Keduanya kini sudah berada di depan gudang, cekalan tangan ini belum terlepas, raut wajah dingin yang di pancarkan oleh Bara seketika membuat bulu kuduk Lesia meremang. Baru kali ini Lesia mendapati tatapan se—intens ini.
“Ya tuhan, kenapa nih orang natep gue kayak gini? Laper apa begimana?” batin Lesia sambil menggigit bibir bawahnya karna tiba-tiba terserang gugup.
Bara menarik kembali lengan Lesia untuk masuk ke dalam gudang. Mendorong kasar tubuh gadis ini ke dalam gudang, tak lupa sembari melempar ember beserta kain pelnya.
“Apaan nih?” Lesia menendang pelan ember yang berisi kain pel, melupakan tatapan tajam dari Bara.
Bara tersenyum mengejek, “Saking anak maminya, lo sampe gak tau kalo ini kain pel? Jangan bilang lo gak bisa ngepel? Cih, cewek apa cowok lo?” ucapnya tanpa mengetahui emosi gadis ini sudah tidak bisa di tahan.
Bara kira Lesia hanya anak gadis yang cuma bisa minta uang dari orang tua? Apa se—rendah itu Lesia di mata ketos ini? Amarah yang dari tadi Lesia atur, sudah tidak bisa gadis ini tahan, dia kira Lesia anak manja yang gak bisa ini dan itu? Dia kira Lesia se—manja itu?
“Asal lo tau ya Bara. Gue emang anak dari kalangan atas, tapi gue gak se—manja dan se—childish yang lo kira. Dan asal lo tau juga, tangan gue yang mulus ini bisa ngelakuin segala macem termasuk bunuh lo!” ucapnya dengan jari telunjuk yang menunjuk-nunjuk wajah datar Bara.
Wajah laki-laki ini masih terlihat datar, “Yaudah buktiin jangan cuma ngomong doang.” Balasnya.
“Lo bener-bener ya! Nih lo liat baik-baik!” dengan cekatan Lesia mengambil kain pel itu, tidak lupa ia mencepol rambutnya dengan asal, membuat leher mulus dan jenjangnya terpampang jelas.
“Untung mami sering ngajarin gue ngepel, kalo enggak gue pasti malu banget tadi.” batin Lesia yang ternyata memang tidak bisa apa-apa kecuali mengepel lantai.
Hanya butuh waktu 5 menit saja Lesia sudah bisa mengepel gudang yang bisa dibilang cukup luas dan kotor. Kedua tangannya berada di pinggang, menatap sengak ketos yang kini berada di hadapannya.
“Udah kan? Gue bisa masuk kelas?”
Bara hanya diam, memperhatikan gerak-gerik Lesia yang sedang mengambil tas ranselnya yang bergambar princess Disney. Satu yang laki-laki itu tau, gadis yang bermarga Ruby itu adalah gadis yang sangat berani. Walaupun di depannya macan yang sedang mengaum sekalipun ia tetap berani menghadapinya.
🌋🌋🌋
KAMU SEDANG MEMBACA
KETUA OSIS TERSAYANG
Novela JuvenilNEW VERSION! "Lo hanya murid baru jadi jangan bertingkah menyebalkan di depan gue." Albara Kenzie. Gila sekali dengan aturan, telat semenit bersihin gudang sampe bersih! Peristiwa sial itu menimpa gadis baru yang di sebut-sebut urat takutnya sudah...