Keluarga Zonan masih mencari Rain yang entah dimana. Mereka sudah mencari di rumah teman teman Rain yang nenek dan kakek tau, tapi Rain tidak ada di sana.
"Ibu ayah mungkin tau teman Rain yang lain?". Tanya Elina ke mertuanya.
"Tidak itu semua yang ibu ingat karena Rain memasukan nomor telpon teman temannya di Handphone ibu". Kata nenek ke menantunya.
"Di handphone ayah?". Tanya Rizal.
Ayah hanya menggelengkan kepala semua yang ada di handphone istrinya sama dengan yang ada di handphonenya.
"Kalian berdua bagaimana?". Tanya kakek ke anak dan menantunya.
"Rain tidak pernah cerita tentang teman temannya di sekolah, bahkan dia tidak pernah cerita bagaimana sekolahnya". Kata Elina merasa sangat tidak berguna sebagai orang tua Rain.
"Ya ampun kalian sangat jahat sama Rain". Kata kakek ke anak dan istrinya.
Mereka kaget saat mendengar pengakuan dari anak dan menantunya yang tidak tau sama sekali tentang teman teman Rain, bahkan mereka tidak tau tentang sekolah Rain juga.
Hari sudah semakin larut, langit sudah mulai menggelap dan matahari mulai berganti dengan bulan, belum ada tanda atau kabar tentang Rain sampai saat ini.
"Kita lapor polisi saja bagaimana?". Saran nenek.
"Besok kita lapor polisi kalau Rain belum kembali". Kata kakek tidak lagi menanya pendapa Elina dan Rizal.
Akhirnya mereka pulang tanpa hasil apapun tentang pencarian Rain hari ini. Rain di culik atau kabur mereka sama sekali tidak tau.
Malam hari di rumah Aidan. Rain sedang tiduran di kamar Aidan setelah dia makan karena wajah Rain yang masih pucat. Rayana mama Aidan juga khawatir dengan ke adaan Rain dan membiarkan Rain untuk menginap di rumahnya. Aidan juga dari siang menemani Rain di kamar, walau Rain tidur dan dia bermain Handphone.
Rayana sedang masak di dapur untuk makan malam, setelah selesai memasak dia memanggil Rain dan Aidan di kamar. Saat dia masuk ke dalam kamar Aidan, dia langsung tersenyum, ada rasa rindu di hatinya saat melihat Aidan dan Rain yang sedang tidur.
'Raihan kamu dimana?'. Batin Rayana mengingat anak Bungsunya yang sudah belasan tahun menghilang dan belum di ketahui keberadaanya.
Rayana mendekati Aidan dan Rain yang sedang tertidur nyenyak. Rayana duduk di samping Rain dan memperhatikan wajah Rain yang mirip seperti dirinya. Wajah Rain mengingatkan dia dengan Raihan yang belasan tahun hilang karena kesalahan dia dan suaminya. Tanpa di sadari tiba tiba tangan Rayana mengelus pipi Rain yang sedang tertidur, itu membuat Rain yang sedang tertidur terbangun.
"Tante". Kata Rain yang terbangun dan melihat ada mama Aidan di sampingnya.
"Maaf kamu terganggu ya tidurnya?". Tanya Rayana.
"Tidak tante". Kata Rain yang sudah sepenuhnya sadar.
Aidan yang mendengar suara orang berbicara langsung terbangun dari tidurnya, dia melihat Rain dan mamanya di kamarnya.
"Sudah waktunya makan malam". Kata Aidan langsung bangun dan berjalan menuju dapur.
Rain dan Rayana hanya bisa tertawa kecil melihat kelakuan Aidan yang baru bangun tidur langsung pergi ke dapur dengan ke adaan rambut dan pakaian hang berantakan.
Di dapur. Aidan sudah duduk di kursi meja makan sambil merapihkan rambut dan pakaiannya. Aidan melihat mamanya dan Rain baru sampai dapur.
"Mah. Papa belum pulang?". Tanya Aidan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY HOPE (The End)
General FictionAku hanya berharap aku dapat di perdulikan dan di sayang oleh keluargaku. Apa salahku? Dan kenapa keluarga aku memperlakukan aku seperti ini?. tidak adil dalam memberikan kasih sayang, hanya adikku yang di sayang oleh orang tua ku. Aku mulai merasa...