Delapan.

4.9K 262 0
                                    

Semuanya terasa berbeda. Kini tak ada lagi sosok penyemangat seperti dulu. Tak ada lagi sosok sahabat sebagai tempat berkeluh kesah. Tak ada lagi sosok Villya yang ceria dan menghibur walau terkadang menyebalkan. Namun dia tetap sahabat yang baik.

"Vi, udahlah, ga usah terlalu dipikirin."

"Lo ga ngerti Den, gue sama Ly udah sahabatan lama banget. Terus sekarang tiba-tiba dia ilang, gaada kabar. Gue gatau dia baik-baik aja atau enggak. Gue gatau dia sekarang dimana. Gimana gue ga mikirin Den? Dia sahabat gue!" ujar ku pada Dennis sambil menangis. Meluapkan rasa khawatirku pada sahabatku, Villya.

"Gue ngerti Vi, tapi lo ga bisa begini terus. Kalo Ly anggep lo sahabat pasti dia kasih kabar ke lo," ujar Dennis yang mencoba menenangkanku

"Anterin gue kerumah Ly sekarang!" pintaku pada Dennis. Ia pun hanya mengangguk

Aku dan Dennispun pergi kerumah Ly. Walaupun sudah sering kesini dan tak mendapat kabar apapun dari Villya namun aku tak ingin menyerah begitu saja. Sampai dirumah Villya, aku dan Dennispun segera memasuki halaman rumah Villya. Masih sama seperti terakhir kali aku kesini, semuanya sepi. Dan tak terlihat satu orangpun disini.

"Maaf mba, mas, cari siapa ya?" tanya seorang warga yang sepertinya sedang melewati rumah Villya

"Kita cari Villya, Pak. Apa bapak tau dia kemana?"

"Mba Vidya bukan?" tanya bapak itu

"Iya pak saya Vidya, kenapa?"

"Begini, dua hari yang lalu, ada laki-laki yang menitipkan surat untuk mba Vidya, nah, ini suratnya," ujar bapak itu sambil menyerahkan sebuah surat pada Vidya

"Maaf pak, kalo saya boleh tau, laki-laki itu siapa?"tanya Dennis

"Kalo namanya saya kurang tau mas, karena dia tidak memberi tahu namanya, tapi laki-laki itu sepertinya seumuran dengan mas," jelas bapak itu

"Oh begitu pak, makasih pak atas informasinya," ujar Vidya

"Iya mba, sama-sama, saya permisi," bapak itu berlalu dan menghilang di belokan depan sana

Vidya pun membuka surat itu dan membacanya

For my best friend, Vidya,

Hai Vi! Gue kangen banget sama lo. Tapi sayangnya kita ga bisa ketemu lagi, mungkin selamanya(?) Gue juga gatau. Sekarang lo udah jadian kan sama Dennis? Congratss yaa my lovelyy!! Semoga langgeng. Dan semoga lo bisa bahagia sama dia. Jaga diri lo baik-baik ya Vi, dan jaga Dennis juga buat gue. Dan lo harus bahagia walaupun tanpa gue. Gue akan selalu sayang sama lo.

Love , Villya.

Tak terasa bulir-bulir airmata mulai membasahi pipiku. Tubuhku lemas. Rasanya semua otot yang bekerja pada tubuhku sekarang sudah tidak berfungsi lagi. Jantungku seakan berhenti berdetak. Aku tak mengerti dengan semua isi surat itu. Ly bilang kami tak akan bertemu selamanya. Apa maksudnya? Aku benar-benar tak bisa menahan tangisku. Aku tidak tau lagi harus apa. Kenapa Villya tega melakukan ini?

"Enggak! Ini ga mungkin. Ly pasti boong. Kita pasti akan ketemu lagi. Ly ga akan setega itu sama gue. Ly ga akan setega itu," sanggahku dalam tangis

"Lo harus sabar Vi, lo harus kuat," ujar Dennis menguatkan

"Villya boongkan Den? Gue sama dia pasti ketemu lagi kan?"

"Vi lo harus terima kenyataan, Ly ga akan suka liat lo kayak gini. Lo baca kan kalo dia mau lo bahagia? Dan kalo lo kayak gini lo cuma bikin dia sedih,"

Dennispun membawaku pulang. Ia tak tega membiarkan ku seperti ini. Ia menemaniku hingga aku bisa lebih tenang. Setelah aku tenang ia baru pulang.

3 tahun kemudian....

Pengagum RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang