Kringgg kringgg kringgg
Inilah hal yang sebenarnya paling Carly benci. Bel istirahat. Carly lebih suka belajar, membaca dan sebagainya. Ketimbang jajan ia lebih memilih membaca buku satu rak.
Carly menghela nafas pasca Bella menarik paksa tangannya pergi menuju kantin.
"Carly" panggil seseorang yang Carly yakini pasti Okta.
Carly berhenti. "Apa?" Tanya Carly ketus.
"Anterin gue ke perpus yuk" ajak Okta sukses membuat Carly menatap Okta berbinar. Carly mengangguk.
"Yah Carly, trus Bella sama siapa?" Lirih Bella memanyunkan bibirnya.
"Di kantin ada Aura. Cari aja" ujar Okta.
Bella mengangguk dan segera pergi ke kantin.Okta menatap Carly sambil tersenyum. "Yuk!" Ajak Okta lembut. Carly hanya tersenyum malu.
Lalu mereka pun pergi ke perpus. Sepanjang perjalanan mereka tertawa tawa dan terkadang Carly tersipu membuat Okta mengacak pucuk kepalanya.
Sesampainya di perpus Carly dan Okta memilih tempat dekat buku buku dengan ukuran besar dan tebal.
Carly langsung sibuk memilih buku yang ia cari. Setelah menemukannya ia membawa buku itu kemejanya.
Okta membulatkan matanya tatkala melihat buku yang Carly bawa. "Gila lo Car itu buku apa tumpukan koran?, yakin mau lo baca?" Tanya Okta heboh.
Carly tersenyum. "Iya" jawab Carly singkat.
Okta tersenyum kecut. Iya?. Sesingkat itukah? Miris sekali hidup gue. Pikir Okta miris.
"Carly" panggil Okta sedikit gugup.
"Hm?" Sahut Carly masih fokus dengan bukunya.
Okta meneguk susah salivanya. Mengatur nafas dan juga mengatur detak jantungnya.
"Carly kalo gue s-suka sama lo gimana?" Tanya Okta gugup. Carly tertegun.
Carly menatap Okta intens. "Ya gitu emang maunya gimna?" Tanya balik Carly.
"Ya-ya lo gak suka gitu sama gue?" Tanya Okta gugup.
"Kalo suka kenapa?" Tanya Carly santai tapi sebenarnya ia sekarang tengah merasakan teriak sambil terjun bebas.
"Serius lo?! Kalo gitu lo mau gak jadi pacar gue?" Tanya Okta semangat.
"The reason?" Tanya Carly serius.
"Karna lo baik"
"Kalo aku jahat?"
"Gue bakal tetap sama lo dan berusaha mengubah lo jadi baik"
"Kalo aku gak bisa berubah?"
"Gue bakal lakukan apapun supaya lo jadi baik. Sekalipun nyawa gue taruhannya"
"Apa omongan kamu bisa aku pegang?"
"Bisa kok"
"Kalo ternyata kamu ingkar?"
"Gue siap nerima hukumannya"
"Kamu yakin?, hukumannya akan lebih parah dari yang Bella lakuin buat Asfa"
"Gue yakin"
"Oke"
"Oke?"
"Oke a-aku m-mau ja-jadi pa-pacar ka-kamu" ujar Carly dengan pipi tersipu malu. Okta terkekeh.
Dan Okta segera menggendong Carly menuju kantin. Wajah Carly memerah malu dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Okta.
Sesampainya di kantin murid murid berteriak histeris kala melihat pasangan romantis itu. Aura, Bella ,Bagas dan Asfa bingung.
Mata mereka membola tatkala melihat pamandangan Carly dan Okta berjalan menuju meja mereka bak pengantin baru.
"Wanjay gurinjay gaya lo tong udah kayak penganten baru ck ck ck" heboh Andi si ketua kelas.
Okta hanya menanggapinya dengan senyuman. Okta menurunkan Carly secara perlahan. Dan langsung menggenggam tangan Carly begitupun sebaliknya.
"Ehm. Masih ada yang jomblo" dehem Asfa kesal. Okta dan yang lain hanya terkekeh geli.
"Bella aja nyantai kenapa lo marah marah?" Sindir Bagas. Asa mendengus.
"Iya kan bel?" Tanya Okta
"Apa?"tanya Bella bingung. Yang ia tahu Carly dan Okta pacaran udah itu aja.
"Bella sama Asfa kenapa gak pacaran aja?" Tanya Bagas menaik turunkan alisnya. Bella dan Asfa membulatkan matanya.
"OGAH" jawab Bella dan Asfa berbarengan.
"Ngapain kamu ngikutin?"
"Ngapain lo ngikutin?"
Ucap Bella dan Asfa berbarengan. "Jodoh" celetuk Aura disertai kekehanya.
Gubrak
Bella menggebrak meja dan pergi begitu saja dari kantin. Mereka terlojak kaget terkecuali Asfa ia sudah biasa dengan situasi seperti ini. Asfa kembali menyeruput jus jeruk miliknya.
**********************
Terus baca ya....
Jangan lupa vote dan komen🙂🙂🙂Salam hangat
Puput❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
CIH, DASAR JELEK
RandomSyakira Aqila Syabella perempuan dengan paras cantik bak malaikat. sifatnya baik, ramah dan ceria. semuanya terlihat baik - baik saja sampai ia bertemu dengan sosok lelaki yang menurutnya menjengkelkan. dia adalah Dzikria Asfa Jaelani. ia sengaja me...