"Lumos*"
Langkah kaki terendap-endap menyusuri lantai kastil yang dingin. Acungan tongkat dengan setitik cahaya terang diujungnya syukurnya cukup membantu untuk menjelajah sedikit isi kastil.
Tujuannya kali ini: perpustakaan di lantai tiga yang merupakan seksi terlarang. Kakinya menuruni tangga dengan perlahan, mencoba keras untuk tidak bersuara sedikit pun.
Pintu kayu yang terlihat lebih gelap dari pintu-pintu yang lainnya, serta suasana suram yang menguar disekeliling perpustakaan. Suara deritan dari engsel pintu yang sudah berkarat memberikan kepuasan tersendiri untuknya.
Bau perkamen-perkamen tua yang bercampur dengan bau kayu yang lembab menggetarkan jiwanya, dihirupnya lamat-lamat seraya berseru dalam kalbu. ‘Oh, tuhan. Akhirnya!’
Jemarinya menyusuri rak bagian tengah perpustakaan dengan hati-hati, mewaspadai untuk membuka buku yang menurutnya akan menimbulkan kebisingan. Tongkat ditangan kirinya senantiasa menerangi penglihatannya.
Maniknya berkilau tatkala menemukan buku yang dicarinya, mulutnya tanpa sadar memekik kegirangan.
“Seseorang ada didalam sana, sayangku?“
‘Meow'
Tubuhnya tersentak saat mendengar ujaran itu. Didekapnya buku dihadapannya dengan terburu, lantas mencoba bersembunyi diujung belakang rak. Napasnya memburu.
“Ah, demi Merlin. Si Filch dan kucing sialannya itu!” Desisnya.
"Nox*"
Suara derap langkah kasar membuatnya panik. Lalu beringsut dari ujung rak ke sebelah pojok. Buntu. Sialnya ia mengambil jalan yang salah.
Mrs. Norris—kucing Mr. Filch—memblokir jalannya. Lantas kucing itu mengeong dengan keras seolah memberi isyarat kepada si penjaga sekolah untuk segera menghampirinya.
Mr. Filch muncul dari ujung rak sambil membawa lampu minyak, wajah menjengkelkannya kelihatan marah. “Apa yang murid Ravenclaw lakukan disini pada malam hari?“ Tanyanya, hidungnya kembang-kempis.
“A-aku, aku tidur berjalan. Aku bahkan tidak tahu ini dimana. Astaga aku dimana? Aduh kepalaku, kepalaku pening. Omong-omong aku anak Gryffindor, piama biru bukan hanya milik Ravenclaw, okay? ” Ia memijit pelipisnya. Membuat-buat wajahnya agar kelihatan linglung dan kesakitan. Ah, akting yang buruk.
Mr. Filch terlihat tertipu sesaat, namun buku didekapannya membuat Mr. Filch malah menariknya paksa keluar dari perpustakaan terlarang sambil berseru-seru mengutuknya.
Seorang pemuda jangkung berjubah hijau-hitam menghampiri mereka. Wajah tampan berwibawanya terlihat kelelahan.
“Aku mendengar keributan dari arah sini, apa yang terjadi Mr. Filch?” Tanya pemuda itu, suaranya serak.
Mr. Filch menunjuk wajahnya seraya melotot. “Dia, gadis Gryffindor ini keluar di jam malam dan mencuri sebuah buku dari perpustakaan terlarang. Dia harus ku-detensi” Katanya berapi-api, lantas menarik lengannya lagi. Tapi, pemuda itu mencegahnya.
“Tunggu dulu Mr. Filch. Biarkan dia menjadi tanggung jawabku, kau berpatrolilah lagi.” Ucap si pemuda.
Mr. Filch kelihatan tak setuju. “Tapi—
“Mr. Filch, aku ini Headboy. Aku yang lebih berhak untuk ini.” Si pemuda memotong omongan Mr. Filch.
Akhirnya Mr. Filch melepaskannya walau terlihat enggan, lalu berlalu bersama kucingnya ke lantai bawah.
“Aku tidak tahu kau pindah asrama, Jennie Ruby?” Si pemuda itu menaikkan sebelah alisnya.
“Ya, sebenarnya aku ingin pindah ke asramamu.” Ujar si gadis seraya tersenyum.
Si pemuda memutar bola matanya malas. “Okay, berhenti sampai disitu. Lima puluh poin dipotong dari Ravenclaw karena kau berkeliaran di jam malam, dan dua puluh poin lagi karena kau menginjakkan kaki dan mencuri benda dari seksi terlarang.” Ucapnya tegas.
Jennie membelalakkan matanya. “Oh, honey. Kau pasti bercanda, bukan? Apa yang akan mereka katakan padaku esok pagi, aku pasti akan dibunuh.” Ia merengek.
Si pemuda mengendikkan bahunya. “Dan itu karena kesalahanmu sendiri.” Katanya seraya membalikkan tubuh dan mulai pergi.
Namun, langkahnya terhenti didepan tangga. "Oh iya, jangan lupa temui aku besok sore di hutan." Katanya lagi.
“Kau mengajakku berkencan?”
“Detensimu, nona.”
****
*) Lumos: mantra untuk menyalakan sebuah cahaya kecil diujung tongkat
*) Nox: kebalikan dari mantra lumos
Start: Friday, 18th sept 2020, 7:38pm.
End: -Processing...
KAMU SEDANG MEMBACA
Slytherin Head Boy
FanfictionHei, siapa bilang murid Ravenclaw tidak bisa melanggar peraturan? [HogwartsAU!] [SlowUpdate!]