indah, rasanya tak cukup hanya sepatah kata untuk menggambarkan tentang utuhnya dia.
Tentang sesuatu yang hadir tapi terus diabaikan.
Tentang kisahnya yang terlampau sakit untuk terus dilanjutkan.
Maka , biarkan takdir yang membawa cerita serta bahagianya untuk diabadikan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"seongmin ngapain sih?"
bangun pagi sudah menjadi kebiasaannya, tapi yang bukan menjadi kebiasaan adalah seongmin memasak nasi goreng?
"nyiapin bekal kak"
wonjin berdengung sejenak,aneh sekali adiknya ini.kemarin-kemarin juga seperti ini, tiap pagi sibuk sendiri.sedang kasmaran?
"perasaan kamu nggak suka nasi goreng"
wonjin menyambar sendok dari genggaman seongmin,lalu menyendokkan nasi goreng yang masih hangat untuk ia kunyah.
"rasanya lumayan" ocehnya bak seorang juri acara kompetisi masak setelah ia menelan makanannya.
"Sempurna" dia yang tadinya mendengus karena sendok untuk dimasukkan ke dalam kotak bekal dengan seenaknya dicuri, kini berubah menjadi senyum cerah setelah makanannya dinilai tidak terlalu buruk. "dia pasti suka kan kak?"
"siapa?"
"taeyoung"
sungguh, wonjin tidak pernah ingin adiknya jatuh hati pada pria itu.tapi apa yang bisa dia lakukan?,hati tidak bisa memilih.
"kamu suka dia?"
wonjin mengikuti langkah adik manisnya ke dalam kamar untuk menyimpan kotak bekal ke dalam tas.
"Menurut kakak?" seongmin tidak ingin repot menjawab, karena mereka berdua dilahirkan menjadi pintar.tentu tidak sulit untuk wonjin menyimpulkan pertanyaan sederhana yang dia lontarkan barusan.