R~|11|🍁

651 83 33
                                    

Aaaaaaaa gue kesel banget sumpahhh.. Part ini udh gue ketik terus mau gue simpan.. Ehhh wp eror jdi tiba² berheti dan tulisannya ilang separoh masa😭😭😭. Dengan sangat terpakas gue ketik lagi.. Untung masih ingat kalimatnya ya walaupun rada beda dikit huhuhu moga feel nya dapat yaa.. Ketikan pertama aku tdi padahal udh ngefeel bangettt bagi gue😭 gara² wp eror nihhh😩. Ok dehhh selamat membaca semoga feel nya dapat yaa😞.











"Tepat di hari ini aset perusahaan dan sebagian Rumah ini menjadi atas nama Kamu Zidan. ” ucap Lina tersenyum senang.

" Tentu saja Nek.. Zidan akan berusaha yang terbaik untuk menjalani perusahaan nya agar berkembang pesat. " Balas Zidan sibuk menandatangani berkas-berkas yang diserah kan oleh pengecara Papa Digo dan Gio.

"Rumah ini tidak akan terbagi untuk siapapun Zidan!. " Ujar Digo tegas yang baru datang menuruni anak tangga yang diikuti Sisi dibelakangnya.

Sisi menatap anak nya dengan tatapan memohon agar tidak membantah apa yang Digo putuskan.

"Anda tidak berhak mengatur saya!. " Balas Zidan berdiri menatap tajam Digo.

Sisi terduduk di ujung tangga dengan kepala yang menunduk pasrah atas apa yang akan terjadi setelahnya.

"Tentu Papa berhak Zidan.. Papa berhak atas Rumah ini. Rumah ini masih atas nama Papa. " Ucap Digo didepan Zidan.

"Pak pengecara terima kasih atas kerja sama nya.. Saya harap anda tidak akan melakukan kesalahan dengan memberi berkas Rumah ini tanpa perintah Saya. " Lanjutnya beralih kepada pengecara nya.

"Baik Pak.. Saya tidak akan melakukan kesalahan karena Saya sudah menjadi pengecara selama bertahun tahun dikeluarga ini.. Kalau gitu Saya permisi. " Balas Sang pengecara pamit dan berlalu.

Zidan menatap Digo tak terima."Anda sudah tidak bisa membahagiakan Istri anda dan sekarang Anda berusaha merebut apa yang akan menjadi Hak Anak Anda?!. " Seru Zidan menatap Digo menantang.

Sisi beranjak dan berjalan mendekati Digo dan Zidan dengan pelan. Sisi berdiri dihadapan Digo.

"Sudah Cukup Nak cukup.. Jangan lanjutkan lagi ya, Mama mohon. " Ucap Sisi memegang kedua pundak Zidan dengan tatapan sayu penuh harap.

"Sisi! Sekarang Kamu membela Dia dari pada Zidan dan Ibu hah!. " Ujar Lina angkat suara dan menujuk ke arah Digo.

"Bu.. Sudah jangan seperti ini Sisi mohon. " Ucapnya menatap Lina dengan berkaca-kaca.

"Sejak kapan Kamu menganggap Dirimu sebagai Anak dari Seorang Digo Dirgantara?? Bukannya kemarin Kamu mengatakan Bahwa Kamu tidak memiliki seorang Papa seperti Aku?? Dan Bahkan Kamu mengatakan menyesal memiliki seorang Papa seperti Aku ini?." Ucap Digo membuka suara tanpa perduli apa yang dilakukan Sisi dihadapannya.

Sisi menyusutkan bahunya dan menundukkan kepalanya mendengar balasan dari Digo.

"Iyaa!! Itu benar. Saya tidak memiliki Papa seperti Anda yang sama sekali tidak memikirkan anaknya dan Keluarga kecilnya!!. " Balas Zidan keras maju selangkah mendekati Digo dan segera Ditahan Sisi.

"Zidan!!. " Peringat Sisi keras dengan tatapan tajam.

"Apa! Tidak memikirkan keluarga atau anaknya?? Heii Kamu jadi sekarang dan sebesar ini karena siapa?? Kamu bisa tinggal dan hidup enak disini karena siapa?? Emang kamu bisa hidup tanpa orang tua Zidan??. " Ucap Digo masih dengan Intonasi tenang namun tegas. Meskipun jauh dalam lubuk hatinya merasa sakitt dan Sesak dengan perilaku Zidan Putranya.

"Brengsek.. " Umpatnya Zidan semakin berontak mendekati Digo.

"Hentikan Zidan..!! Mama bilang hentikan!! Hikss.. Hikss. " Cegah Sisi menahan tubuh Zidan agar tidak mendekati Digo yang berada dibelakang tubuhnya.

🍁RINDU🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang