20. dua puluh

4.1K 657 209
                                    

Harap maklum, lagi rajin update aku :)

Bus baru saja berhenti tepat di halte depan sekolah. Ara segera menarik tangan Jay agar cepat turun dari bus.

"Kenapa buru-buru?" Tanya Jay penasaran.

Walau Ara belum menjawab tapi Jay sudah langsung tau kenapa Ara begitu buru-buru, jelas karna ada seseorang yang sedang duduk dihalte.

"Jake nungguin siapa?" Tanya Ara heran, kenapa Jake ada dihalte padahal Jake tidak pernah berangkat naik bus.

"Nungguin lo." Jawab Jake dengan sangat santai.

"Se- serius?" Ara sampai gugup karna jantungnya mulai berdetak tidak normal sekarang.

Ara berharap kalau dia sedang tidak salah dengar sekarang.

"Iya, masa bercanda." Jawab Jake kemudian melirik Jay.

Tidak maksud apa-apa, hanya saja Jake mulai berpikir sepertinya menyenangkan menggoda Jay.

Ah, bukan menggoda lebih tepatnya mungkin membuat lelaki itu panas alias cemburu.

"Ayo, Ra." Jake mulai merangkul bahu Ara. Membuat Ara terkejut dan sontak mendongakan kepalanya, menatap Jake yang terlihat sedikit aneh.

Tapi tidak masalah, Ara malah suka. Berbeda dengan Jay yang sangat terlihat tidak suka dengan pemandangan didepannya ini.

Kenapa harus merangkul segala, ingin rasanya Jay melepas paksa tangan itu dari bahu Ara.

"Gue duluan." Ucap Jay entah kepada siapa dia hanya mengucapkan itu sambil berlari menuju gerbang sekolah.

"Dasar, malah ninggalin gue." Teriak Ara setelah tau kalau Jay sudah berlari meninggalkannya.

Kalau Ara sudah bahagia dengan Jake untuk apa Jay masih disitu. Ingin menjadi nyamuk? Kan enggak.

"Lucu ya dia." Gumam Jake pelan.

"Siapa? Jay?" Tanya Ara sambil mendongakan kepalanya kembali, tentu harus seperti itu kalau mau berbicara pada Jake karna tingginya dengan Jake terpaut jauh.

"Hmm, sebenernya Jay itu sebelas duabelas sih sama gue." Jelas Jake.

"Maksudnya?" Ara bingung dengan maksud ucapan Jake barusan.

"Haha. Gue sama Jay itu sama-sama pengecut, Ra." Jake terkekeh pelan lalu melepas rangkulannya pada Ara.

" Jake terkekeh pelan lalu melepas rangkulannya pada Ara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo kenapa bengong terus dari tadi."

Ara langsung pura-pura bermain ponsel agar Yuna tidak lagi curiga kalau dia sedang mikirin sesuatu. Yuna itu teman yang kepo tinggat dewa.

"Dih, siapa yang bengong." Elak Ara.

"Ya tadi lo, tapi sekarang kayanya pindah. Liat tuh si Jaymet jadi yang bengong." Yuna menunjuk Jay yang sedang duduk dibangku paling belakang.

Ara langsung menoleh ke arah bangku Jay, dan dia baru sadar kalau Jay seharian ini duduk sendiri karena Lami tidak masuk.

Tau begitu Ara kesana daritadi.

"Gue kesana ya." Pamit Ara ke Yuna.

Sampai disana Ara langsung menepuk pundak Jay pelan.

"Kenapa pakai ngagetin sih?" Ucap Jay sambil mengelus dadanya.

Ara tertawa lalu tangannya menyibakan rambut Jay yang tadi sempat menutupi mata.

"Kenapa bengong? Mikirin Lami ya?"

"Mikirin lo."

"Haa?"

"Eh kantin yuk, gue laper nih." Jay segera menarik tangan Ara, kalau tidak cepat-cepat dialihkan akan panjang urusannya.

Salahkan mulut Jay yang mudah kelepasan.

Sampai dikantin Jay segera memesan makanan, Ara yang ada disampingnya mulai mencari keberadaan seseorang.

"Nanti makannya disana aja ya, ada Jake soalnya." Ucap Ara pelan sambil menunjuk bangku kantin tempat Jake duduk.

"Iya." Jawab Jay.

Selesai pesan Jay dan Ara langsung menghampiri bangku tempat Jake duduk, Heeseung dan Jungwon ternyata juga ada disitu.

"Ikut gabung ya." Ucap Jay ketiga orang itu langsung mengangguk.

Mereka juga ngasih dua kursi kosong yang sampingan, karna mereka hafal kalau Jay pasti kemana-mana sama Ara.

Tapi pertanyaannya apa Ara akan kuat makan dikelilingi cogan begini.

"Jake enggak makan?" Tanya Ara mencoba memulai obrolan.

Mumpung makanan dia belum datang jadi bisa sedikit mengobrol dengan Jake.

"Udah tadi, lo gak makan? Apa lagi pesen?"

Ara terkekeh pelan, kenapa Jake perhatian sekali.

"Baru pesen gue." Jawab Ara.

"Kelar makan main basket yuk, gue udah lama banget nih gamain, takut jadi kaku." Ajak Heeseung, tentu ke kaum lelaki saja. Ara mana bisa main basket.

Ara aja diajarin sama Jay puluhan kali tetep gabisa masukin bola ke ring.

"Boleh ayo, mumpung jamkos. Tapi gue anter Ara dulu kekelas habis itu balik ke lapangan." Ucap Jay.

Heeseung sama Jungwon hanya bisa mengangguk sambil tersenyum tipis, paham lah mereka kalau Jay ini memang tidak bisa meninggalkan Ara.

Tuh, orang lain aja bisa sepeka itu.

"Gausah anter gue, gue ikut aja. Pengen liat Jake main basket." Ucap Ara.





Tbc

Makasih buat yang udah mampir baca, selamat bermalam minggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makasih buat yang udah mampir baca, selamat bermalam minggu.

Problem • Jay Park | EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang