7 - Gak waras ya lo?! ✔️

4.4K 368 2
                                    

Kelas XII IPS sedang ramai-ramainya, dikarenakan guru mata pelajaran tersebut tidak datang, ditambah katanya— Suny, ratunya pembawa info dari hasil nguping di ruang kepsek. Kata gadis berambut blonde itu diperkirakan akan pulang cepat, siapa yang gak seneng kalau denger berita kayak gitu?

“Gak ada tugas, free class, eh mau pulang juga,” Diana dari tadi tidak memudarkan senyumnya. Sama seperti Lesia dan Oliv.

“Eh Sia, kenapa waktu itu lo gak mau bilang makasih sama Bara?” Diana membalikkan badannya, menghadap ke samping meja Lesia.

“Ya lo tau gimana sifat tuh anak kan? Entar sekalinya gue bilang makasih, gede kepala dah, mending ga usah aja sekalian.” Lesia menghembuskan nafas yang ia tahan tadi, kok jantungnya jadi deg-degan ya?

“Lagian ya, dia tuh kepingin banget dihargai. Ya kalo mau di hargai harus hargai orang dulu lah, lagian kenapa ya anak-anak sini pada milih dia? Buta apa gimana? Cih paling gara-gara dia ganteng, tampang doang tapi perilaku enggak banget.” Gadis ini masih terus berkicau semaunya. Sampai-sampai ia melupakan bahwa dirinya sekelas dengan orang yang ia omongin.

“Les...” ucap Oliv, pelan.

“Iya Liv! Dia tuh garing! Emang dia kata dia udah ganteng banget apa?! Masih gantengan juga Shawn Mendes.”

“Sia... Stop it,” desis Diana sambil menggelengkan kepalanya, ia menarik Lesia udah menghadap ke belakang.

“Lo mau ngapain si— Bara?!”

Gadis ini memekik tertahan, bagaimana tidak?! Laki-laki bermuka dingin itu sudah berdiri dihadapannya. Belum lagi kedua tangannya terkepal erat di samping tubuhnya. Itu semua tidak lewat dari penglihatan Lesia. Ia tau ini bahaya, maka dari itu Lesia harus cepat-cepat menjelaskan.

“Bar, gue—”

“Ikut gue.”

Kini keduanya menjadi pusat perhatian sepanjang koridor menuju arah gudang belakang yang terkenal angker, Lesia tidak dapat mengelak, lagi pula kekuatan gadis ini tidak sepadan dengan kekuatan laki-laki yang kini sedang menyeretnya.

“LO MAU NGAPAIN BAWA GUE KE SINI??” Lesia memberontak, gila aja dia masih nurut kalau di bawa ke gudang angker, kalau ada yang ngikutin pas dia pulang gimana?!

“Masih nanya lo?” Lesia membelalakkan matanya, gak waras apa nih orang?! Mana keadaan disana sepi, belum lagi tidak terlalu di dukung pencahayaan.

“Bar! Lepas ih!! Gak waras ya lo? Hiks, lepasin!” gadis ini terus berusaha melepaskan cekalan tangan Bara yang membelit lengannya. Sial, kenapa laki-laki ini tiba-tiba berubah menjadi mengerikan, apakah dia punya kepribadian ganda?

“Gak waras kata lo? Elo yang gak waras! Apa maksud lo bilang gue tampang doang? Gak ngaca lo? Otak udang aja sok,” ucapan yang keluar dari mulut Bara mampu membuat air mata Lesia semakin turun dengan deras, gadis ini sudah di landa ketakutan, kecemasan, di tambah lagi suara Bara yang semakin meninggi.

“Ambil bola itu.” Bara menunjuk bola voli yang berada di dekat pintu gudang angker.

“Gak, gak mau!”

“Ambil.”

“Gue gak mau!”

“Gue gak minta lo jawab, gue minta lo ambil itu bola.”

Lesia semakin menangis kencang, “Enggak mau!! Hiks serem!” sekuat mungkin gadis ini mempertahankan posisinya di kala Bara menariknya untuk mendekat ke arah pintu gudang.

“Bara please, gue takut... Please Bar,” Lesia memejamkan matanya di kala Bara malah mendorongnya mendekat ke depan pintu gudang. “Ambil bola itu, lo baru bisa bebas.” bola yang tadinya hanya di depan pintu, sekarang menjadi di dalam gudang karna Bara menendang bola itu keras sekali.

“ENGGAK MAU! GUE GAK MAU!!”

“Oh, gak mau? Apa perlu gue dorong lo lagi?” Bara bersiap mendorong Lesia, namun dekapan seorang gadis yang sudah bergetar tubuhnya membuat laki-laki ini diam mematung.

“Mami, Lesia takut, maaf... Maaf...” gadis yang memeluknya tak lain adalah Lesia, gadis yang tadi mengejeknya. Terlihat sekali raut ketakutan pada gadis ini, tangannya memeluk pinggang Bara teramat kencang.

“Please Bar... Bebasin gue, maafin gue... Gue punya t-trauma—”

Gadis ini ambruk di dalam dekapan Bara, bahkan dari hidungnya sudah mengalir darah, “Bego, kenapa lo pingsan!” dengan cepat, Bara menggendong gadis ini ala bridal style, satu yang Bara pikirkan, sampai gadis yang ia gendong kenapa-kenapa, ia tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri.

See u next chapter!

KETUA OSIS TERSAYANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang