Nyatanya besok adalah hari dimana para vokal line harusnya melakukan pemotretan sepertinya akan gagal bahkan para rap line sudah tidak ada niat untuk menyelesaikan albumnya.
Semua diluar kendali mereka bahkan eunsang dan sejin juga tidak tau harus bagaimana. Mereka tidak bisa tidur padahal hari sudah gelap.
Mereka terus memikirkan bagaimana dan kenapa bisa jin, jimin, dan taehyung bisa diculik. Jungkook yang waktu itu ada di kamar tidak tau apa apa soal suara terikan dari ketiga hyungnya.
Dan yang dia lihat terakhir adalah mobil sedan bmw warna hitam yang keluar dari pekarangan rumah mereka.
Eunsang berfikir bahwa pelaku penculikan itu adalah ayah namjoon tapi plat nomer yang disebutkan jungkook bukanlah salah satu mobil milik ayah namjoon.
Dan tidak mungkin jika daejun membeli mobil baru bisa mendapatkan plat nomer baru dengan cepat. Mungkin memang jika dia menggunakan cara licik tapi daejun tidak menyukai cara yang sudah melanggar hukum.
Lalu siapa itulah yang ada dipikirannya sekarang.
"Sebaiknya kita beri tahu bang pd sekarang" ucap sejin mengambil ponselnya yang tergeletak di meja sejak tadi
"Tapi bagaimana dengan debut kita, apa bang pd mau jika kita telat dalam debut" ucap jungkook takut jika nantinya mereka akan dianggap gagal dalam menjalankan tugas
Yoongi keluar dari studionya bahkan dia langsung menyerahkan beberapa lembar kertas yang entah tidak mereka ketahui.
"Aku sudah tau lokasi dimana mobil itu berada" ucap yoongi santai bahkan namjoon terkejut saat melihat yoongi bisa dapat informasi selengkap ini
"Kau bagaimana bisa?" tanya hoseok menatap tak percaya pada yoongi
"Itu tidak penting untuk sekarang, yang penting kita bawa mereka pulang sekarang" sahut yoongi langsung keluar rumah dan diikuti oleh yang lain
Yoongi mengendari mobilnya yang diikuti oleh namjoon dan jungkook. Lalu hoseok, sejin, dan eunsang berada di mobil milik agensi.
Mereka hanya bisa mengikuti yoongi yang mengendari mobil dengan cepat bahkan sejin yang mengemudi mobil milik agensi hanya bisa berharap semoga dia tidak kehilangan jejak mobil yoongi.
"Yoongi hyung bagaimana bisa kau menemukan lokasi mobil itu" tanya namjoon dia benar benar penasaran bahkan dia rela jika harus mati di dalam mobil yoongi yang sangat cepat
Yoongi melirik namjoon dan jungkook sekilas lalu menghembuskan nafasnya kasar dan kembali menatap ke arah jalan di depan.
"Kau tau bagaimana bisa aku menemukan bukti milik suran" ucap yoongi terlihat begitu dingin
Namjoon menggeleng dia bahkan tidak tau bagaimana yoongi bisa menemukan bukti yang bahkan sudah suran sembunyikan dengan baik.
"Karena itu kemampuanku" lanjut yoongi membuat namjoon dan juga jungkook terkejut bukan main
Bahkan mereka masih menatap yoongi dengan mata membulat terkejut.
Ruangan gelap menjadi tempat dimana taehyung dan jimin berada bahkan mereka menatap was was jika saja seseorang masuk ke dalam ruangan ini.
Tapi mereka terus memikirkan soal jin yang entah ada dimana, padahal mereka ingat bahwa mereka dibawa bertiga bersama jin hyung.
Tapi saat membuka mata mereka tak menemukan jin dimanapun.
"Bagaimana ini tae" ucap jimin begitu sangat ketakutan bahkan keringat dingin sudah mengalir dipelipisnya
Taehyung hanya menggelang dan memeluk jimin erat berharap mereka baik baik. Lalu bagaimana dengan jin hyung apa dia juga baik baik saja.
Pintu terbuka membuat kedua namja itu terkejut bahkan taehyung langsung memeluk jimin lebih erat takut jika mereka akan dibunuh disini.
"Tae, aku takut" ucap jimin lirih
Kedua namja yang masuk itu langsung menarik jimin dan juga taehyung untuk keluar dari ruangan gelap itu. Bahkan mereka memberontak saat pria itu dengan seenaknya menarik sesukanya.
Mereka dibawa menuju sebuah pintu berwarna coklat tua yang didalamnya terdapat jin yang tengah bertengkar hebat dengan ayahnya.
"Appa, aku sudah mengalah dengan keluar dari rumah tapi apa yang kalian lakukan" teriak jin menatap namja paruh baya yang menggeram marah menatap jin
"Kau tak akan bisa hidup tanpa kami" sahut ayah jin membuat jin berdecih
"Tidak bisa, bukankah aku bisa hidup setelah kalian membuangku" ucap jin menusuk tepat pada hati ayah jin
Ayah jin melempar sebuah vas bunga dan hampir saja terkena jin yang tengah berdiri tak jauh dari pecahan vas bunga itu.
Jimin dan taehyung terkejut melihat kejadian itu bahkan mereka hanya bisa berdiri kaki di dekat pintu ruangan itu. Sedangkan jin malah menatap sedu pada pecahan vas itu.
Dia tak menyangka bahwa ayahnya bisa melakukan hal itu. Apa ayahnya tengah meluapkan emosi dengan melempar vas itu atau ingin melukainya.
"Kau keluar!!" teriak ayah jin tanpa mau menatap jin
Jin menatap sedu ayahnya lalu pergi menarik jimim dan taehyung yang bisa diam kaku takut jika malah melukai hati jin hyung.
"Gwaenchana" ucap jin bahkan suaranya terasa beda dan juga bergetar
Jimin dan taehyung hanya bisa diam, mereka tak berani menjawab. Bahkan mereka hanya bisa diam saat sebuah mobil berhenti tepat di depan mereka.
"Jimin!!" teriak yoongi langsung memeluk jimin mengabaikan jungkook yang tengah memeluk taehyung erat dan juga namjoon yang tengah memeluk jin
"Gwaenchana" tanya yoongi pada jimin namun jimin malah menatap jin yang hanya pasrah dan menangis keras saat namjoon memeluknya
Sejin, eunsang dan juga hoseok langsung berlari menuju mereka yang memang sampai lebih dulu.
"Jin hyung dan ayahnya bertengakar" ucap jimin pelan seperti berbisik di telingga yoongi dan yoongi mendengar tentang itu.
TBC
Maaf aku minta maaf, kemarin seharusnya aku up tapi kemarin kakakku marah terus ponselku disita.
Aku tau itu memang salahku karena fokus menyelesaikan ceritaku, dan karena hal itu aku jadi gak mendengarkan ucapan kakakku terus dia marah deh.
Ini aja baru dikembaliin siang tadi dan terus aku baru bisa nulis dan selesai sore ini.
Sekali lagi aku minta maaf ya karena telat up. Kalau begitu sampai jumpa minggu depan, annyeong...
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny (END)
FanfictionKim Namjoon Hidupku sulit karena orang tuaku pergi meninggalku sendiri demi pekerjaan membuatku tak memiliki tujuan hidup sama sekali bahkan aku sekolah hanya karena nama orang tua Kim Seokjin Hidup sebagai seorang anak dari seorang pengusaha yang b...