14- Kenapa harus ada dia?

42 5 1
                                    


Kenapa harus ada dia diantara kita?

*****

Gadis cantik itu sedang memoles liptint warna  peach di bibir mungilnya. Berkaca di depan cermin besar di hadapannya sambil berlengak lengok memastikan penampilannya sudah ok. Dan tak lama setelah itu ada pesan masuk dari ponselnya. Segera ia membuka ponselnya itu. Dan sebuah ukiran senyum di wajahnya terlihat jelas ketika membaca pesan demi pesan itu. Alangkah bahagia nya ia pagi ini.

My mood 💕

Aku udah di depan rumahmu babe. Keluar dong 😘

*

"Amara,Nicole udah nunggu daritadi tuh di depan. Buruan samperin dia" peringat Desi,Mama Amara tatkala melihat anak gadisnya sudah muncul menuruni tangga. Amara pun tersenyum manis mendengar ucapan sang mama lalu segera menghampirinya dan langsung menciumi tangannya.

"Mara pergi dulu ya ma" ucap Amara dengan senyum yang tak bisa lepas dari wajahnya yang cantik. Desi mengelus puncak kepala anak gadisnya itu dengan sayang.

"Inget ya,sebelum maghrib kamu udah harus sampe di rumah"

"Iya maa tenang aja oke"

Desi menyunggingkan senyum simpul ketika anak gadisnya sudah perlahan menjauh memunggungi nya. Setelah punggung Amara dah benar benar menghilang dari pandangannya, ia segera berbalik lalu menutup pintu.

"Hy sayang dah lama nunggu ya"

Nicole menegakkan tubuh dari posisi bersandar pada mobilnya ketika Amara datang menghampiri. Senyum itu langsung Nicole hadiahkan pada Amara. Amara sedikit mengernyitkan dahi ketika melihat kendaraan Nicole. Jadi hari ini mereka tidak pergi naik motor?

"Kamu heran ya kenapa hari ini aku ga bawa si bleki" ujar Nicole sambil mengedipkan sebelah matanya dengan genit. Cowok itu seakan tau apa yang ingin ditanyakan oleh Amara.

Si bleki yang Nicole maksud adalah motor ninja berwarna hitam kesayangannya yang selalu ia pakai kemana mana.

"Iya kenapasi tumben bgt kamu bawa mobil. Kita mau pergi jauh ya? Mamah dah bilang loh kalo aku gaboleh pulang lewat dari jam maghrib" ujar Amara masih dengan pikiran yang mengawang awang. Ia sedang menebak sendiri mau kemana mereka ngedate hari ini?

"Udah kamu pasti  nanti bakalan tau deh. Yuk naik" Nicole membukakan pintu mobil untuk Amara lalu Amara masuk ke dalamnya disusul Nicole yang masuk ke dalam mobil tak lama setelah itu.

Mobil pajero milik Nicole pun akhirnya melaju dengan kecepatan sedang pergi menjauh dari perumahan komplek itu.

*

"Ayo " Nicole mengenggam erat tangan Amara menuntunnya menuju sebuah rumah. Amara bingung mengapa mereka kesana namun tetap mengekor di belakang Nicole yang sedang mengetuk pintu.

Tok tok tok

Pintu itupun terbuka. Menampilkan seorang gadis kecil dengan bawaan yang cukup berat dengan senyum manis yang ia hadiahkan pada Nicole. Lalu menoleh ke belakang Nicole dengan raut wajah bingung.

"Sini biar gue yg bawain" Nicole pun mengambil alih barang bawaan Reina. Karena itu genggaman di tangan Amara terlepas. Amara hanya diam mematung belum mengerti situasi.

Sebenernya mereka mau kemana sih? Kenapa juga harus gadis itu ikut?

Amara melirik Reina yang saat itu berada tak jauh dari dekatnya. Gadis itu seperti familiar di matanya. Dan perlahan ingatannya berputar pada kejadian satu tahun lalu. Dimana dulu gadis itu pernah Nicole buat pingsan karena terkena sepakan bola nya dan sebaliknya. Lalu kenapa sekarang mereka berdua terlihat akrab? Apa yang sebenarnya terjadi?

