13. Stop It

1.3K 136 63
                                    

Kedua anak kecil yang tampak akrab pada satu sama lain, meski baru mengenal sejak beberapa jam lalu sedang asik bermain arcade di zona anak. Tidak jarang mereka juga tertawa ketika melihat gambar lucu atau salah menjawab pertanyaan. Pemandangan ini dirasa sangat langka bagi seorang pria dan gadis yang duduk di bangku yang disediakan, bersama para orangtua lain yang juga menunggu anaknya. Jujur saja, saat ini banyak hal yang sulit untuk dijelaskan Jennie ataupun Wonwoo, hingga akhirnya mereka terdiam larut dalam pikiran masing-masing.





"Hari ini aku bertemu dengan Ibumu." ujar Jennie yang memulai pembicaraan membuat Wonwoo menoleh ke arahnya.

"Dia datang ke apartemenku dan menawarkan cek kosong agar aku bebas menulis berapapun nominal uang yang pantas aku terima untuk meninggalkanmu."

"Eumm.. bagaimana aku harus mengatakannya.. tapi tanpa dia menyuruhku, aku juga tidak memiliki keinginan untuk mendekatimu. Jadi seharusnya dia tidak perlu khawatir, karena dia tidak akan memiliki seorang menantu yang tidak ada dalam standarnya." beber Jennie yang sedikit agak panjang merasa dia harus memberitahu tentang sejauh apa tindakan Ibu Wonwoo, agar di kemudian hari hal ini tidak terulang. Apalagi dia tidak tahu rencana yang wanita itu pikiran.






"Mianhae. Aku tidak menyangka jika dia akan berbuat sejauh ini."

"Semua orang tahu dia itu Ibuku,  namun aku sendiri tidak tahu harus bagaimana menghadapinya."






"Gwenchana. Wajar dia khawatir padamu karena kau putranya."

"Hanya saja aku benci saat dia menuduhku sembarangan dan menganggapku sebagai perempuan yang akan melakukan apapun untuk uang."






Wonwoo menghirup nafas lebih dalam. Sebenarnya pria itu sangat merasa bersalah, namun dia sendiri bingung kira-kira bagaimana cara yang paling tepat untuk membuat Nyonya Jeon berhenti ikut campur dan tidak berpikir bahwa semua yang dia lalukan itu benar.


"Apa menurut orang itu Ibuku?"

"Dia bahkan menganggapku tidak lebih dari sebuah boneka kayu yang hidup hanya untuk melakukan semua yang dia inginkan." kali ini pria itu tidak ingin lagi menutupi bagaimana perasaannya.






"Aku tidak akan berkomentar tentang itu."

"Geundae.. kenapa kau terlihat tidak sehat tadi? Apa kau melewatkan sarapanmu?" tanya Jennie kembali memperhatikan putranya.






"Ani. Tiba-tiba aku mengingatkan kembali sesuatu yang sudah lama tidak pernah aku bicarakan."

"Aku merasa sangat buruk karena tetap diam selama ini." kesal Wonwoo menarik nafas lebih dalam.





"Eumm.. mungkin rasanya agak lancang, tapi tadi aku sempat menyinggung tentang luka di betismu di depan Ibumu."

"Aku kira dia sudah tahu, tapi sepertinya Ibumu tidak mengingatnya."





Pria tampan itu lalu meneguk isi kaleng yang dia pegang, kemudian meremasnya sebelum ia masukan ke dalam tempat sampah daur ulang.

"Hari aku mendapatkan luka ini adalah hari dimana terakhir kali aku melihat Kakakku tersenyum. Dan saat itu wanita yang hanya mementingkan uang tidak peduli sama sekali dan tetap di luar negeri meski putranya dalam keadaan kritis setelah menjadi korban tabrakan pengemudi yang mabuk." cerita Wonwoo tanpa sadar membuat Jennie reflek menutup mulutnya dengan telapak tangan. Selama ini dia hanya mengetahui jika Wonwoo adalah putra tunggal JShine Group. Ini seperti skenario drama tak terduga yang terungkap ketika alur para tokohnya sudah mencapai klimaks.





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hello, My EX!  •  JENNIE x WONWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang