Merasa gerah, padahal pendingin ruangan bekerja dengan baik, Orion melepas jas serta melonggarkan dasi dan membuka dua kancing teratas kemejanya. Melihat itu, Darel masih bersikap tenang. Lawan bicaranya mulai memakan umpan yang dia lempar. Strategi pertama Darel berhasil.
“Bagaimana kamu bisa tahu?” Orion bertanya sembari memejamkan mata.
“Mudah saja, Tuan. Orang-orang di sekitar Anda bisa jadi sumber informasi untuk saya.”
Hati Orion terasa panas, inginnya mengamuk sekarang juga. Dia ingin melampiaskan kekesalan perihal Darel yang bisa bergerak lebih cepat darinya. Delapan belas tahun Orion mencari dan sekarang seorang laki-laki datang membahas persoalan masa lalunya dengan mudah.
Tidak habis pikir, bagaimana Orion mempekerjakan orang-orangnya. Siang dan malam dia selalu memberi titah pada sang asisten agar lebih gencar menemukan perempuan yang Orion perkosa hari itu. Nyatanya, hingga hari ini tidak ada satu pun kabar baik yang Orion dapat. Dia yang terlalu santai karena tidak terjun langsung untuk mencari atau apa? Orion pun tak mengerti.
Mengingat apa yang Darel ucapkan tadi juga membuat kepala Orion berdenyut. Orang-orang di sekitar, kata Darel, yang mana artinya Darel mendapatkan informasi kalau Orion tengah mencari seseorang dari anak buahnya sendiri.
“Bagaimana kamu menemukannya? Untuk apa kamu mencarinya? Aku bahkan belum mendapatkan informasi apa pun tentangnya selama ini.”
“Satu-satu, Tuan. Anda terlalu bersemangat.” Darel tertawa kecil menatap kegusaran yang Orion tampakkan. “Mungkin karena Anda tidak terlalu berminat untuk menemukannya, sehingga saya yang lebih dulu mendapatkan informasi itu.”
“Keuntungan apa yang kamu dapatkan dari memegang informasi itu?”
Senyum kepuasan Darel terkembang. Ya, tadinya Darel juga tidak memikirkan keuntungan yang didapat dari mengetahui informasi masa lalu Orion. Semua dia lakukan karena pada awalnya hanya menyusuri jejak Deandra yang bisa berakhir di kelab malam. Mulai dari mengorek keterangan dari pemilik kelab yang menyebutkan nama Aretha, Darel akhirnya semakin tertarik mengetahui fakta bahwa istri dari salah satu pebisnis ternama terlibat sesuatu yang tidak biasa.
Dalam dua pekan, Darel akhirnya berhasil mengumpulkan fakta. Hasil yang dia dapatkan tentunya melewati proses panjang. Dari mendekati anak buah Aretha dan menyogok dengan uang, Darel semakin kuat meyakini fakta di tangannya. Lingkungan kumuh yang dulu Deandra tinggali juga membantu Darel untuk memperkuat data-data yang sudah terpampang. Orang-orang di sana menjawab pertanyaan yang Darel lontarkan tanpa pikir panjang setelah beberapa lembar uang berpindah ke tangan mereka.
Deandra dijual oleh Aretha yang merupakan istri dari Orion Damon. Anak buah Aretha mendengar bahwa wanita itu menyebut Deandra sebagai anak haram dari Orion. Darel lantas berlanjut mengorek pernyataan dari bawahan Orion. Pernyataan orang-orang sekitar yang sempat mendengar kegaduhan di rumah Deandra, serta melihat Aretha membawa gadis itu ke mobilnya juga sudah cukup jelas untuk Darel.
“Percayalah, Tuan, saya sebenarnya tidak menyangka akan fakta ini. Rasanya benar-benar terkejut.”
Sayangnya Darel masih menunjukkan rasa hormat yang tinggi dengan sebutan saya dan Tuan. Kalau tidak, Orion sungguh berniat melayangkan bertubi-tubi pukulan hanya agar Darel langsung memberi tahu apa yang Orion mau. Dalam keresahan dan ketidaksabarannya, pria itu mengakui dalam hati bahwa Darel memiliki pikiran yang kuat dan enggan dikalahkan tanpa menanggalkan sopan santun pada orang yang lebih tua.
Mengembuskan napas panjang untuk menetralkan ketegangan, Orion lalu menyesap lagi kopinya. Lawan bicaranya juga melakukan hal yang sama. Mereka berdua kini saling pandang dengan ekspresi berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis sang Tuan(Sudah Terbit)
RomanceCERITA INI SUDAH TERSEDIA DALAM BENTUK CETAK DAN EBOOK BACAAN DEWASA! ANAK KECIL TOLONG JAUH-JAUH! Deandra Marjeta berada pada penderitaan yang tidak pernah dia bayangkan. Hendak dijual, lalu dijadikan pelacur adalah hal terburuk yang dia alami sela...