✨ ㅡflowers for uㅡ

378 32 12
                                    

Don't forget to play mulmed  for better experience (semoga ;-;) Happy Reading!









Kim Minkyu x Ahn Seongmin







Seongmin tersenyum menatap buket bunga tulip merah yang diberikan oleh Minkyu. Ia kemudian memindahkan bunga tersebut ke dalam sebuah vas kaca dan menatanya sedemikian rupa.

"Kali ini bunga apa?" Seongmin memutar kepala menghadap kakaknya yang bersandar di bingkai pintu kamarnya.

"Bunga tulip, kak! Kak Minkyu memetiknya langsung untukku " jawab Seongmin antusias. "Kak Minkyu bilang kalau bunga tulip melambangkan cintanya untukku" lanjut Seongmin dengan kekehan di akhir kalimatnya.

Wonjin tersenyum teduh, adiknya selalu bersemangat ketika mendapatkan bunga baru dari Minkyu. Entah sudah bunga keberapa yang telah Seongmin terima dari Minkyu karena setiap kali bunga sebelumnya layu, Minkyu akan menggantinya lagi dengan yang baru.

"Apa kamu bahagia dengan Minkyu-" Wonjin menjeda sejenak, ragu untuk mengatakan hal yang mungkin bisa menyakiti hati adiknya, "-yang tuna rungu? Atau perasaanmu itu hanyalah rasa kasihan terhadapnya"

Seongmin menatap bunga tulipnya dan tersenyum tulus seakan bunga tersebut menghubungkan antara dirinya dengan Minkyu, "Aku bahagia dengan kak Minkyu. Karena untukku, ungkapan cinta itu tidak hanya melalui perkataan tapi juga melalui tindakan pula. Jadi, aku tidak keberatan dengan kondisi kak Minkyu"

***

"Kak Minkyuuu~"

Seongmin langsung memeluk Minkyu begitu memasuki toko bunga milik keluarga Kim, lebih tepatnya nenek Minkyu. Seongmin langsung membaca gerak isyarat Minkyu kalau dia sebaiknya tidak memeluknya dulu karena dia masih belum berganti baju dan berkeringat.

"Berkeringat dari mana sih? Wangi tuh. Wangi lemon hehehe. Aw! huweee~" Seongmin merintih ketika pipi kanannya ditarik oleh Minkyu.

"Sekarang kamu tambah usil yah"

Seongmin hanya bisa menyengir setelah membaca gerak isyarat Minkyu. Seongmin memang bisa dikatakan ahli menerjemahkan gerak isyarat karena mommynya merupakan guru dan pemilik sebuah sekolah berkebutuhan khusus yang sudah ada selama hampir 3 generasi.

"Mau minum teh Chamomile?" tanya Minkyu dengan gerak isyaratnya.

Seongmin mengangguk antusias dan langsung mengikuti Minkyu menuju ruang penyimpanan untuk mengambil bunga Chamomile yang sudah dikeringkan. Begitu masuk, wangi berbagai bunga kering memasuki indra pembau Seongmin. Baunya tercampur-campur, namun membawa sensasi nyaman baginya.

Seongmin melihat-lihat kontainer lainnya selagi Minkyu mengambil bunga Chamomile kering di rak bagian atas. Tiba-tiba, netra tajamnya melihat sebuah kontainer asing yang terisi dengan kayu-kayu kering berwarna coklat terang. Seongmin meraih kontainer tersebut dan melihatnya dari dekat. Ia tidak ingat keluarga Kim mempunyai pohon yang kayunya berwarna seperti ini.

Seongmin berjengit kaget ketika pundaknya ditepuk oleh Minkyu, "Sedang apa?"

Seongmin menatap Minkyu dan kontainer yang ia pegang bergantian, "Ini kayu apa, kak? Kok dipotong kecil-kecil gini sih" celoteh Seongmin, tidak menyadari perubahan air muka Minkyu. "Aku belum pernah lihat pohon di sekitar sini yang warna kayunya seperti ini"

"Itu hanya titipan orang sih. Baru datang kemarin" jawab Minkyu, "Yuk keluar, kubuatkan tehnya"

Seongmin mengangguk, kemudian meletakkan kontainer itu pada tempat semula dengan hati-hati. Entah kenapa, selama meletakkannya Seongmin merasakan sebuah firasat aneh, namun ia langsung membuangnya jauh-jauh. Untuk saat ini, ia tidak bisa mempercayai firasatnya karena kebanyakan firasatnya itu salah.

[✓] portatore de felicita' ; ahn seongminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang