Sabtu dini hari, tepatnya pukul satu pagi, kelas Astronomi berakhir. Karena materinya yang mempelajari tentang planet dan bintang-bintang, membuat jam pelajaran kelas astronomi berada pada tengah malam mencapai dini hari.
Rose tampak mengucek matanya, terlihat amat mengantuk lantaran belum sempat tidur sebelum jam pelajaran Astronomi dimulai. Sebaliknya, Jennie tampak bugar, sebab Ia telah terlelap sedari pukul delapan malam, tepat setelah makan malam berakhir.
Jennie merapatkan jubahnya seraya menuruni tangga guna turun dari menara tertinggi sekastil Hogwarts tersebut, sembari bersenandung kecil. Rose di sebelahnya malah menguap lebar.
“Ah, memang dasar Jimin Park bodoh! Dia benar-benar tak membiarkanku tidur sebelum kelas Astronomi tadi.” Rose merutuk, membuat Jennie sedikit meringis.
Sebelum kelas Astronomi--tidak--bahkan setelah makan malam, Rose diseret oleh Jimin menuju perpustakaan untuk menemaninya belajar tentang ramuan-ramuan yang katanya akan menjadi tugas pertama di pertandingan Triwizard nanti.
Rose baru kembali ke kamar asramanya sekitar pukul sebelas kurang, menggunakan waktu seefisien mungkin untuk mengambil peralatannya, dan segera membangunkan Jennie yang tak menyadari bahwa jam wekernya kehabisan baterai.
Mereka berdua berpisah di lorong. Dengan Rose yang tak menyadari bahwa sahabatnya tersebut telah menyelinap turun diantara murid-murid yang lain--menuju ke perpustakaan. Instingnya mengatakan Sang Pujaannya pasti sedang bersemedi dengan buku-bukunya yang membosankan disana.
Matanya mengawasi sekitar, berjengit ketika hampir saja berpaasan dengan seorang prefek Gryffindor yang sedang berpatroli. Selangkah lagi menuju perpustakaan, Jennie tidak sengaja bertubrukan dengan seorang pemuda bersurai hitam dengan kulit sepucat vampir.
“Watch your damn eye—Ruby?” Pemuda tersebut berseru, hampir mengumpat.
Jennie kaget, mendapati pemuda sepucat vampir yang Ia tabrak tersebut adalah kekasih temannya sendiri, Yoongi Min. Ia mendesis panik, menyuruh pemuda tersebut untuk bersuara lebih pelan.
“Apa yang sedang kau lakukan disini Yoongi? Wendy telah pergi tidur sejak pukul sepuluh.” Kata Jennie.
Yoongi menaikkan sebelah alisnya. “Seharusnya aku yang bertanya begitu. Aku tidak sedang mencari kekasihku di dini hari begini. Urusanku sudah selesai, sekarang aku mau kembali. Namjoon ada di dalam.” Katanya, yang membuat Jennie teringat kembali tujuannya kemari. Lantas tanpa berterima kasih, Ia masuk ke dalam perpustakaan dengan tergopoh.
Perpustakaan telah seluruhnya gelap, namun sebuah meja terang oleh sinar lentera. Seorang pemuda bersurai ash-blonde duduk disana, fokus membaca di balik kacamata bingkai hitamnya. Suara ribut akibat kedatangan seseorang membuatnya mendongak.
“Namjoon sayang, aku merindukanmu!” Jennie berseru seraya menghampirinya.
Namjoon mendelik. Wajahnya jelas-jelas menunjukkan ketidak-senangan atas kehadiran si gadis Ruby tersebut. Jennie--tanpa menghiraukan ekspresi Sang Pemuda--duduk di kursi kosong depan meja Namjoon, yang telah Ia sematkan sebagai kursi milik Jennie Kim.
“Kita bahkan baru bertemu saat makan malam tadi.” Namjoon berujar datar, lantas menghela napas. “Aku benar-benar tidak punya waktu untuk meladenimu sekarang, Ruby. Tidak bisakah kau tidur dengan tenang setiap malam?” Ia bertanya.
Jennie menggeleng. “Tidak bisa sayangku, ketika aku akan pergi tidur aku selalu terbayang-bayang dirimu yang kemudian membuatku tak bisa tertidur lantaran merindukanmu.” Ia tertawa. “Tapi malam ini lain, jadwal kelas Astronomi adalah alasanku berada disini.” Lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slytherin Head Boy
FanficHei, siapa bilang murid Ravenclaw tidak bisa melanggar peraturan? [HogwartsAU!] [SlowUpdate!]