Lesia menyingkirkan kedua jaket ini.

“Hush! Udah gak apa-apa, biar gak basah banget Sia. Lagi pula, kalau kotor langsung aja buang. Gak usah disimpen-simpen.” balas Diana yang masa bodo dengan jaket mahalnya yang sekarang lagi cosplay jadi elap.

Kedua mata Lesia memicing, ternyata orang yang membawa motor tadi berhenti. Orang itu sepertinya sedang menerima telfon. Ini kesempatan Lesia untuk meminta pertanggungj awaban.

“Woi! Woi! Lesia! Mau kemana lo!”

Lesia berlari, lalu dengan amarah yang sudah di ubun-ubun ia menarik helm orang itu yang ternyata adalah salah satu siswa SMA Jingga.

“TANGGUNG JAWAB GAK LO!” Gadis ini masih terus menarik helm siswa itu dari belakang. Masa bodo dengan pekikkan kesakitan dari siswa itu.

Siswa itu membuka pengait helmnya dengan kasar, menatap Lesia dengan sorot mata marah. “Apa-apaan sih lo?!” ternyata oh ternyata, siswa yang kurang ajar itu adalah Bara! Ketos yang digadang-gadang selalu tertib pada aturan.

“Oh ternyata elo?! Heh! Lo liat gak nih rok gue basah?! Ini semua gara-gara motor jelek lo! Apa jangan-jangan elo lagi yang bisa bawa motor?! Ooooh! Atau mata lo yang gak bisa ngeliat gara-gara pake helm? Makanya kalau gak bisa pake helm mahal mending beli yang murah aja!” Lesia koar-koar sambil membanting helm Bara yang sedari tadi berada di tangannya. Bodo amat rusak tuh helm, yang penting amarahnya sudah ia lepaskan.

Bara bangun. Mengambil kunci motornya lalu memasukkan ke dalam kantong celana abu-abunya. Dengan sekali gerakan, laki-laki ini mendorong tubuh Lesia ke dinding. Pekikan dari seluruh murid tidak terbantahkan.

Bara menatap tajam gadis yang sekarang terjebak di dalam kurungannya. Wajah laki-laki ini masih terlihat tenang, tidak ada kemarahan yang tercipta di sana, “Lo tau nama gue?” ucapnya pelan, bahkan nafas laki-laki itu bisa Lesia rasakan.

“I-iya.” seberani-beraninya Lesia, ia akan takut juga ketika cowok menatapnya se—intens ini. Seperti tatapan Bara sekarang.

“Apa nama gue.” balas laki-laki itu yang masih terus menatap dalam kedua bola mata coklat milik Lesia. “B-Bara.”

Laki-laki ini mengangguk mengiyakan, setelahnya wajah laki-laki ini malah semakin dekat, kontan membuat teriakan-teriakan semakin terdengar, gadis ini memejamkan matanya, kedua sisi badannya sudah terjebak. Belum lagi wangi parfum laki-laki ini sangat-sangat memabukkan.

“Asal lo tau Lesia, gue akan sebahaya bara api yang sedang menyala kalau lo sedikit aja bikin masalah sama gue. Paham lo?”

Lesia meneguk ludahnya, ia tidak boleh kalah sama laki-laki di depannya ini, orang dia yang salah kok, kenapa malah menyudutkan Lesia?! Dengan cekatan, gadis ini mendorong tubuh besar yang sekarang sedang mengurungnya. “Lo yang salah! Jangan bertindak seperti gue yang salah! Ooh ini yang dinamakan ketos? Ketos tapi tidak mau mengakui kesalahan yang ia perbuat? Cih, kalian semua kayaknya pada salah pilih ketos deh.” ujar gadis itu lalu pergi menghampiri Oliv dan Diana yang sedari tadi diam mematung.

“Ayo masuk mobil gue.” titah Lesia yang langsung diangguki keduanya.

Bara terdiam cukup lama, hingga sebuah ide cemerlang masuk kedalam otaknya. “Selamat datang Lesia. Selamat datang ke dalam dunia kesengsaraan.”

See u next chapter!

KETUA OSIS TERSAYANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang