R~|23|🍁

889 68 33
                                    


Maaf kalau ada Typo.. Gak sempat buat ngoreksi lagi. Tandai ya kalau ada typo.






Happy Reading..











"Kamu yakin mau ke Rumah sakit Mas??. " Tanya Sisi memakai kan syal ke leher Digo. Karena sebelumnya Digo mengeluh dingin.

"Iya.. Aku ingin menjenguk Zidan, Sayang, " Balasnya memegang Syal yang telah Sisi Pakaikan padanya.

"Makasih." Ucapnya menatap Sisi saat Istri mungil nya itu telah selesai dengan kerjaanya.

Sisi hanya membalas dengan senyuman dan elusan pada kedua Pipi Digo.

"Apa Kamu tidak ada rasa marah atau kecewa sedikitpun??. " Tanya Sisi Ragu menatap Digo yang lebih tinggi dari nya.

"Jika ditanya maka aku jawab Iya.. Aku kecewa, aku kecewa pada anak-anak dan Istriku.. Mereka membuatku terluka Aku ingin marah.. Tapi buat apa aku marah?? Semua sudah terjadi, mau aku marah ataupun mengamuk semua tidak akan kembali seperti semula.. Gelas yang sudah pecah akan susah untuk di satukan kembali seperti awal bentuknya.. Jika pun bisa pasti akan terlihat bekas pecahan nya,. " Balas Digo menghapus setetes air mata Sisi yang jatuh.

"Dan semuanya sudah terjadi Sayang.. Aku bukan malaikat ataupun nabi yang memiliki hati yang suci, aku hanyalah umat nya yang berusaha mengikuti sang panutan agar bisa menerima semua apa yang terjadi bahkan nabi sudah dihina dan di caci beliau tetap lapang dada dan ikhlas menerimanya.. Jadi, Aku akan berusaha menerapkan hal itu pada diriku dan pada keluarga kecil ku ini.. " Lanjutnya memegang kedua Pipi Chabby Sisi dan sesekali menghapus air mata Sisi.

Sisi menangis mendengar ucapan Digo.. Bahu nya bergetar akibat isakannya tanpa bisa ia cegah. Sisi menatap dalam mata Suami nya itu perlahan tangan Sisi mengalung di leher Digo..

Dan berbisik " Aku sangat sangat sangat mencintaimu Suamiku. " Berbisik lirih. Dan memeluk Digo erat masih dengan tangisnya.

Digo tersenyum membalas pelukan sisi tak kalah erat. "Aku lebih mencintai Kamu Istriku. " Balasnya lirih sesekali mengecup puncak kepala Sisi.

"Jangan pernah tinggali Aku.. Dan jangan pernah mencoba untuk menyerah dengan semuanya.. " Ucap Sisi lirih masih pada posisi yang sama.

"Aku tidak berjanji Sayang.. Tapi yang aku pastikan Aku akan berusaha untuk selalu tetap disamping Kamu.. "

Sisi menggeleng semakin memeluk Digo erat dengan kedua tangannya dikalungkan di leher Digo.
"Enggak! Kamu harus berjanji Mas.. Kamu harus janji kalau Kamu gak akan pernah nyerah dan ninggali Aku hikss. " Ujarnya sarkas.

"Sayang, semuanya sudah Allah atur gimana kedepannya... Kita hanya manusia biasa cukup berharap dan terus berdoa supaya semuanya baik-baik saja." Mengelus punggung Sisi menenangkan.

"Pokoknya Kamu gak boleh ke mana-mana.. Harus tetap sama Aku!. " Ujarnya memegang rahang kokoh Digo dan menatapnya dalam.

Digo hanya tersenyum menganggukan kepalanya.. "Sudah ya, sekarang Kita berangkat kerumah sakit hemm.. Jangan nangis lagi dong nanti kulit kamu ada yang keriput lohh. " Ucap Digo sedikit terkekeh dengan ucapannya seraya menghapus air mata Sisi.

"Ihhh Kamu mahh hikss apa hubungannya coba.. " Balasnya disela sela sisa tangisnya.

"Iya-iya gak ada hubungannya... Sekarang Kamu senyum dong buat aku, kayak gini senyumnya. " Ujar Digo mempraktekan senyum alas Sisi.

"Aaaa Kamu ihh jangan gituu muka nya.. Hikss hikss. " Meraup Wajah Digo dan kembali menangis.

"Ehh kok nangis lagi hahaha iya-iya maaf dehhh jangan nangis lagi dong.. " Ujar Digo memeluk Sisi dan menggoyangkan badan mereka ke kanan dan kiri karena gemas dengan tingkah Sisi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

🍁RINDU🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang