11. PLAY DATE

922 130 254
                                    

Playdate

/rencana atau janji antara anak-anak atau sepasang teman untuk bermain bersama

Namun seorang pria dewasa tidak sepantasnya memainkan perasaan pria dewasa lainnya, apalagi menjadikan pria itu Play Date-nya.

// dan ya, ini musik tiktok.



You call me on the telephone, you feel so far away

You tell me to come over, there's some games you want to play

Mengambil fakultas seni di kuliah tidak berarti bisa bebas dari teori dan hitungan. Buktinya, salah satu universitas di Seoul menerapkan sistem di mana mahasiswa fakultas seni tetap harus mengambil mata kuliah bisnis dasar.

Universitas itu adalah kampus Seongwoo.

Seongwoo bukan mahasiswa yang memiliki bakat di bidang akademis. Ia lebih menyukai bidang seni seperti teater, menyanyi, dan menari.

Tapi Seongwoo tetap takut mendapat nilai jelek. Karenanya ia berusaha keras untuk mencatat semua ucapan dosen mata kuliah bisnis dasarnya.

Binder berisi belasan lembar kertas itu dengan tekun diisinya. Saking seriusnya, ia sampai menggenggam pensilnya dengan sangat kuat. Akhirnya pensil itu pun patah.

Seongwoo menelangsa. Pensil yang patah di hari pertama itu terasa bagai omen buruk.

Suara kekehan renyah terdengar. Mahasiswa bersurai cokelat dan berbahu lebar yang duduk di samping Seongwoo menertawakannya.

Seongwoo menunduk malu.

Sebatang pensil diletakkan di meja Seongwoo.

"Kau boleh meminjamnya. Jangan lupa kembalikan padaku." Ucap mahasiswa yang menertawakan Seongwoo barusan.

Seongwoo mengangguk pelan. Dilihatnya pensil mekanik yang ada di tangannya. Harga pensil itu pasti mahal. Ia pun membuat catatan mental di kepalanya untuk menjaga pensil itu baik-baik dan mengembalikannya dalam kondisi utuh.

Dua jam berlalu dengan sangat lambat. Dosen akhirnya membubarkan kelas mereka tepat pada jam makan siang. Mahasiswi berceloteh riang karena kuliah telah berakhir, mahasiswa yang tidur di belakang kelas pun dibangunkan agar bisa berberes keluar kelas.

Seongwoo mengembalikan pensil mekaniknya pada mahasiswa di sampingnya.

"Ehem," Seongwoo berdeham canggung untuk mendapatkan perhatian. "Terima kasih pinjaman pensilnya."

Mahasiswa itu tersenyum lebar, menampilkan gigi kelincinya yang menawan. "Sama-sama. Oh iya, ini,"

Kali ini mahasiswa itu menyerahkan sebuah penghapus pada Seongwoo.

"Penghapusnya."

"Tapi untuk apa–"

Mata Seongwoo membulat sempurna saat melihat tulisan nama beserta dua belas digit angka yang tertulis di punggung penghapus.

Kang Daniel
0812 1011 1996

"Ini ..."

Begitu Seongwoo mengangkat kepalanya, mahasiswa berbahu lebar itu sudah berjalan hingga ke ambang pintu kelas. Kepalanya menengok sesaat ke Seongwoo, lalu mengedipkan satu matanya. Ibu jari dan kelingking tangan laki-laki itu membentuk gestur telepon di samping telinganya.

"Jangan lupa kembalikan lagi padaku," pesannya.


I'm walking to your house, nobody's home

ETUDE [OngNiel Project]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang