Keluarga yang harmonis

637 47 22
                                    

Note : tolong baca terlebih dahulu prolog untuk mengetahui pemeran pemerannya untuk kenyamanan membaca kalian.



Keluarga Zonan yang harmonis.
Begitu pandangan orang.

Di pagi yang cerah.
"Zian bangun sudah pagi sekolah!". Teriak Elina dari dapur membangunkan putra bungsunya.

"Ia mah". Sahut Zian.

Zian keluar dari kamar dan berjalan menuju dapur.

"Mama kakak sudah bangun mah?". Tanya Zian.

"Coba kamu bangunkan dia". Kata Elina.

"Kenapa mama tidak sekalian bangunkan?". Kata Zian.

"Ada kamu, kamu saja yang bangunkan". Kata Elina yang sibuk menyiapkan sarapan untuk anak dan suaminya.

Zian akhirnya menuju ke kamar Rain yang tidak jauh dari kamarnya. Zain masuk ke kamar Rain yang lebih kecil dari kamar Zain. Kamar Zain besar tidak seperti kamar Rain yang kecil.

"Kakak bangun". Panggil Zain dari luar kamar Rain.

Di dalam kamar Rain sudah rapih dengan baju seragamnya.
"Kakak sudah bangun dari tadi Zain". Kata Rain dari dalam kamar.

Pintu kamar Rain terbuka dan Zain masuk kedalam kamar Rain.
"Kak kenapa tidak membangunkan  Zain?". Kata Zain kesal.

"Kata mama nanti mama yang membangunkan kamu". Kata Rain sambil tersenyum.

"Ohhh". Sahut Zain.

"Ya sudah kamu siap siap. Kakak turun duluan ya". Kata Rain sambil jalan keluar kamarnya.

"Oke". Sahut Zain ikut keluar kamar dengan Rain. Dia pergi ke kamarnya untuk bersiap siap.

Rain sampai di dapur melihat mamanya dan menyapa mamanya.

"Pagi mama". Sapa Rain.

"...". Elina tidak menjawab sapaan Rain.

Rain duduk di meja makan di sana juga sudah ada papa yang sedang baca koran.

"Pagi papa". Sapa Rain ke papanya.

Rizal hanya melirik Rain dan lanjut baca koran lagi.

Elina memanggil Rain yang baru saja datang ke dapur bersama dengan Zain.

"Tolong cuci panci ini ya". Pinta Elina kepada putra sulungnya.

"Ia mah". Kata Rain berjalan menuju tempat cuci piring.

Elina tidak perduli Rain itu sudah rapih dan memakai seragam walau dia sudah liat itu dia tetap meminta Rain untuk mencuci panci.

"Pagi mama". Sapa Zain.

"Pagi sayang. Sarapan sana". Kata Elina dengan senyum kepada Zain.

"Pagi papa". Sapa Zain.

"Pagi sayang. Ayo duduk sarapan sama papa". Kata Rizal langsung melipat korannya dan sarapan bersama Zain.

"Kakak ayo sarapan". Panggil Zain mengajak Rain untuk sarapan bersama dia dan papanya.

"Rain sarapannya nanti, bantu mama dulu mencuci panci". Kata Elina.

"Ia kamu sarapan duluan saja". Kata Rain sambil cuci panci.

"Oke". Kata Zain lanjut sarapan.

Zain dan papa sarapan bersama sampai sarapan habis dan tersisa satu roti untuk Rain. Rain juga sudah selesai cuci panci dia duduk di meja makan. Dia liat cuma ada satu roti. Yas udah dia makan saja.

ONLY HOPE  (The End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang