***"Urghh.." kelopak mata Nicole membuka perlahan. Rasanya kepala nya masih pusing dan semakin pusing saat ia tersadar. Cowok beriris coklat itu menatap sekitar dan mendapati diri nya berada di uks. Ia bahkan masih mengenakan kaos olahraga nya. Kepalanya dililit oleh perban. Dan saat matanya menyapu pandang ke sekitar, ia menemukan sebuah Roti sandwich dan pulpy orange kesukaannya. Kebetulan perutnya sudah bergemuruh tanda lapar,akhirnya ia pun tanpa ragu melahap makanan itu.
"Lho,sayang kamu udah sadar?." tiba tiba Amara datang dengan jas dinasnya. Maklumlah,ia adalah ketua eskul pmr dan bertanggung jawab kalau ada yang terluka.
"Iya sayang. Tapi kok tiba tiba Aku disini ya?." tanya Nicole sambil memegang kepala nya. Mencoba mengingat sesuatu saja sudah membuat kepala nya pusing
"Kamu pingsan pas mau coba lindungin Aku dari bola voli yang mau mengarah ke kepalaku. Tapi yang ada kamu malah terbentur tiang net dan kepala kamu sedikit bocor. Tapi tenang aja aku udah obatin kok dan jahit luka nya. Wajar kamu masih pusing,udah jangan paksain inget ya tar kepala kamu sakit." peringat Amara,lalu tiba tiba kedua tangannya mengepal kuat. Wajah cantik alami nya menampakkan wajah geram.
"Aku yakin beb cewek kacamata itu berniat celakain aku tadi. Keliatan dari cara dia mandang aku,keliatan ga suka dan benci banget gitu."
"Hemm cewek yang mana?." tanya Nicole tak paham dengan jalan cerita kekasih nya itu. Lagian,ia sama sekali tak tau siapa cewek yang dimaksud kekasih nya.
"Itu loh beb yang waktu hari mos kamu buat dia pingsan gegara kena sepak bola kamu. Apa dia dendam tadi ya karena kejadian waktu itu?."
"Tapi kenapa dia benci nya malah ke kamu,kan harusnya benci nya ke aku."
"Hemm iya juga sih."
Kedua nya sama sama terdiam setelah itu. Membiarkan keheningan menguasai mereka. Mereka terjebak dalam pikiran masing masing.
Krieekk
Suara decitan pintu terdengar. Nicole pun langsung menoleh ke arah suara itu dan mendapati dari celah pintu yang sedikit terbuka,gadis berkacamata yang serasa familiar bagi nya terlihat dan tampak terkejut saat Nicole menatapnya dan langsung pergi entah kemana. Seketika dahi cowok itu berkerut,mungkinkah cewek itu cewek berkacamata yang kekasih nya maksud?
"Kenapa beb?." tanya Amara heran karena Nicole malah menatap lama ke arah pintu yang sedikit terbuka. Namun dengan cepat Nicole menggeleng.
"Gapapa kok beb."
*
Reina kembali dengan kaki yang gemetaran. Entah kenapa hanya ia ketauan Nicole ia jadi gugup sendiri. Ia pun berjalan ke meja nya dengan langkah tak bersemangat.
"Udah kasih roti dan minuman buat dia?." tanya Mika saat Reina telah duduk di sampingnya.
Namun gadis berkacamata itu hanya mengangguk pelan.
"Lo kenapa? Coba cerita sama gue." ujar Mika dengan raut wajah khawatir. Reina menatap Mika dengan tatapan sendu,hanya dia lah sahabat yang Reina punya sekaligus teman curhatnya di kala ia membutuhkan teman curhat. Bercerita dengan Mika,Reina sama sekali tak ragu untuk bercerita apapun kepada gadis ini. Padahal ia tergolong gadis pemalu yng bahkan tidak bisa mengatakan apa yang ia inginkan dengan jelas kepada orang orang.
"Tadi gue ketauan ngintip pembicaraan Nicole sama pacarnya. Dan gue ke gep smaa Nicole. Karena panik ketauan yaudah gue kabur. Gue takut karena Pacarnya tau kalo gue gak suka sama dia." ujar Reina dengan raut wajah kusut. Seolah hal seperti itu akan mengancam hidupnya.
"Kenapa lo takut? Dan kenapa lo gak suka sama dia? Setau gue Amara terkenal baik dan cantik. Jadi,apa yang gak lo suka dari dia?." ujar Mika dengan tatapan bertanya. Dan itupun membuat Reina menghela nafas. Hmm,,benar juga. Tampaknya ia memang harus bercerita secara lengkap pada sahabatnya ini.
"Jadi tuh gini...."
Dan akhirnya Reina pun menceritakan dengan singkat bagaimana ia bisa tergila gila pada Nicole,sampai alasannya mengapa ia tidak suka Amara. Dan setelah mendengar cerita sahabatnya pun Mika tertawa. Seolah hal itu adalah lucu bagi nya.
"Jadi lo suka sama kak Nicole dan lo gak suka sama kak Amara karena kak Amara pacarnya kak Nicole,gtu?." simpul Mika setelah mendengar cerita Reina. Reina pun hanya mengangguk dengan wajah yang memerah malu.
Mika menghela napas ketika melihat ekspresi Reina,lalu berkata. "Gue gak heran sih lo bisa suka sama Nicole. Bukan cuma lo aja kok yang suka,keknya hampir seluruh siswi di sekolah ini suka sama dia. Ya secara gitu kan,dia ganteng,putih,badannya tinggi kaya jago main bola wahh siapa sih yang gak tergila gila. Tapi yang jadi pertanyaannya,emang lo bisa bersaing sama pacarnya yang juga most wanted girl di sekolah ini?."
"Emmm.." Reina menundukkan kepalanya,lalu memainkan jari jari nya. Sungguh kenyataan itu menohok hati Reina. Ya,memang ia tidak bisa disandingkan dengan Amara yang segala nya. Ia dan Amara bagaikan langit dan bumi. Jauh sekali.
Mika mengerti perasaan Reina,karena itu ia mengenggam tangan Reina lalu berkata lagi," jatuh cinta itu gak salah kok. Dan jatuh cinta itu juga gak bisa milih,gue tau itu. Tapi kalo emang bener lo cinta sama kak Nicole terlepas dari segala kesempurnaanya, lo pasti bisa liat orang yang lo suka bahagia dengan pilihannya walau bahagia nya bukan sama lo."
Reina mengangkat pandangannya tiba tiba lalu bertanya,"Maksud lo? gue harus berhenti suka sama kak Nicole gitu?."
"Bukan belajar buat berhenti gak suka ,tapi harus bisa menerima kalau lo bukan ingin dia."
Reina menatap Mika setengah tidak percaya. Pikirannya semakin kusut,ia tidak tau lagi harus berbuat apa sekarang.
"Inti nya kalau dia emang jodoh lu pasti dia bakal dateng sendiri kok ke lo. Berdoa aja." ujar Mika disertai senyum manis. Dan senyum itu menular juga pada Reina. Ia juga tersenyum,namun senyumnya tampak dipaksakan.
"Jadi apa rencana lo sekarang?."
"Minta maaf ke kak Nicole."
***
Saat itu,Nicole tengah memeriksa lokernya. Ia ingin mengambil sepatu futsal nya yang ia taruh di lokernya dan pada saat ia mengangkat sepatu futsalnya,sepucuk surat berwarna pink juga coklat batangan ada di lokernya. Nicole terkejut mendapati surat dan coklat itu,lalu ia pun segera membuka isi surat itu kemudian membacanya.
Maaf telah membuatmu celaka kemarin. Aku sungguh tidak sengaja
Surat tanpa pengirim itu berhasil membuat alis tebal Nicole bertaut. Ia pun jadi bertanya tanya,siapakah yang mengirim surat itu. Dan pikirannya tertuju pada gadis yang ia lihat di celah pintu uks. Mungkinkah itu dia?
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Pengganti
Teen Fiction"Lo suka kan sama gue?" ujar Nicole percaya diri. Yang membuat Reina mematung pada saat itu juga. Detak jantungnya seketika berdebar kencang. Bagaimana ia bisa tahu? Nicole pun tersenyum manis,sudah bisa memprediksi apa reaksi dari gadis berponi pag...