Selamat membaca! Jangan lupa vote nya kakak xixi ^^****
Saat itu,Mika sedang bersama Stevan kekasih nya di sebuah danau yang biasa mereka kunjungi tiap pulang sekolah. Kedua insan berbeda ras dan warna kulit itu saling menyender pada batang pohon yang sama lalu duduk berteduh di atasnya sambil sesekali melempar batu kerikil ke danau. Mereka baru saja jadian sebulan yang lalu,namun hubungan mereka sangat erat bagaikan pasangan yang telah menjalani hubungan selama bertahun tahun.
"Kamu kenapa sih milih aku? Padahal kan cewek yang cantik,putih,dan segala nya banyak di sekitar kamu. Kenapa kamu milih aku yang serba kentang ini?." tanya Mika,lebih seperti kepada diri nya sendiri namun dapat didengar jelas oleh Stevan. Cowok berkebangsaan inggris ini sontak menoleh pada Mika, alisnya bertaut menandakan kebingungan.
"Apa yang kamu bicarakan sayang? Kamu cantik,dan aku mengakui nya kok." balas Stevan berusaha meyakini gadis hitam manis itu.
Sementara Mika berdecih sinis mendengar ucapan itu sambil melempar batu kerikil ke danau," kamu bilang gitu karena kamu pacar aku,coba kamu orang lain. Pasti kamu bakal bilang aku jelek,item,buluk."
"No!. Tidak seperti itu okey. Aku bahkan langsung tertarik kepadamu semenjak pertemuan pertama kita. Kamu lupa? Padahal aku masih mengingatnya dengan jelas bahkan sampai hari ini."
Tiba tiba ingatan mereka melayang pada saat mereka pertama kali bertemu. Saat itu Stevan adalah murid baru di sma nusa mandiri.
Flashback on ~
"Excuse me." cowok berkulit putih dan bermata biru itu menghentikan tiba tiba seorang gadis yang kebetulan sedang melintas di depannya. Gadis hitam manis itu sontak langsung mengalihkan atensi nya pada cowok itu lalu berkata,"paan."Dahi cowok bule itu mengkerut saat gadis di hadapannya ini berbicara dengan kata yang asing menurutnya. Butuh waktu yang lama untuk mencerna kata kata itu,padahal sebelumnya ia sudah belajar sedikit bahasa indonesia.
"What are you talking about?" tanya nya dengan raut wajah bingung. Dan tentu saja gadis hitam manis itu lebih bingung lagi.
"Hah?"
Tidak ingin membuang waktu,cowok bule itu langsung mengutarakan pertanyaannya.
"Do you know where 11 ips 3?"
"Hahh??apaan?? Ngomong yang bener dong lu." omel gadis hitam manis itu. Lalu matanya meneliti cowok bule itu dari atas sampe bawah.
Sementara cowok bule itu hanya menunjukkan wajah bingung pada setiap tindakan gadis itu.
"Lo anak baru ya?."
"Ahh,ya! saya anak baru. Ini hari pertama saya bersekolah disini jadi saya belum tau dimana letak kelasnya." ujar cowok bule itu dengan bahasa indonesia. Pertanyaan gadis itu cukup dimengerti oleh cowok bule itu,maka nya ia langsung menjawab pertanyaan itu dengan bahasa indonesia.
"Ohh bilang dong daritadi. Nohh lu jalan lurus kesana abis itu belok kanan. Di pintu ada bacaan kelas 11 ips 3,nah disitu letak kelas lu." jelas Mika sambil tangannya bergerak ke arah jalan yang dimaksud agar memudahkan si bule ini untuk tau dimana kelasnya.
"Ehmm.." Cowok bule itu tampak sedang menyimak dengan serius apa saja yang dijelaskan oleh Mika. Namun,ia masih bingung arah yang ditunjukkan oleh Mika. Karena itu dengan refleks Cowok bule itu menangkap tangan Mika lalu menatapnya tepat di bola mata gadis itu.
"Can you lead me there?"
Deg!
Ditatap seperti itu tentu saja membuat Mika kaget. Detak jantungnya seolah berdetak lebih cepat dari biasanya,membuatnya sulit untuk bernapas. Mata biru seindah batu safir itu seakan menghipnotisnya,membuatnya mengunci tatapannya. Wajah gadis itu memerah malu.
Akhirnya mereka berjalan bersama menuju kelas 11 ips 3.
"Apa aku boleh tau siapa nama kamu?." tanya cowok bule itu dengan bahasa indonesia yang tidak begitu fasih. Pertanyaan sederhana itu memang sudah melekat pada otaknya semenjak ia datang ke indonesia kemudian belajar bahasa indonesia.
"Hemm Mika. Nama gue Mika,kalo lo?." tanya Mika balik dengan nada suara yang sedikit gugup. Detak jantungnya masih berdebar kencang. Ia berharap,cowok bule itu tidak mendengar detakan jantungnya yang sedikit menggila.
"Nama aku Stevan hazard. Biasa dipanggil Stevan. Salam kenal." ujar cowok bernama Stevan itu diiringi senyum manis,hingga membuat kedua lesung pipi nya terlihat jelas. Membuat Mika menelan saliva nya kasar. Dalam hati ia berkata,'Ahh cute nyaaa!!'
"Ya."
Dan selama di perjalanan itulah,mereka bercerita walau tidak banyak. Siapa sangka kalau hari itu adalah hari dimana cinta mereka tumbuh.
Flashback off~
Mika tersenyum sendiri ketika mengingat pertemuannya dengan Stevan saat itu. Rasanya masih tidak percaya kalau ia bisa bersama dengan cowok sebaik dan setampan Stevan. Cowok itu selalu terlihat sempurna di matanya.
"Aku gak pernah mandang kamu rendah seperti yang orang lain lakukan sama kamu. Aku cinta kamu apa adanya,Mika." tatapan Stevan menjadi serius saat mengatakan itu. Ia pun memegang kedua tangan Mika,berusaha meyakinkan gadisnya dengan tatapan matanya.
Mika tak mampu berkata kata. Rasanya airmata nya sudah ingin turun saat itu juga. Ia merasa bahagia,sangat bahagia. Ia tak berani menatap mata kekasih nya,takut pertahanannya runtuh saat itu juga.
"Jangan khawatir,aku akan selalu ada di sisimu,menjagamu,mencintaimu sepanjang umurku. "Kau wanita teristimewa bagiku"
Pengakuan tulus dari Stevan membuat Mika lega dan mempercayai kalo hati Stevan takkan pernah kemana mana. Selalu bersama dengan dia.
Namun tiba tiba gadis itu memikirkan Reina. Bila ia sudah menemukan cinta nya dan bahagia dengan seseorang yang ia cintai,Sahabatnya itu masih belum mendapat kemajuan dari segi percintaan. Mika menghela nafas pelan,ia juga jadi mengingat Reina yang saat itu masih tertatih dalam melupakan cinta pertama sekaligus cinta bertepuk sebelah tangannya,Nicole. Ia pun jadi ingin melakukan sesuatu pada gadis itu. Setidaknya,membuat kesedihannya berkurang.
"Kenapa kamu bengong,babe?." Stevan menyadari tatapan lain dari kekasihnya. Mika pun langsung tersadar dan menaikkan tatapannya menatap Stevan. Mungkin menceritakan pada Stevan bisa memberikannya solusi.
"Hmm gapapa kok beb,aku cuma kepikiran sama Reina aja." ungkap Mika dengan helaan nafas kasar,ia pun kembali melanjutkan,"Sampai sekarang dia gabisa move on dari cinta pertama nya padahal dah setahun berlalu. Menurut kamu,cara ampuh buat dia cepat move on gimana yah? Sumpah gatega aku liat dia tiap hari tersiksa batin liat orang yg dia cinta bersama dengan orang lain."
"Hmm jadi masalahnya itu ya." Stevan tampak sedang berpikir. Cowok itu mengelus dagu nya,berharap dengan cara itu ia bisa mendapatkan sebuah ide.
"Apa dong?."
"Kalo menurut aku sih..move on itu tergantung orangnya. Dan tergantung seberapa besar rasa cinta dia juga ke orang itu. Semakin besar rasa cinta dia,semakin susah dia melupakan. Menurut aku begitu sih." ujar Stevan mengemukakan pendapatnya. Ia pun juga sebenarnya tidak begitu paham cara nya move on, karena ia pun tak pernah merasakan hal itu dan ia jatuh cinta hanya sekali dan ia sudah bersama cinta pertama nya sampai saat ini.namun karena Mika yang bertanya soal itu ia berusaha mencari jawabannya dengan pemikiran dia sendiri.
"Jadi kalau mau berhasil move on,harus ada pengganti yang seimbang ya yang bisa menyetarakan posisi seseorang itu di hati nya?." ujar Mika menyimpulkan setelah mendengar pendapat Stevan. Lama ia terdiam dan berpikir,hingga lampu kuning seolah keluar dari dalam kepala nya mengambang di atas. Ia pun langsung tak sabar membeberkan rencana itu pada Stevan.
"Aku punya rencana,gimana kalo..."
****
Sengaja digantung di akhir biar kalian penasaran xixi 😁 sampai bertemu di chap selanjutnyaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Pengganti
Teen Fiction"Lo suka kan sama gue?" ujar Nicole percaya diri. Yang membuat Reina mematung pada saat itu juga. Detak jantungnya seketika berdebar kencang. Bagaimana ia bisa tahu? Nicole pun tersenyum manis,sudah bisa memprediksi apa reaksi dari gadis berponi pag...