18. HEARTACHE

748 104 116
                                    

Terinspirasi dari sebuah Lagu One Ok Rock- yang juga merupakan salah satu lagu favoritku.

Song 'Heartache - One Ok Rock Accoustic Ver' Play Mode On









So they say that time takes away the pain
But I'm still the same
And they say that I Will find another you
That can't be true

***

Pemuda tampan itu menatap keluar jendela yang hancur sebagian dengan pandangan kosongnya. Pakaiannya berantakan, surai yang diwarnai coklat itu yang biasanya tertata kini acak-acakan karena cengkeramannya sendiri bahkan ada juga helaian yang tercampakkan di lantai, bekas air mata yang menghiasi wajah kacaunya, juga punggung tangan kanannya yang terdapat bekas darah mengering dengan serpihan kaca yang sebagian masih menancap disana.

Kamarnya pun tak kalah kacaunya dengan keadaannya sekarang, seprei dan selimut yang tergeletak disana-sini, pecahan vas bunga, gelas dan piring yang berisi makanan tersebar nyaris di semua space kamar yang didominasi warna biru itu.

Keadaan terus seperti ini yang berulang tiga bulan belakangan. Setiap dibereskan dan dibersihkan, pemuda pemilik kamar itu tanpa segan dalam hitungan jam membuat kamarnya menjadi saingan kapal pecah- bahkan istilah kapal pecah pun sepertinya masih lebih baik.

"Seongwu...."lirihnya diikuti air matanya yang kembali keluar dari netra yang biasanya tajam itu, kini meredup kehilangan cahayanya

"Brengsek! Ini bahkan sudah tiga bulan setelah kau mengkhianatiku tapi kenapa aku tidak bisa melupakanmu sialan..." teriak pemuda itu kencang, disusul pintu yang terbuka kasar dan setelahnya lampu di kamar itu menyala menampilkan keberadaan pemuda lain di ruangan itu.

"Daniel, ini sudah tiga bulan kau begini. Jangan menyiksa diri sendiri, lupain dia -lupain segala tentangnya!"

Kang Daniel atau kita bisa panggil Daniel. Pemuda yang berpenampilan kacau itu berbalik menatap tajam kakaknya yang merupakan salah satu sumber masalahnya, kebencian tak repot-repot ditutupi Daniel untuk kakaknya. Ah, bahkan mengingat status kakak-adik yang melekat pada mereka membuatnya muak ralat -sangat muak.

"Ini gara-gara kau brengsek! Kau yang membuat Seongwu berpaling dariku, kau yang membuat Seongwu pergi dariku. Kau penyebabnya sialan, kau penyebab hancurnya kehidupanku!! Dan sekarang kau masih bisa menasehatiku? Pergi ke neraka sana sialan!!!" teriak Daniel emosi, bahkan ia tak peduli jika kedua orang tuanya mendengar kata-kata kasarnya. Sungguh yang ia ingin adalah menumpahkan emosi yang selalu melandanya selama tiga bulan terakhir ini.

Kang Brian, si sulung Kang itu menatap adiknya dengan pandangan tak terima, "Kau menyalahkanku? Kau menyalahkanku karena Seongwu berpaling dan meninggalkanmu. Kau harusnya sadar idiot, kalau dia serius denganmu,  dia gak akan berpaling darimu. Kalau dia pemuda baik-baik, dia tidak akan mengencaniku -kakak dari kekasihnya sendiri. Tekanin tuh kata 'Mengencani kakak dari kekasihnya sendiri'. Apa fakta sialan itu kurang cukup buat menghapusnya dari kehidupanmu? Apa tingkahnya kurang brengsek mengkhianatimu dengan berkencan denganku?"

Bagai tertikam pisau tepat pada jantungnya, ucapan Brian-fakta yang Brian ucapkan begitu menusuknya. Fakta yang ia sangkal mati-matian bahwa Ong Seongwu-kekasihnya tak mungkin setega itu, tak mungkin sekejam itu padanya. Namun kenyataannya...

Menangis, Daniel menangis lagi untuk malam ini seperti malam-malam sebelumnya tiga bulan terakhir. Membuat kesunyiaan malam berisikan isakan si bungsu Kang dan tatapan tajam si sulung Kang.

ETUDE [OngNiel Project]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang