05: Demam Jennie menyusahkan banyak orang

222 17 7
                                    

Semalam, setelah Namjoon Kim secara tidak langsung mengusirnya dari perpustakaan, Jennie tidak memilih untuk kembali ke kamar asramanya. Melainkan pergi ke bangunan tertinggi kastil, yaitu menara Astronomi.

Memandangi pemandangan malam yang bertabur bintang-bintang, sembari memutar ulang kejadian di perpustakaan. Memikirkan kalimat-kalimat yang dilontarkan sang pujaannya.

Dan baru kembali ke kamarnya pukul empat pagi. Dengan tubuh menggigil akibat jubahnya tertinggal di perpustakaan, mata yang sembab, dan hidung merah.

Berakhir di ranjang rumah sakit pada pagi harinya, sebab terkena demam. Jennie harus merelakan rencananya untuk membeli banyak-banyak permen di Honeydukes, Hogsmeade.

“Aku tahu kau bodoh. Tetapi, apa tidak ada hal bodoh lain selain menangisi Namjoon Kim tengah malam di menara Astronomi tanpa memakai jaket atau setidaknya jubah?!” Rose benar-benar memarahi Jennie.

Jennie hanya bisa diam tak berdaya dengan kepala yang pening, bertambah pening berkat Rose. Wajahnya benar-benar terlihat mengerikan. Pucat, hidung merah, dan sembab.

Jennie mengerti, Rose memarahinya karena ia khawatir kepada Jennie. Tapi ya tuhan, dengan kepala yang rasa-rasanya sedang berputar dan hidung yang sulit bernapas malah menambah penderitaannya.

Joy sampai iba melihatnya, dan menyelamatkan Jennie dengan menyeret Rose keluar dari rumah sakit sebelum ia ditegur oleh Madam Pomfrey karena mengganggu--lebih tepatnya memarahi--Jennie.

Akhirnya Jennie dapat bernapas dengan tenang.

Setelah Rose dan Joy keluar, sekarang Wendy dan Irene yang menghampiri Jennie.

“Astaga, Jennie. Aku sangat mengkhawatirkanmu.” Ucap Wendy. Wajahnya terlihat tulus mengkhawatirkannya yang membuat Jennie lebih baik.

Irene disisi Wendy, yang walaupun tak banyak omong namun berbaik hati untuk menjenguknya juga membuat Jennie merasa hangat.

Di asrama Ravenclaw, tidak banyak yang menyukai Jennie. Malah cenderung membencinya karena ia terus mengurangi poin dan membuat nama asrama menjadi jelek.

Namun tidak bagi orang yang mengenal dirinya seperti Rose, Wendy, Joy, dan Irene. Mereka mengerti, terkadang Jennie butuh pelampiasan.

Yah, walaupun cara pelampiasannya agak merugikan. Tetapi, mereka dengan senang hati akan menegur Jennie jika ia sudah hampir melewati batas.

Disortir ke asrama Ravenclaw adalah beban yang berat bagi Jennie. Ia seringkali merasa tidak secerdas teman-temannya, bahkan sering juga ia tidak bisa masuk ke ruang rekreasi asramanya sendiri karena ia tidak dapat menjawab teka-teki.

Tapi, Jennie juga terkadang tidak memperdulikannya, sih. Bukankah itu berarti ia istimewa? Siswi Ravenclaw yang pembangkang, predikat itu hanya miliknya, kan?

****

Siang hari, setelah  makan siang. Jennie yang merasa tubuhnya sudah membaik--dan juga karena ia bosan setengah mati--merengek kepada Madam Pomfrey untuk memperbolehkannya keluar dari rumah sakit.

Awalnya Madam Pomfrey tidak memperbolehkannya, karena saat pagi demamnya amatlah tinggi. Namun, Jennie beralibi bahwa ia ingin beristirahat dikamarnya saja.

Slytherin Head BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang