Sesampainya di dalam UKS, Bara dengan cepat menaruh Lesia di atas ranjang UKS. Petugas PMR menyuruh Bara keluar untuk memastikan tidak memenuhi ruangan, sebab itu sama saja menghabiskan banyak oksigen, dan tentunya berdampak tidak baik untuk Lesia nanti.
Sembari menunggu, bisa Bara liat kedua teman gadis yang ia paksa masuk ke gudang sedang berjalan mengarah kepadanya.
PLAK!
“Kurang ajar ya lo, bisa-bisanya lo yang notabenenya sebagai ketos di sekolah ini malah memperlakukan cewek kayak gitu, lo masih waras kan Bar? Lo gak gila kan? Apa jangan-jangan saraf lo bermasalah? Hah?! Lo cowok tertolol yang pernah gue temui, gue nyesel se-nyesel-nyeselnya karna milih lo sebagai ketua osis!” setelah meluapkan apa yang seharusnya ia luapkan, Diana meninggalkan Bara lalu masuk ke dalam UKS.
“Semua yang di bilang sama Diana bener. Dan gue sadar kalau gue bodoh. Iya bodoh, bodoh karna udah milih lo sebagai ketua osis, bahkan gue waktu itu ngasih saran ke wakil kepala sekolah kalau lo berhak mendapat predikat murid teladan. Tapi itu semua gue tarik, lo cowo ter-ter-ter tolol yang hidup dimuka bumi.” Berbeda dengan Diana yang masuk ke dalam UKS, Oliv mulai berjalan menjauh ke arah kantin.
Sebelum gadis itu benar-benar pergi, ia sempat mengucapkan sesuatu. “Asal lo tau, Lesia punya trauma kegelapan, jadi lo tau kan kenapa gue sama Diana bisa semarah itu sama lo? Karna kesalahan yang lo buat terlalu fatal untuk Lesia.”
🌋🌋🌋
Lesia sudah membuka matanya 5 menit yang lalu, namun gadis ini belum mau beranjak dari kasur empuk UKS. Belum lagi udaranya yang sejuk akibat pendingin ruangan, walaupun pusing di kepalanya masih terasa, bukan Lesia namanya kalau gak bandel.
“Lo udah bangun?” suara yang sangat familiar itu masuk ke dalam indra pendengarannya, mau tak mau gadis yang sedang minum ini tersedak pelan.
“Ngapain ke sini? Belum puas?”
Bara mendekat, duduk di samping gadis yang 10 menit yang lalu menjadi alasannya bolos pelajaran pak kuncir. “Maaf.” hanya kata itu yang keluar dari bibir laki-laki tampan ini.
“Gue udah maafin. Gue juga minta maaf soal yang tadi, jadi lo bisa keluar sekarang.” Lesia menununjuk pintu keluar UKS.
Bara menatap manik coklat itu dengan dalam, entah Lesia yang mudah baper atau memang tatapan itu begitu tulus? Tatapan itu tidak pernah ia lihat sejak menginjakkan kaki di SMA Jingga Permata. Laki-laki itu terlalu jaim walau sekedar menatap kala itu.
“Gue tau lo belum maafin gue sepenuhnya. Gue minta maaf.” Bara terus menatap dalam manik coklat ini, tanpa sadar keduanya telah larut dengan keadaan.
“Please ya Bar, keluar. Gue udah maafin lo, jadi stop memperkeruh suasana, gue lagi gak mau diganggu.”
“Gue gak memperkeruh suasana, Lesia.”
Gadis ini ingin laki-laki di depannya untuk pergi, itu saja. Tapi kenapa Bara seolah tuli dan bego untuk mengikuti permintaannya? Sesusah itu kah?
“Bar keluar, gue bilang keluar.”
“Maaf,”
“Keluar!”
“Maaf sayang.”
Lesia diam, otak kecilnya bekerja keras untuk mengulang perkataan apa yang Bara ucapkan tadi, gadis ini tidak salah dengar kan? Ia gak kepedean kan?
“Lo, tadi ngomong apa?”
“Maaf sayang.” ulang Bara lalu beranjak pergi dari UKS.
See u next chapter!
![](https://img.wattpad.com/cover/234311565-288-k37479.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KETUA OSIS TERSAYANG
Roman pour AdolescentsNEW VERSION! "Lo hanya murid baru jadi jangan bertingkah menyebalkan di depan gue." Albara Kenzie. Gila sekali dengan aturan, telat semenit bersihin gudang sampe bersih! Peristiwa sial itu menimpa gadis baru yang di sebut-sebut urat takutnya sudah...