08: Kebenaran

133 14 11
                                    

Cuaca yang cerah tanpa mentari serta angin musim gugur yang terasa lebih dingin, menemani sore di Hogwarts. Bau tanah basah yang masih tercium bekas hujan tadi pagi membuat cuaca terasa semakin sejuk.

Jennie memanfaatkannya dengan duduk dihalaman sambil mengobrol santai dengan Hoseok Jung. Sepertinya Jennie sedang menon-aktifkan mode onarnya hari ini.

“Kau menyukai salah satu dari mereka ya, Hoseok?” Goda Jennie saat menangkap basah Hoseok yang sedang memandang para gadis Beauxbatons yang sedang mengobrol bersama Lalisa dan Yeressha di pinggir air mancur.

Hoseok mendelik, lantas menggeleng. “Tidak juga, aku hanya senang melihatnya. Lagipula, sepertinya, er- tipeku adalah gadis Hogwarts.” Jawabnya terbata.

“Oh ya? Berarti diantara Lalisa dan Yeressha?? Oh menurutku jangan dengan Lisa.” Jennie berujar serius.

Hoseok yang awalnya terlihat ingin membantah menjadi berbalik penasaran. “Mengapa dengan Lisa?”

Jennie berdecak. “Kau ingin perang saudara bersama sepupumu??”

Hoseok nampak tak mengerti.

“Jungkook mengincarnya, Hoseok!” Seru Jennie.

“Mengincar? Kau pikir dia tikus?” Hoseok menautkan alisnya.

Jennie mengerling. “Terserah, pokoknya aku takkan merestuimu dengan Lisa.” Katanya.

Hoseok mendelik lagi. “Merestui apa? Kau pikir kau siapa?”

“Aku calon sepupu iparmu, Jung!” Jennie berseru lagi dengan percaya diri.

Hoseok terkekeh. “Astaga, kau masih berharap ternyata.”

Jennie meringis, sebelum menangkap presensi Taehyung Kim yang menghampiri mereka berdua dengan tergopoh-gopoh. "Ada apa Taehyung?" Tanyanya.

“Jennie, apa kau sudah siap?? Ayo kita menjalankan misi kita!” Taehyung berapi-api.

Jennie segera berdiri. “Kau serius hari ini?”

Taehyung mengangguk antusias. “Iya. Ayo!” Serunya lalu menarik lengan Jennie, membawanya pergi.

Hoseok yang tak diberi jeda untuk menyela hanya dapat bertanya-tanya dalam hati tentang keonaran apalagi yang akan dibuat oleh mereka berdua, sebelum Namjoon datang dan mengejutkannya.

“Dari mana kau?” Tanya Hoseok setelah reda dari kejutannya.

Namjoon mendudukkan dirinya di sebelah Hoseok. “Ke pondok Profesor Hagrid untuk memastikan sesuatu.” Jawabnya santai. Hoseok mengangguk.

“Er, omong-omong Hoseok, kau habis mengobrol dengan... Jennie?” Namjoon bertanya ragu, karena jarang Jennie dan Hoseok terlibat sebuah perbincangan normal tanpa embel-embel pengurangan poin ataupun teguran.

Hoseok mengedikkan bahunya lalu tersenyum.   “Ya, walaupun dia gadis yang nakal, tetapi dia teman yang baik.”

“Hei, kurasa... Sudah lama aku tidak melihatnya mengganggumu? Kupikir dia mau melupakanmu, tapi saat kita berbincang tadi dia masih nampak mengharapkanmu.” Hoseok berujar bingung.

Slytherin Head BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang