Dua.

10.5K 441 7
                                    

Setelah puas melihat Dennis bermain basket, aku pun memutuskan untuk pulang ke rumah. Lagi pula, hari sudah beranjak senja. Aku membereskan buku-buku yang berserakan di mejaku, lalu bergegas meninggalkan sekolah.

***

"Villya pulang!" teriakku saat sampai dirumah

Terdengar ada suara ribut dari dalam rumah. Aku pun segera masuk dan memastikan keributan apa yang terjadi.

"Pokoknya Villya harus ikut denganku!"

"Apa maksudmu? Villya akan terus bersamaku!"

"Kau punya apa untuk membahagiakannya? Lebih baik dia ikut denganku. Setidaknya aku punya segalanya untuk membuatnya bahagia!"

"Aku tidak akan membiarkanmu melakukan itu. Karena sampai kapanpun, Villya akan tetap bersamaku!"

Airmataku perlahan jatuh. Ternyata keributan yang ku dengar adalah keributan orangtuaku sendiri. Aku masih tak percaya. Orangtuaku bertengkar hebat seperti ini. Tak lama seseorang masuk kedalam rumahku.

"Villya, jalan bareng...." ucapannya terpotong saat melihatku menangis didepan kamar orangtuaku yang sedikit terbuka.

"Villya," panggilnya lirih

Vidya langsung memelukku saat mengetahui aku menangis karna pertengakaran orangtuaku. Aku hanya diam. Aku menangis sejadi-jadinya tanpa berucap apapun pada Vidya. Ia pun membawaku ke kamar dan menutup pintu kamarku.

"Villya, lo tenang dulu ya," ujarnya lalu memberiku segelas air putih yang ada dimeja dekat tempat tidurku. Akupun meneguknya sedikit

"Vi, orangtua gue, Vi," ucapku terbata-bata lalu kembali menangis

"Lo yang sabar ya Ly, gue yakin lo kuat. Everything's gonna be alright, okay?" ucapnya sambil mengelus punggungku untuk menenangkanku. Perlahan aku mulai tenang.

"Ly, mending sekarang lo mandi terus ganti baju, biar lo lebih seger. Gue buatin makanan buat lo ya," ujarnya saat aku mulai berhenti menangis.

Aku hanya mengangguk dan kemudian pergi mandi. Sementara ia membuatkanku makanan. Setelah selesai mandi dan ganti baju aku segera menghampiri Vidya yang sudah menyiapkan makananku. Aku sengaja memintanya untuk membawa makanannya ke kamarku.

"Vi, makasih ya," ucapku

"Iya, sama-sama. Ini kan gunanya sahabat," ujarnya sambil tersenyum

"Sekarang lo makan ya. Gue ga mau lo sakit karna telat makan," lanjutnya

Akupun makan dan Vidya tetap menemaniku. Sambil membicarakan hal-hal lucu yang membuat ku lupa akan masalahku. Vidya memang selalu bisa membuatku bahagia. Dan dia selalu bisa mengerti aku.

"Ly, gue bolehkan nginep disini?" tanya Vidya

"Boleh kok, boleh banget malah. Tapi, emang lo bawa baju buat besok lo sekolah?"

"Kalo itu sih gampang, gue pinjem hp lo bentar," ujarnya lalu mengambil handphone ku

Lalu ia menelfon seseorang sepertinya mama nya.

"Ma, ini Vi, aku boleh ya menginap dirumah Ly,"

"Besok kan kamu sekolah,"

"Iya ma aku tau itu. Tapi, keadaan Ly kurang baik. Orangtuanya bertengkar hebat tadi. Dan aku takut dia akan melakukan hal-hal aneh jika aku meninggalkannya," jelas Vidya

"Begitu ya, yasudah, kamu temani dia sampai dia membaik. Nanti mama akan menyuruh Pak Ujang(supir Vidya)untuk membawakan perlengkapanmu,"

Pengagum RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang