Setalah mendengarkan cerita dari Rain tentang keluarganya saat perjalanan pulang membuat Aidan merasa bersalah telah marah tanpa tau penyebab dari kaburnya Rain dari rumahnya.
Sampai di rumah. Aidan berusaha untuk membuat hubungan dia dengan Rain tidak berjarak seperti tadi saat dia belum mendengar penjelasan dari Rain, tapi itu semua seperti sia sia. Dia melihat Rain yang terus terdiam setelah menjelaskan dan menceritakan semuanya kepada dirinya. Aidan memutuskan untuk masak setelah mengganti bajunya untuk memperbaiki hubungannya dengan Rain, tapi saat dia baru keluar dari toilet dia melihat Rain sudah rapih dengan pakaian yang dia kenakan kemarin dan sudah melipat seragam yang dia pinjamkan rapih di atas ranjang.
"Kamu sudah ganti pakaian. Ayo kita makan aku akan masakan makanan yang enak buat kamu, walau hanya mie instan". Kata Aidan sambil tertawa.
Rain menatap mata Aidan dan dia akhirnya sudah memutuskan...
"Aku tidak jadi menginap, aku akan pulang hari ini. Terimakasih sudah mengizinkan aku menginap disini". Kata Rain membuat Aidan seperti di remas hatinya."Kenapa?. Apa karena kamu berbohong jadi kamu merasa tidak bersalah dan ingin pulang?". Tanya Aidan kaget saat Rain tidak jadi menginap.
"Ya. Aku merasa bersalah kepada kakak dan orang tua kakak karena sudah berbohong". Kata Rain sedih sebenarnya dia tidak ingin pulang.
"Tidak apa apa. Orang tuaku pasti mengerti ke adaan kamu, saat kamu mengatakan yang sebenarnya kepada mereka". Kata Aidan berusaha untuk membuat Rain tetap menginap.
Rain masih ragu jika orang tua Aidan akan mengerti, dia takut orang tua Aidan akan memintanya menelpon orang tuanya untuk membawa dia pulang dan hal hal yang sama akan terjadi lagi padanya sesampai di rumah.
Selama perjalanan pulang bersama dengan papanya. Zain menceritakan tentang kakaknya, dia memberitahu keadaan dan dimana kakaknya sekarang dan Zain juga memberitahu kakaknya akan pulang besok.
Rizal yang mendengar itu langsung mengendarai mobilnya agak cepat karena dia ingin memberitahu keluarganya tentang Rain yang sudah di temukan keberadaannya. Sekaligus dia ingin bertanya kepada orang tuanya tentang Aidan kakak kelas Rain tempat Rain menginap.
Sampai di rumah.
Rizal langsung mencari orang tuanya dan istirnya untuk memberitahu tentang Rain. Ternyata mereka semua sedang ada di dapur."Rain sudah ketemu". Kata Rizal senang.
Semua orang yang ada di dapur mendengar itu sangat senang karena Rain akhirnya di temukan.
"Ayah ibu tau tentang Aidan?. Rain sekarang ada di rumah Aidan". Kata Rizal.
Kakek nenek berusaha mengingat siapa itu Aidan karena Rain jarang sekali membicarakan tentang temannya.
"Ohhh. Itu Aidan yang Rain bicarakan waktu bagi rapot". Kata Nenek.
"Bagi rapot?". Tanya Elina.
"Ia. Waktu itu Rain pernah cerita kalau Aidan mau membantu Rain untuk mengambil rapot dia dengan orang tuanya sebagai wakil Rain karena waktu itu kalian tidak bisa ambil karena ada acara di kelas Zain. Nenek di telpon oleh wali kelas Rain untuk ambil rapot itu saat Rain kelas 3 SMP". Kata nenek mengingat kejadian itu.
Elina dan Rizal merasa buruk menjadi orang tua sampai anaknya mengambil rapot saja hampir di wakili oleh orang tua murid lain.
Nenek dan kakek melihat ekspresi wajah anak dan menantunya sudah yakin kalau mereka tidak tau apa apa tentang Aidan. Nenek dan kakek juga tidak ada niat untuk bertanya dan sudah tau apa jawaban yang akan mereka katakan nanti.
"Ibu tau dimana rumah Aidan?". Tanya Rizal.
"Di perumahaan Sky cloud, 30 menit dari sekolah jaraknya, untuk nomor rumahnya ibu tidak ingat". Kata nenek tidak ingat nomor rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY HOPE (The End)
General FictionAku hanya berharap aku dapat di perdulikan dan di sayang oleh keluargaku. Apa salahku? Dan kenapa keluarga aku memperlakukan aku seperti ini?. tidak adil dalam memberikan kasih sayang, hanya adikku yang di sayang oleh orang tua ku. Aku mulai merasa...