13. Bersenang-senang

5.6K 472 38
                                    

Orion tahu dia hanya perlu menyetujui kesepakatan yang Darel tawarkan. Namun baginya, tidak semudah itu. Setiap orang memiliki prinsip yang tak ingin dihancurkan oleh orang lain. Lahan itu sangat berarti bagi Orion. Dia sudah membayangkan menghabiskan masa tua yang menyatu dengan alam tanpa ada keramaian.

Sebelum benar-benar menyerah, Orion ingin berusaha lebih dulu. Meski dia tahu akan kembali menghabiskan waktu untuk mencari, Orion tidak keberatan.

“Selama ini, apa aku melewatkan sesuatu dalam memberi informasi tentang malam itu?” tanya Orion pada William.

“Maaf, Tuan. Saya kurang tahu tentang itu. Tuan hanya memberi tahu saya lokasi Anda bertemu dengannya dan rumah kosong Anda.”

Jemari Orion terantuk-antuk di meja, sembari memikirkan apa yang bisa dia gunakan untuk mempermudah pencarian. Lalu Orion teringat sesuatu, hal yang pernah dia katakan pada Darel, tetapi tidak dengan sang asisten.

Deandra. Ya, Deandra. Kenapa aku sangat bodoh?!

Pria itu memukul meja, merasa kesal atas kebodohannya sendiri. Terlalu fokus mencari wanita itu, dia sampai melupakan salah satu hal penting. Sebelum dia terlelap setelah melakukan permainan panas, Orion membisikkan agar kalau wanita itu hamil anak perempuan, beri saja nama Deandra. Kesadaran Orion yang jauh lebih pulih setelah percintaannya menyebabkan otaknya sedikit berjalan.

Sebuah nama yang tak Orion anggap berarti dan malah dilupakan begitu saja selama ini. Meski dia tidak tahu wanita itu hamil atau tidak, tetapi Orion tahu langkah apa yang harus dia ambil dari sekarang. Meski tidak yakin sekalipun wanita itu melahirkan anak laki-laki atau perempuan, Orion akan tetap mencoba.

Seharusnya Orion memang memberi dua atau tiga kata sebagai nama lengkap. Akan tetapi, yang dia ingat hanya Deandra. Nama itu telah menjadi impiannya sejak lama. Ada harapan yang dia sematkan sesuai dengan arti nama itu; bunga.

Sering kali karena terpaku pada satu hal, manusia jadi melupakan hal penting yang dianggap tidak berguna. Namun, Orion akan memperbaiki kesalahannya itu. Dia bisa melihat setitik harapan yang ada.

“William.”

“Ya, Tuan.”

“Cari anak perempuan bernama Deandra di seluruh negeri ini. Tidak peduli mau berapa banyak ada yang bernama Deandra, cari informasi dari setiap pemilik nama itu.”

“Baik, Tuan.” William tidak ingin bertanya banyak hal. Tugasnya adalah patuh. Itu saja.

“Sewa detektif terbaik dari berbagai kota untuk mempermudah pencarian.”

“Ada lagi, Tuan?”

“Pastikan dulu tahun kelahirannya agar kalian tidak membuang-buang waktu mengorek informasi dalam.”

Mengerti akan tugasnya, William menyanggupi, lalu meninggalkan Orion. Sementara, pria separuh abad itu termenung menatap langit jingga dari jendela kantornya yang besar. Suatu rasa kemudian menghampirinya. Sesuatu yang kosong dan tiba-tiba saja meremas hati.

Dia memejamkan mata, berusaha menenangkan diri yang mendadak tidak tenang. Lalu sebuah wajah melintas di benaknya. Seorang wanita cantik tengah tertawa sembari menatapnya penuh cinta dan ketulusan. Mata Orion segera terbuka bersamaan dengan jantungnya yang bertalu-talu.

Setelah sekian lama, rindunya kembali terasa. Denting waktu yang terus berlalu pun sebelumnya tak berhasil membawa Orion pada satu kenangan indah di masa dulu. Kali ini, entah apa yang terjadi di tengah kesunyiannya meratapi diri. Tanpa diundang, kilas ceria wajah Aretha memenuhi ruang kepala Orion.

Perasaannya membuncah dan memenuhi dada hingga volumenya tidak terkendali. Sesuatu yang lain juga merangsek hatinya; rasa bersalah. Aretha, istrinya yang sangat cantik telah dia sia-siakan karena terlalu sibuk mencari kepingan masa lalu.

Gadis sang Tuan(Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang