17. LUCKY

571 82 43
                                    

Ini hanya sepenggal kisah Seongwoo Luki Kalatirta yang merasa sangat beruntung mencintai dan dicintai oleh sahabatnya, Daniel Wisnu Arimurti.

Warn: LocalAU, BxB, Bahasa Baku+Non-Baku

Do you hear me,

I'm talking to you
Across the water across the deep blue ocean
Under the open sky, oh my, baby
I'm trying

"Sayang? Halo-oo-oo~~~"

"Woo?

"Kamu melamun ya?" racau Daniel sembari melambaikan tangan di depan kamera telepon genggamnya. Di ujung sana nampak sesosok pria manis yang tersentak, tersadar dari lamunannya akibat panggilan sang kekasih.

"Eh, iya, ah, hehehe..... Maaf, Sayang." Sahut si manis sambil nyengir.

"Denger nggak tadi aku bilang apa?" lanjut Daniel.

"Eng....enggak. Hehe..."

"Hadeh.... Kuulang, ya. Jadi, bulan depan aku pulang. Lalu....kita ke Pacitan, ya? Aku mau menghadap orang tuamu."

"Hah?" si manis bernama lengkap Seongwoo Luki Kalatirta terperangah, masih mencoba mencerna kalimat yang dilontarkan sang kekasih.

"Kok 'hah' sih? Kamu nggak seneng aku pulang?" Terlihat Daniel mencebik.

"Eh, enggak kok, mana ada aku nggak seneng kamu pulang, gila aja."

"Aku cuma kaget aja, soalnya terakhir kamu bilang masih ada 1 cruise lagi makanya 6 bulan lagi baru bisa pulang....siapa yang nggak kaget coba, tau-tau kamu ngomong pulang depan, udah gitu kamu ngajak pulang Pacitan. Untung aku nggak sampe keselek handphone lho ini tadi," jelas Seongwoo panjang lebar dengan punchline garing yang sukses membuat lawan bicaranya tertawa terbahak-bahak sampai memegangi perut. Receh memang.

Begitulah sekilas gambaran percakapan jarak jauh yang sudah layaknya makanan pokok bagi keduanya. Ya, semenjak Daniel mulai bekerja untuk salah satu perusahaan kapal pesiar yang mengharuskannya berada di atas lautan selama berbulan-bulan.


Boy I hear you in my dreams
I feel your whisper across the seaI keep you with me in my heart
You make it easier when life gets hard

Entah karena benang merah atau apalah itu, tapi Daniel selalu tahu saat Seongwoo berada dalam masalah atau sedang mengalami kesulitan. Itu juga yang membuat Daniel nekat menelepon Seongwoo meski situasi di kapal sedang sangat hectic karena memang penumpang sedang membludak.

Ketika itu kapal pesiar tempat Daniel bekerja sedang berlabuh di Helsinki, dan meski saat ini di Solo sedang tengah malam, Daniel mengikuti panggilan hati untuk menelepon Seongwoo. Dan benar saja, Seongwoo masih terjaga dan menjawab telepon dengan suara parau.

"Ha-halo? Daniel?" parau sekaligus sengau, Daniel yakin mata indah Seongwoo sudah sangat sembab sekarang ini. Sejenak terdiam, menghela nafas, Daniel kemudian melanjutkan," Soal dia lagi ya pasti?"

"He-em," lirih Seongwoo.

Dia yang dimaksud adalah Kakak Seongwoo, yang semenjak Seongwoo kecil memang sudah sering melontarkan kata-kata yang nyelekit. Bisa dibilang, Seongwoo mengalami mental abuse dan pelakunya tak lain dan tak bukan adalah kakak kandungnya sendiri.

ETUDE [OngNiel Project]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang