17. tujuh belas

3.9K 663 46
                                    

Makasih vote dan comentnya. Maaf baru bisa update.



Seharian ini Ara terus mengikuti Jake, kemana pun lelaki itu pergi Ara ikut.

Kalau Jay, dia sedang bersama Lami sekarang. Karna suruhan dari Ara mengharuskan dia untuk ada di samping Lami terus.

Sebenarnya Jay ingin meninggalkan Lami saja, perempuan itu keliatan sehat kan? Hanya kaki saja yang sakit. Tapi lagi-lagi Jay teringat perkataan Ara tadi.

"Jay." Panggil Lami pelan.

"Apa?"

Lami tersenyum senang saat mengetahui panggilannya di respon oleh Jay, walau dengan nada sedikit ketus tapi tidak masalah, Lami tetap senang Jay meresponnya.

"Gue mau cerita kenapa kaki gue bisa kaya gini." Ucap Lami. Lami kira Jay pasti penasaran, padahal tidak sama sekali.

Tapi Jay seakan tidak ingin mengecrewakan, dia hanya mengangguk lalu mulai mendengarkan Lami yang mulai bercerita tentang kronologi kecelakaannya kemarin sehabis pulang sekolah.

"Makasih Jay, lo udah dengerin cerita gue." Ucap Lami di akhir ceritanya.

Jay menghela nafas pelan lalu dirinya tiba-tiba berdiri.

"Jay mau kemana?" Tanya Lami panik, saat ini dia tidak mau di tinggal oleh Jay.

"Gue mau ke kantin." Jawab Jay dingin.

"Gu- gue ikut." Lami meraih tongkat kaki yang ada di sampingnya, hendak berdiri tapi Jay segera mendudukan Lami paksa dengan menekan bahu gadis itu.

"Gausah! yang ada lo malah capek nanti pakai begituan sampai kantin." Jay sedikit membentak, tapi Lami yang di bentak malah tersenyum, senang karna tandanya Jay perhatian padanya kan.

Lami jadi bingung harus menuruti Jay atau mengikuti kata hatinya.

"Yaudah gue gajadi ikut, tapi lo jangan lama-lama ya Jay." Ucap Lami sedikit khawatir.

"Iya, bentar doang." Ucap Jay sambil memaksakan senyum, kalau begini kan pasti hati Lami akan luluh dan otomatis akan menurut pada Jay.

Ya, Lami memang bucin tingkat akut kepada Jay.

Sama kaya aku :(

Sampai di kantin Jay langsung mencari keberadaan Ara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai di kantin Jay langsung mencari keberadaan Ara. Tadi Sunoo bilang dia melihat Ara dan Jake ada di kantin.

Tapi nyatanya Ara sendiri.

"Yaampun, Ra. Lo ngapain di situ." Jay berlari saat tau Ara sedang termenung duduk di bangku depan stan kantin yang sedang tutup.

Ara tentu terkejut. "Jay? Ngapain lo ke kantin, Lami lo tinggal?"

Jay mendengus kesal, kesal akan pertanyaan di balas pertanyaan begini. Apa Ara tidak tau kalau dirinya sedang sangat khawatir sekarang.

"Iya gue tinggal, lo bukannya tadi sama Jake kok malah di sini sendirian."

"Jake suruh gue untuk nunggu di sini. Katanya dia lagi pesen makan." Ucap Ara sambil melihat-lihat sekitar kantin dan tidak ada Jake.

"Tapi ini stannya tutup, Ra." Jay benar-benar murka saat sadar kalau Jake pasti sengaja melakukan ini pada Ara.

Kurang ajar memang, seenaknya meninggalkan Ara dan parahnya lagi menyuruh Ara untuk menunggu disini padahal jelas stan ini sedang tutup.

"Tutup? Ah, iya tutup kok gue baru sadar ya." Ara malah tertawa pelan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Memang terkadang cinta bisa membuat kita bodoh.

Hening, Jay menatap Ara sangat lama lalu tiba-tiba kedua tangannya meraih bahu Ara, memeluk gadis di depannya memang sangat manjur untuk membuat suasana hatinya kembali membaik sekarang.

Ya, tadi kan Jay sempat kesal.

"Jay, kenapa sih aneh banget." Tanya Ara saat Jay mulai melepas pelukannya.

"Gapapa, cuma pengen ngecek. Kali aja manusia jadi-jadian yang menyerupai sahabat gue." Ucap Jay disertai kekehan.

"Sinting lo, Jay."







Tbc

Problem • Jay Park | EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang