***
Reina masih belum sadarkan diri. Ia masih tidur dalam ruangan kelas biasa di rumah sakit medical citra. Sedangkan Nicole masih tetap setia menunggu gadis itu. Entah apa yang membuat ia sampai sejauh ini membantu Reina,padahal ia sama sekali tidak dekat dengan gadis itu. Hanya seseorang yang kebetulan akhir akhir ini membuatnya penasaran.Nicole menatap Reina yang masih terbaring lemah dengan kepala yang dililit perban juga tangan dan kaki nya. Cowok itu menatap khawatir gadis imut itu. Ia berharap Reina segera sadar dari pingsannya.
Drtt...drtt
Ponsel Nicole bergetar,menandakan ada panggilan masuk. Nicole pun langsung mengambil ponselnya dari saku celana dan langsung mengangkat telpon itu. Dan tak lama setelah itu suara dari seberang sana menyambutnya.
"yangg kamu dimana? Kok sampe sekarang belom dateng."
Nicole membelalakkan mata ketika mendengar suara lembut itu. Ahh benar juga,ia bahkan sampai lupa. Hari ini Amara berulang tahun yg ke 17 tetapi di hari spesial itu Nicole malah tidak datang. Cowok itu langsung segera merasa bersalah pada kekasih nya yang sudah menemani nya hampir 3 tahun ini.
"A..aku segera kesana oke?. Kamu tunggu disana."
Mematikan sambungan telepon,Nicole bergegas berlarian di sepanjang koridor rumah sakit. Pikirannnya dipenuhi oleh Amara yang masih menunggu nya disana. Cowok itu berharap,ia masih punya kesempatan untuk datang ke pesta ulang tahun Amara agar gadis cantik itu tidak sedih.
***
"Amaraaaaa." Nicole sudah sampai di rumah Amara dengan langkah tertatih tatih. Peluh menetes dari pelipisnya karena kebanyakan berlari. Detak jantungnya berdebar tak terkontrol karena adrenalin yang baru saja dibuatnya. Di tangannya ia memegang sebuket bunga mawar kesukaan Amara. Cowok itu berharap Amara senang dengan kehadirannya walau telat."Pestanya udah selesai. Temen temenku udah pada pulang semua."
Lalu Amara datang menghampiri Nicole dengan tatapan yang sama sekali tidak terbaca. Gaun putih sederhana selututnya masih ia pakai. Gadis itu berjalan ke arah Nicole pelan pelan lalu ,,,,
Plakk
Amara menampar Nicole dengan tatapan terluka. Airmata seketika keluar dari kedua bola matanya yang indah menganak sungai. Nicole memegang pipi nya yang panas karena tamparan Amara lalu menatap Amara dengan tatapan terluka. Cowok itu tak menyangka kalau kejadiannya akan seperti ini.
"A..Amara..aku.."
"Aku udah nunggu kamu daritadi tau gak? Aku berharap kamu akan membuat kenangan indah di ulang tahunku yang ke 17 ini,tapi apa yang ku dapat? Kamu ngecewain aku Nicole sumpah. Kamu sama sekali gabisa dihubungin daritadi. Aku khawatir,sebenernya apa sih yang kamu lakukan sampe kamu ngelewatin pesta ulang tahun aku?."
"Aku bantuin orang kecelakaan Mar." ujar Nicole menjelaskan secara garis besar apa yang membuatnya sampai telat datang. Cowok itu tak bilang kalau ia habis mengantar Reina yang kecelakaan.
Sedangkan Amara tak menanggapi ucapan Nicole. Ia sibuk mengelap airmatanya dengan punggung tangan. Gadis itu membuang muka ke arah lain,tak ingin melihat Nicole yang kini sedang berada tepat di depannya.
"Amara maafin aku." Nicole lalu mendekat dan membawa Amara ke dalam pelukannya. Mengelus punggung Amara dengan sayang. Sedangkan Amara membalas pelukan Nicole,tangisnya semakin pecah tatkala Nicole menaruh kepala nya diatas dada bidangnya. Gadis itu menangis di dada bidang Nicole.
"Aku janji,,gak akan ngecewain kamu lagi. Maafin aku ya sayang."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Pengganti
Teen Fiction"Lo suka kan sama gue?" ujar Nicole percaya diri. Yang membuat Reina mematung pada saat itu juga. Detak jantungnya seketika berdebar kencang. Bagaimana ia bisa tahu? Nicole pun tersenyum manis,sudah bisa memprediksi apa reaksi dari gadis berponi pag...