10: Jimin Park bodoh

125 11 10
                                    

‘Dasar Jimin Park bodoh!’

Rose berjalan bersungut-sungut keluar dari perpustakaan, hatinya terasa begitu dongkol. Ia berhenti didepan tangga bergerak, menatap perkamen-perkamen yang berantakan digenggamannya, lantas mendesah kesal. “Apa sih maunya si Park itu?!” Dumalnya.

Jimin Park, atau orang-orang saat ini memanggilnya dengan nama baptisnya yang menurut mereka sangat keren, Jeremiah. Seorang pemuda sinting yang cukup beruntung—atau cukup gila, lantaran terpilih untuk menjadi seorang pejuang Triwizard, dan memiliki ketenaran yang luar biasa sebagai Seeker Quidditch asrama Slytherin.

Namun Rose benar-benar menganggapnya idiot 100%. Wajah angkuh yang biasa ditunjukkannya, nyatanya hanyalah topeng belaka. Kehebatannya dalam terbang dan menangkap Sang Golden-snitch diduganya hanya sebagai bungkus pelindung kebodohannya.

Rose naik keatas tangga bergerak, memilih untuk melanjutkan kegiatan membacanya di ruang rekreasi asramanya saja. Wajahnya masih tertekuk sebal, dipikirannya masih terbayang-bayang Jimin Park yang membuatnya kesal.

Rose duduk di perpustakaan, tepatnya di rak buku paling belakang. Memojokkan diri diantara para buku dan perkamen-perkamen yang bertumpuk-tumpuk menutupinya. Jennie Ruby sudah tak ikut lagi sejak Namjoon Kim terlihat lebih lunak kepadanya.

Diseberang rak tempat Rose berada, duduk pula dua orang pemuda Durmstrang yang akhir-akhir ini terasa familiar dimatanya. Mungkin sebab mereka seringkali berada di perpustakaan bertepatan dengan jam belajarnya.

Namun, kali ini mereka menghampiri Rose. Mengatakan kepadanya bahwa mereka tertarik dengan pelajaran ramuan, serta mengetahui banyak ramuan yang hebat khasiatnya. Ia terkagum, lantas beberapa waktu kemudian, buku-buku dan para perkamennya terabaikan.

Sialnya, saat itu Jimin Park sedang didekatnya. Akhir-akhir ini memang pemuda bersurai abu-abu tersebut terus saja 'mengintainya', sejak kejadian salah paham di Three Broomstick, Hogsmade seminggu yang lalu.

Jennie terus saja bilang bahwa si Park itu menaruh rasa kepadanya, namun Rose benar-benar membenci Slytherin. Mereka sombong dan licik, dan Jimin Park adalah perwujudan nyata dari kedua sifat tersebut, yang berarti ‘sangat-amat-Slytherin'.

Dari seberang rak, mata Jimin Park terlihat berkilat-kilat, terlihat ia mengayunkan tongkatnya kearah kursi yang diduduki salah satu pemuda Durmstrang dihadapan Rose.

Sayangnya mantra yang Jimin lontarkan meleset, kursi yang diduduki Rose tiba-tiba saja ambruk, hancur tak bersisa. Tentu saja gadis tersebut ikut terjatuh.

Wajahnya merah menahan malu. Dua pemuda Durmstrang dihadapannya berniat menolongnya, namun Rose telah kepalang malu. Ia segera mengambil buku dan perkamen miliknya, lalu keluar dari perpustakaan.

“Rosie! Rosie, maaf aku tidak sengaja!” Sang pemuda tergopoh-gopoh mengejarnya.

Rose berbalik. “Jangan panggil aku Rosie, bodoh! Kau siapa?! Sok kenal sekali.” Omelnya.

Jimin merutuki tangga bergerak yang membawa Rose. Posisi mereka saat ini benar-benar terlihat aneh, dengan Rose yang telah berada di tengah tangga yang sedang bergerak dan Jimin yang berdiri diujung lorong, menunggu tangga kembali kearahnya agar bisa mengejar Rose.

“Baiklah! Tapi tolong tunggu sebentar disitu, aku akan menghampirimu.” Seru Jimin setelah Rose telah memijak lantai.

Rose memutar bola matanya malas. “Aku tidak punya waktu untuk meladenimu.” Ujarnya sembari berbalik pergi.

Slytherin Head BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang