Setelah Aidan memberi beberapa makanan, dia kaget melihat Rain yang sudah memasuki daerah bebatuan dan menaiki salah satu batu di sana. Dia langsung berlari menuju daerah bebatuan untuk mencegah Rain masuk lebih dalam lagi, tapi sayang Rain sudah masuk lebih dalam ke daerah bebatuan itu.
"RAIN KELUAR DARI SANA SEKARANG. DI SANA BERBAHAYA KELUAR". Teriak Aidan sambil berlari ke arah daerah bebatuan itu.
Rain mendengar teriakan Aidan tidak menggubris teriakan Aidan dan terus masuk lebih dalam lagi ke daerah bebatuan untuk mencari Zain.
Di bebatuan Rain perlahan lahan melangkah memijak satu persatu batu di sana karena bebatuan di sana licin jadi dia harus berhati hati.
Dia mencari adiknya di sana tapi tidak ada dan di memutuskan untuk kembali karena semakin ke dalam bebatuan di sana semakin licin dan tidak mungkin Zain melewati daerah itu melihat bebatuan yang begitu licin. Sementara Aidan sedang menyusul Rain yang masuk ke dalam Area bebatuan, tidak sengaja bertemu dengan Zain yang menuju keluar daerah bebatuan itu."Rain ayo keluar, tadi aku melihat Zain sudah keluar dari sini!". Teriak Aidan memberitahu kalau Zain sudah ketemu.
Rain yang mendengar itu langsung perlahan lahan memutar arah dan menuju arah keluar dari daerah bebatuan itu. Dia melihat Aidan yang sedang berjalan ke arahnya.
"Apa Zain sudah ketemu?". Tanya Rain ke Aidan.
"Sudah ayo keluar". Kata Aidan membantu Rain untuk berpijak.
Mereka berdua perlahan lahan keluar dari bebatuan itu karena bebatuan di sana licin Rain beberapa kali terpleset kalau tidak di pegang oleh Aidan.
Rain yang dari tadi melihat ke bawah untuk melihat pijakannya, jadi tidak fokus saat Zain tiba tiba memanggilnya.
"Kakak". Panggil Zain.
Rain kehilangan ke seimbangan karena salah berpijak, hampir saja kepalanya terbentur oleh batu karena dia hampir jatuh.
"Fokus Rain". Kata Aidan dengan tegas karena takut Rain terjatuh lagi.
Akibat terlalu fokus kepada Rain membuat Aidan lupa untuk memilih pijakan yang benar itu membuatnya terjatuh dan Rain yang mencoba untuk menahan Aidan tidak kuat lalu terjatuh bersama dengan Aidan. Mereka berdua tidak sadarkan diri setelah kepala mereka terbentur oleh batu. Darah mulai keluar dari kepala mereka akibat terbentur bebatuan.
Zain yang melihat kakak dan Aidan jatuh langsung meminta tolong kepada orang orang sekitar agar membantu kakaknya dan Aidan yang terjatuh di bebatuan itu.
Orang orang di sekitar langsung datang dan membantu Rain dan Aidan yang sudah tidak sadarkan diri di daerah bebatuan itu. Orang orang yang membantu juga kesulitan karena bebatuan yang licin.
Setelah beberapa menit mereka mencoba mengeluarkan Rain dan Aidan dari daerah bebatuan itu membuahkan hasil, mereka berhasil mengeluarkan Rain dan Aidan yang sudah tidak sadarkan diri.
Zain langsung berlari memanggil orang tuanya dan orang tua Aidan.
Setelah sampai dan mereka mendengar kabar buruk tentang Rain dan Aidan langsung bergegas ke daerah bebatuan untuk melihat kondisi anak anak mereka.Setelah sampai, mereka semua kaget melihat ke adaan Aidan dan Rain yang kepalanya sudah berlumuran darah. Mereka langsung memanggil ambulan dan membawa Rain dan Aidan ke rumah sakit terdekat untuk di tangani oleh dokter.
Sampai di rumah sakit.
Aidan dan Rain langsung di masukan ke dalam ruang UGD untuk di tangani suster dan Dokter.1 jam berlalu dokter keluar dari ruang UGD membawa berita baik dan buruk tentang Rain dan Aidan yang masih di dalam UGD dalam penanganan suster.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY HOPE (The End)
Ficção GeralAku hanya berharap aku dapat di perdulikan dan di sayang oleh keluargaku. Apa salahku? Dan kenapa keluarga aku memperlakukan aku seperti ini?. tidak adil dalam memberikan kasih sayang, hanya adikku yang di sayang oleh orang tua ku. Aku mulai merasa...