"Mar,ayo. Kok bengong?"

Suara Nicole membuat Amara langsung tersadar dari lamunannya. Gadis itu terlihat salah tingkah saat ketangkap basah melamun. Namun tanpa menunggu jawaban dari Amara Nicole langsung menarik tangan Amara dan menuntunnya menuju mobil. Reina sudah duduk di jok belakang.

Lalu Mobil itupun berlalu meninggalkan pekarangan rumah Reina yang kecil.

***

Amara terganga saat Mobil Nicole berhenti di sebuah tempat pemancingan yang berada di kawasan jakarta. Jadi,mereka mau memancing?

"Kita mancing?" tanya Amara dengan tatapan meminta penjelasan pada Nicole. Nicole pun mengangguk membenarkan pertanyaan kekasihnya. Sedangkan Reina sudah berdiri diantara mereka dengan tangan yang membawa alat pancing.

"Kenapa harus mancing coba? Gada tempat yang asik gitu buat dikunjungi" protes Amara. Ia sudah kesal setengah mati. Pertama, karena Nicole mengajak cewek lain untuk pergi bersama mereka,kedua karena tempat tujuan pergi hari ini. Apa bagusnya menunggu umpan diambil oleh ikan? Itu hanya akan membuang waktu,begitu pikir Amara.

"Ini ide dari Reina. Katanya dia jago mancing dan biasa mancing disini. Karena aku kepo pengen liat skill dia mancing akhirnya aku ajakin dia buat pergi mancing. Karena aku punya janji sama kamu jalan hari ini yaudah sekalian aja" jelas Nicole yang membuat Amara menatap Reina dengan tajam. Karena menurut Amara,ide Reina sungguh konyol sekali.

"Ma..maaf kak Mara. Aku gatau juga kalo kak Mara juga ikut mancing sama kita. Aku kira cuma berdua doang sama kak Nicole" jelas Reina dengan gugup. Entah bagaimana aura Amara mengintimidasinya. Membuat ia merasa ketakutan dan merasa bersalah.

"Berdua?? Jadi lo ngarep berduaan sama pacar gue? Emang lo ya sialan"
Dengus Amara dengan emosi yang memuncak. Ia sampai menunjuk ke arah Reina dengan tatapan ingin membunuh. Firasat wanita nya mengatakan kalau gadis kecil itu suka pada kekasihnya. Karena itu ia mengamuk. Merasa kehadirannya terancam.

"Udah Mar jangan salahin dia. Aku kok yang ngajakin dia pergi" Nicole berusaha melerai dengan posisi berada di tengah tengah mereka dengan tangan yang terentang. Seolah ia sedang melindungi Reina.

"Kok,kamu jadi belain dia sih" sewot Amara. Ia terkejut karena kekasihnya membela Reina yang notabene bukan siapa siapa. Namun ekspresi terkejut itu segera tergantikan dengan ekspresi marah.

Sungguh Amara takut Reina akan mengambil perhatian Nicole darinya.

"Kenyataannya emang begitu sayang. Kalo kamu gak suka sama tempat ini yaudah aku anterin kamu pulang"

Amara berpikir sejenak. Kalo dipikir tak mungkin juga ia pulang. Itu hanya akan menguntungkan Reina karena bisa berduaan dengan Nicole. Tidak ! Tidak! Amara menggelengkan kepalanya cepat. Membayangkan mereka hanya berduaan saja sudah membuat Amara ngeri.

"Gak..gausah yang. Aku ikut kalian ajaa"

"Nah bagus. Kalo gitu ayo kita masuk ke dalam " ajak Nicole pada kedua nya. Mereka berjalan beriringan dengan Reina berada di tengah tengah. Amara mengalihkan tatapan ke arah Reina dengan ekspresi tak terbaca. Tangannya terkepal kuat. Mengapa harus ada dia diantara kita?

****

Terimakasih sudah membaca. Jangan lupa vote dan komennya 😇

Sanda Oky

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pacar PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang