Namaku Diyani Syafira Anggita. Dan ini adalah kisah ku dengannya. Seseorang yang tak ku kenal, tapi Rabb ku tau bahwa aku mencintainya.
*****“huuftt cukup melelahkan hari ini,”
keluh ku sambil merebahkan diriku di tempat ternyaman menurutku.Ku ambil ponselku dan jariku langsung meluncur menuju intagram.
“tumben banget notif banyak gini,” sambil ku scroll beberapa pemberitahuan Instagram.
Dan aku menuju tab explorer, terlihat beberapa video yang sepertinya seru. Tapi mataku langsung tertuju pada satu video tanpa pikir panjang aku menekannya.
“masyaallah tampannya,” gumam ku dalam hati.
“tapi sepertinya dia sudah sangat dewasa, ahh sudahlah,” pikirku
“tapi aku penasaran,”
kembali lagi ku lihat caption dari postingan itu dan ya aku tak menemukan akun instagramnya.Rasa lelah yang ku rasa membuatku merasa sangat mengantuk, tak butuh waktu lama akhirnya aku tertidur masih menggunakan baju seragam.
“teh bangun udah sore,” teriak ibu membangunkan ku.
“iya buu,” masih dengan mata tertutup aku mencoba bangkit dari tempat tidurku. Adzan Ashar berkumandang...
“alhamdullilah,” ujarku sambil menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu.
“oke waktunya belajar,” ujarku sambil mengambil beberapa buku dari laci. Tak seperti biasanya hari itu wajah lelaki itu terbayang terus di pikiranku.
“ah, siapa sih diaa?!” sambil mengambil ponselku yang masih tergeletak di kasur.
Ku coba cari kembali akun tadi, tapi aku tak menemukannya. Butuh waktu lama aku mengingat nama akun yang ku lihat tadi.
“aa..aa..aaa apa sih, ohh aesthetic kali yaa,” kataku sambil mencari beberapa nama akun yang ku ingat. Aku tetap tidak menemukannya.
“ahh terserah lah,” gumamku kesal karena tidak menemukan video itu.
Kringg..kring.. alarm ponselku berbunyi
“hoaammm,” sambil meraba dengan mata ngantuk mencari ponsel.
Setelah mendapatkan apa yang ku cari, aku mematikan alarm dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 04:00.
Tanpa basa – basi aku bangkit menuju kamar mandi dan bersiap untuk sholat shubuh.
“buuu aku berangkat sekolah dulu,” kataku sambil memakai kaos kaki dan sudah siap menuju kesekolah.
“gamau sarapan dulu?” tanya ibu.
“nanti sarapan di sekolah aja bu,”
Sambil meraih tangan ibu untuk salim.“assalamualaikum,” lanjutku.
“waalaikumsalam,” balas ibu.
Perjalanan ke sekolah lumayan dekat dengan rumah, jadi aku memutuskan untuk berangkat dengan jalan kaki, lumayan buat olahraga pagi.
“siapa ya lelaki yang kemarin itu?, tinggal dimana ya dia?, Siapa namanya?” beberapa pertanyaan muncul dipikiranku.
“awww, sakit,” kakiku menyandung batu besar yg ada di depanku, dan sukses membuyarkan pikiran tentang lelaki itu. Dan aku menjadi fokus dengan langkahku.
“alhamdullilah, sampe juga,” kataku sambil merebahkan badanku di kursi kayu di kelasku.
Seperti biasanya, aku selalu menjadi orang pertama yang sampai di kelas.
Suasana kelas yang sepi membuatku memikirkan kembali wajah lelaki itu, senyumnya yang manis, kulitnya yang putih aku masih bisa membayangkannya. Lagi – lagi pertanyaan itu muncul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Cinta dan Do'a
RomanceAku mencintai dirinya, dan mendoakannya adalah caraku untuk memuliakan rasa ini. Saat ini kesabaran sangat penting, walaupun kadang tanpa sadar air mata menetes dengan sendirinya. Rindu, selalu hadir di setiap waktu. Dan lagi-lagi cara yang terbaik...