☔Siraman Air ☔

25 11 0
                                    


Hujan selalu senada dengan kerinduan yang di salurkan kenangan, datang mengguyur dengan air kesejukan tanpa membutuhkan alasan yang pasti.

Umbrella
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Paginya Amai melakukan aktivitasnya kembali yaitu berangkat sekolah. Karena jalanan begitu ramai hingga membuat Amai kesulitan menyebrang jalan. Ketika Amai hendak menyebrang jalan Amai hampir tertabrak mobil, karena ada seorang pria yang menarik tangannya. Amai pun terjatuh pada aspal yang terdapat genangan air. Seragam sekolahnya kini penuh dengan lumpur.

"Astaghfirullohal'adzim, Amai. " ternyata pria yang menolongnya adalah Zavier.

"Terimakasih bang, abang udah nyelamatin Amai."

"Tapi kan baju kamu kotor Mai,"

Amai pun kebingungan sementara arlojinya menunjukan bahwa lima belas menit lagi jam pelajaran akan di mulai. Raut wajah Amai pun resah.

"Mai, lima belis menit lagi jam tujuh, apa kamu tidak terlambat? "

"Aku juga khawatir bang, mana lagi baju Mai kotor,"

"Gini, kamu sekarang masuk ke mobil saya. Nanti saya akan antar kamu ke sekolah."

"Hah!!!!?? Nanti mobil abang kotor gimana?  Memangnya abang mau pinjem mesin waktu ke doraemon, bang lima belas menit ngga lama. Mestinya Mai juga harus bebersih lagi."

"Sudah, kamu jangan khawatir. Ayo buruan masuk ke mobil saya."

Amai pun memasuki mobil milik Zavier. Dia memilih duduk di kursi penumpang, pasalnya dia takut terjadi timbul fitnah. Ketika lima belas menit berlalu kini telah sampai di depan gerbang pintu sekolah.

"Kamu di sini saja, saya yang akan masuk." kata Zavier. Amai pun menurut.

Sepuluh menit Zavier kembali.

"Bang gimana? " tanya Amai.

"Saya bilang ke ibu guru kelas kamu, bahwa kamu hari ini ijin tidak masuk karena sedang ada acara keluarga." jawab Zavier sembari menstater mobilnya dan menyusuri jalanan.

"Lah, ko abang bohong si, dosa tau. Emang abang ga takut dosa apa? "

"Mai, Hafidza saja dulu sering bolos sekolah. Kamu itu harus seneng dong ada keterangan ijin, daripada alpha? "

Amai tak berkutik. Dia merasa kesal atas kelakuan Zavier. Sebenarnya Zavier pun tidak enak hati kepada Amai.

"Ngomong-ngomong baju kamu kan kotor, sekalian mandi kamu ke salon ya Mai, "

"Sa-salon?  Salon speaker maksudnya?"

Zavier pun tertawa atas jawaban yang Amai katakan.

"Amaiiii,,, kamu ini lucu. Gadis jaman sekarang ituh sukanya main ke salon. Terlebih lagi ketika seusia kamu. Mereka perawatan skincare. Katanya si biar glow-up."

"Bang ga usah. Mending anterin Amai aja. "

"Nggapapa Mai, lagian kan tadi saya yang membuat baju kamu kotor."

"Lah kan bisa di cuci bang, terlebih juga abang sudah nyelametin Amai."

"Ternyata kamu cerewet yah,"

"Au-ah."

Zavier sebenarnya gemas jika Amai merasa kesal. Terlebih ketika pipinya mengembang sambil bibirnya mengerucut. Yang Zavier pikirkan adalah ketika Hafidza marah, kelakuannya sama seperti Amai. Zavier kini telah membawa Amai ke salon. Ketika sampai di salon ternyata ada Lianlly di dalam salon. Ketika Zavier masuk dengan seorang gadis, Lianlly pun mendekati mereka.

UMBRELLA☔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang