Uang Jajan

304 41 6
                                    

Note : tolong baca terlebih dahulu prolog untuk mengetahui pemeran pemerannya untuk kenyamanan membaca kalian.





Pagi hari yang cerah.
Rain, Zain, mama dan papa sedang sarapan di meja makan.

"Mah. Nanti Zain pulang sore". Kata Zain ke mama 

"Memang ada kelas tambahan ?". Tanya Elina.

"Ia mah ada kelas tambahan". Kata Zain berharap di berikan maksud dari perkataanya di mengerti oleh mama.

"Ohhh gitu. Perlu uang jajan tambahan tidak?". Tanya Rizal ke anak bungsunya.

"Boleh pah". Kata Zain seneng karena mau di kasih uang jajan tambahan.

Papanya mengeluarkan dompet dari saku celananya.

"Mah, Rain juga pulangnya sore". Kata Rain ke mama.

"Ia". Kata Elina singkat.

"Rain ada ekskul mah". Kata Rain lagi.

Elina hanya menganggu mendengar Rain bicara kepadanya, tidak ingin mendengar dan tidak ingin tahu apa yang Rain katakan.

"Ini Zain uang jajan tambahannya". Kata Rizal sambil memberikan 3 lembar uang berwarna hijau ke Zain.

"Wahhh makasih papa". Kata Zain.

Lalu Rizal mengeluarkan uang lagi dari dompetnya. Rain sudah seneng banget bakalan dapat uang jajan tambahan jadi dia entar tidak usah pulang jalan kaki lagi. Rizal mulai menggerakkan tangannya. Rain juga mulai menggerakkan tangannya  menyambut tangan papanya, tapi ternyata uang itu untuk Elina.

"Mah ini uang belanja Minggu ini". Kata Rizal ke Istrinya.

Rizal memberikan uang itu untuk belanja bulanan Elina. Zain yang liat itu langsung berkata kepada papanya.

"Pah. Kakak juga pulang sore. Papa tidak mau memberikan uang tambahan ke kakak?". Kata Zain ke papanya.

Rizal melihat ke arah Rain dan bertanya kepadanya.

"Rain. memang uang jajan kamu kurang?". Tanya Rizal.

"Ia pah uang jajan kakak kurang kemarin dia pulang jalan kaki". Jawab Zain mewakili kakaknya.

"Zain papa tanya ke Rain bukan ke kamu". Kata Rizal ke Zain agar tidak terus menjawab pertanyaan untuk Rain.

"Rain". Panggil Rizal untuk mendapatkan jawaban dari pertanyannya, sebenarnya kalau bukan karena Zain dia tidak akan bertanya kepada Rain.

"Emmm. Tidak usah di tambahin pah tidak apa apa. Rain suka jalan kaki". Kata Rain berbohong karena takut kepada papanya.

"Ohhh ya sudah itu keinginan kamu". Kata Rizal memasukan kembali dompetnya kedalam saku celananya.

Di sekolah.

"Kakak". Panggil Zain.

"Apa Zain?". Sahut Rain.

"Ini uang jajan tambahan untuk kakak". Kata Zain.

"Ini uang kamu bukan?. sudah untuk kamu saja". Kata Rain menolak uang yang diberikan Zain.

"Emmm ini tadi... Di.. kasih mama ia di kasih mama. Katanya untuk kakak". Kata Zain bohong.

"Ohhh. Kenapa mama tidak memberikannya langsung tadi". Kata Rain sambil ngambil uang di tangan Zain dan memasukannya ke saku celana dengan senang.

"Ia katanya tadi mama lupa". Kata Zain bohong lagi.

'Aku pikir mama tidak akan perduli sama seperti papa ternyata perduli'. Batin Rain senang banget.


ONLY HOPE  (The End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang