Part 19. Malam Pertama?

9.7K 510 53
                                    

Malam sudah beranjak larut. Melewati puncaknya, menuju sepertiga kelam tersisa. Namun, sepasang insan itu masih saling berbincang, dengan tubuh saling memeluk satu sama lain dibalik selimut tebal.

Masih saling menyentuh, bertukar senyum dan tawa, seolah malam ini hanyalah milik mereka. Mengabaikan gaun indah, juga lembaran pakaian lain berserak di lantai.

Kemesraan mereka seakan-akan menjadi gambaran, bahwa malam pertama sepasang suami istri memang selalu seperti itu. Indah, penuh warna dna hasrat yang menggebu-gebu.

"Mas En ...."

"Hmmm?"

"Kenapa dulu milih aku jadi pacar?"

"Pacar?"

"Maksud aku, kenapa bayar aku segitu malah cuma buat jadi pacar, dna nggak diapa-apain?"

"Kamu mau diapa-apain?"

Lavanya terkikik sembari menutup mulut dengan telapak tangan.

"Karena dari pertama, aku udah jatuh cinta sama kamu."

Lavanya mencebik. "Ceh, gombal!"

"Beneran."

"Bukan karena aku mirip Aksita?"

"Itu salah satunya." Syailendra mendekap tubuh Lavanya agar lebih merapat padanya.

"Kamu sayang banget sama dia?"

"Dulu ...."

"Sekarang?"

Syailendra terdiam beberepa saat. Memberikan kecupan singkat di pucuk kepala Lavanya, kemudian menarik napas dalam-dalam. "Sudah ada kamu," jawabnya.

"Ada aku, bukan berarti kamu nggak sayang lagi sama dia kan?"

Lavanya beringsut, sedikit menaikkan posisi kepala, hingga wajahnya sejajar dengan Syailendra. Diletakkan sebelah tangan ke pipi lelaki itu.

"Aku nggak akan mengubah yang sudah ada, Mas En. Masa lalu kamu, milik kamu. Kamu berhak untuk semua itu. Nggak perlu mengubah apa-apa demi aku. Beneran."

"Sudah ada kamu," kata Syailendra lagi.

Lavanya menarik tangan, lalu mengambil jarak. Melepaskan diri dari dekapan sang suami, kemudian mengubah posisi jadi meringkuk.

"Pertama ketemu kamu, aku takut banget loh!"

"Masa? Kenapa?" Syailendra berusaha menyimak. Kemudian, seperti telah sepakat untuk bernostalgia, keduanya saling tatap satu sama lain, mengumpulkan bait kenangan saat pertama bertemu.

"Ah! Maaf ... maaf, nggak sengaja!"

Lavanya menarik wajah, yang sempat terbenam di dada seseorang. Matanya membulat antara kikuk, malu, dan takut, saat menyadari yang telah ia tabrak adalah seorang lelaki.

Sementara yang ditabrak menghentikan langkah, dan berdiri tegak. Awalnya ia memandang Lavanya dengan mata membulat, terkejut luar biasa. Akan tetapi sekejap kemudian reaksi lelaki itu tampak normal kembali. Matanya memindai lavanya dengan tatapan tajam, dan sebelah alis terangkat.

"Nggak sengaja?" tanyanya sinis, membuat Lavanya mundur selangkah, sembari menelan ludah.

"M--m--maaf ." Gadis itu mengulur tangan, berniat menyentuh dada lelaki yang ditabraknya tadi.

"Mau ngapain?"

"It--itu." Lavanya menunjuk warna merah yang melekat di pakaian pria itu.

Sang lelaki menunduk, melihat sebentuk bibir terbentuk di bagian dadanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KEKASIH BAYARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang