9. Gara-gara Deadline

14 6 2
                                    

Genre: Motivasi
Jumlah Kata: 457
Isi:

"Rea, bangun!" teriak Melani dari luar.

Wanita paruh baya itu, terus saja berteriak dan sesekali mengomel tak jelas. Anaknya begitu lamban, terlebih saat libur.

Akibat pandemi, Rea diliburkan oleh pihak sekolah. Bukan hanya dia, tetapi semua temannya juga libur. Libur panjang yang menurutnya akan terasa sedikit membosankan.

"Rea!" teriak Melani sekali lagi.

***

Tampaknya, panggilan di luar membangunkan Rea dari mimpi indah. Dia segera bergegas untuk mencuci muka di kamar mandi, lalu berjalan menuju luar.

"Rea, sudah bangun? Baguslah. Ayo sini, kita makan!" ajak Melani.

Rea segera mengambil duduk dan sesekali memperhatikan Ibunya mengambil makanan.

"Makanlah." Berikan sepiring makanan.

Rea mengambil, lalu mulai makan dengan tenang. Makanan Melani selalu menjadi favorit. Terkadang, beberapa unggahan hasil buatan Melani terpajang di media sosial miliknya.

"Bagaimana?" tanya Melani saat melihat Rea begitu lahap.

"Seperti biasa, enak," jawab Rea antusias.

Melani tersenyum. "Oh, ya, nanti ada yang ingin ibu bicarakan."

Rea tidak banyak bicara. Dia hanya sibuk dengan makanan, hingga cukup anggukan kecil darinya sebagai tanda setuju.

***

Usai makan, Rea bersama Melani duduk di kursi ruang tamu. Melani tampak memperhatikan raut wajah anaknya, yang seperti bertanya-tanya?

Tak mau mengulur waktu, Melani segera memberikan satu lembar kertas berisi jadwal harian, yang harus Rea kerjakan. Tidak lupa, setiap pekerjaan memiliki waktu.

"Harus?" Rea mengalihkan pandangan, kemudian melihat Melani.

"Harus, dong. Kalau Rea telat, uang jajan Rea akan dipotong," ucap Melani sambil menyandarkan diri di sofa.

"Loh, kenapa?" Rea menatap tak percaya.

"Iya, Rea masih libur, jadi uang jajan yang sering ibu kasih, sekarang ada syarat lain."

Rea menghela napas, kemudian menyetujui semuanya. Mulai hari ini, Rea harus bisa mengatur waktu sebaik mungkin.

Esok harinya ....
Rea terlihat sedang membereskan tempat tidur, mengikuti jadwal yang Melani berikan. Jam tujuh, Rea harus bangun pagi, mandi, membereskan tempat tidur, lalu pergi makan.

Usai makan, Rea pergi belajar mengikuti jadwal dari Melani. Sepanjang hari, Rea mengikuti jadwal yang Melani berikan dengan baik.

Beberapa hari setelah itu, Rea sedang duduk di sofa seraya memainkan telepon. Rea membuka media sosial miliknya, lalu melihat-lihat apa yang sedang menjadi perbincangan hangat saat ini.

Sebuah notifikasi masuk, Rea membuka. Sebuah postingan dibagikan, dan dia ditandai dalam postingan tersebut.

"Apa ini?" Rea melihat-lihat dan menemukan sebuah grup menulis, milik Fitria Agustin.

Tampaknya, Rea sangat tertarik dan mulai mengikuti setiap persyaratan yang ada. Usai mengirim persyaratan, Rea harus kembali dihadapkan pada sebuah _deadline_ yang rumit.

Namun, seiring berjalannya waktu. Tanpa jadwal dari Melani, ibunya. Rea tetap bangun pagi, membereskan tempat tidur dan lain sebagainya.

Akhirnya, Rea setuju. Dia masuk ke sebuah grup kepenulisan. Di mana, setiap tugas harus dikirim tepat waktu. Setelah masuk, Rea bercerita banyak pada Melani.

Sekarang, Rea tak lagi bangun siang. Dari jadwal sederhana yang Melani buat untuknya, dapat membawa Rea menjadi seorang gadis yang perlahan mulai disiplin dengan waktu.

-Pitri Ani-
Kersik, 25 Juni 2020

Kumpulan CerminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang