15. HERE WE GO AGAIN

778 85 163
                                    

Here We Go Again / Fanboi
Ardhito Pramono

...
Fly miles away
With all my dignity
Savin' all my fireworks
Will you ever notice me?

02:24 ━━━━━━●─ 03:31
⇆ㅤ ㅤ ◁ ❚❚ ▷ ㅤ↻

Anak panah melesat tepat di titik tengah. Namun tidak lama anak panah tersebut terbelah menjadi dua. Daniel mengedarkan pandangannya. "Siapa tadi yang berani menghancurkan anak panah ku?"

Tampak seseorang berlari menjauh dari belakang Daniel. Daniel hendak mengejar orang tersebut namun dihentikan sahabatnya. "Sudahlah, paling juga adik kelas yang iseng"

"Woah menarik. Baru kali ini ada adik kelas yang bisa mecahin anak panah yang menancap di titik tengah. Tapi tetap saja tidak sopan melakukan perlawanan tanpa ijin."

"Hahaha lawan mu tuh Niel bentar lagi punya saingan kamu hahaha yasudah aku mau ke asrama mau mandi"

"Eh eh ndak mau nungguin aku? Bantuin beresin ini dulu heh heh hmm" Daniel mendengus kesal memungut anak panah nya satu per satu. "Ehem..."

"Oh balik lagi to? Ndang bantuin aku ngambilin anak panah"

"Hmm... Masa baru dateng disuruh mungutin anak panah to mas?" Daniel melotot mendengar suara protes yang ia kira Tian, Daniel menoleh.

So here we go again, I kissed that boy again
But suddenly it must come to an end

"Lho Seongwu!" Daniel menepuk keras bahu Seongwu. "Mas tanganmu tuh gede lho, sakit tau" Seongwu kesal, mengusap-usap bahunya.

"Sorry sorry tak kira Tian, maaf ya" Seongwu mengangguk dengan muka kesal. "Eh tunggu! Tadi kamu to yang mecahin anak panah mas?" Daniel menyadari baju dan postur tubuh laki-laki yang berlari setelah berhasil menembus anak panahnya sama dengan Seongwu.

"Hehehe habisnya tadi keliatannya serius banget latihannya"

"Berani ya... Lagian kamu kemana aja sih? Mas kangen Wu di chat juga gak aktif nomormu" panah mata Daniel lurus menancap pada retina Seongwu. "Nanti malam saja Seongwu jelasin, mau mandi dulu habis ini ada perkumpulan to mas" Seongwu memutus tatapan mereka, membantu memasukan anak panah Daniel yang masih berserakan.

Daniel Gandhi Casugraha anak didik Sekolah Sriwedari sejak usia 8 tahun yang saat ini sudah berusia 19 tahun, Sriwedari bukan sekolah formal yang berjenjang. Sekolah ini mengajarkan semua hal tentang jawa kuno, sejarah, budaya, unggah ungguh, dan segala seluk beluk nya.

Gedung utama Sriwedari bukan bangunan mewah di tengah kota. Jika kalian melihatnya mungkin akan mengira bahwa sekolah ini sekolah alam. Dekat sawah, sungai, beberapa meter dari hutan, rumah-rumah adat jawa dengan halaman yang sangat luas menjadi gedung utama sekolah ini.

Terdapat lahan untuk memanah dan berkuda. Lapangan olahraga juga tetap ada disini, tenis, sepak bola, voli, basket, bulu tangkis atau olahraga softball tersedia di belakang asrama. Untuk asrama terdapat 4 gedung bertingkat dengan fasilitas modern, keempat gedung di sesuaikan dengan usia masing-masing peserta didik.

Daniel masih rebahan diatas ranjangnya menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong. "Mandi to Niel, habis ini ada perkumpulan"

"Tian, tahu ndak Seongwu sudah disini" Tian masih menggosok rambutnya dengan handuk "Belum, apa udah pulang?"

"Yang iseng tadi itu dia"

Tian menatap Daniel serius, "Maaf Raden Mas, apa sebaiknya Raden Mas Daniel tidak memiliki rasa dengan Ong Seongwu?"

ETUDE [OngNiel Project]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang