"Jihu-ya, kau tidak boleh nakal ya. Halmoni pasti akan sering ke Seoul untuk mengunjungimu." Nyonya Kim berjongkok mencium pipi cucunya bergantian gemas. Sudah biasa Ibu Jennie selalu bersama dengan anak itu, setelah sampai di rumah nanti pasti dia akan langsung merindukannya.
"Ne. Halmoni."
Jihu juga mengangguk oelan seakan ingin membuat nenek tidak khawatir.
Jennie yang menggandeng tangan Jihu di sampingnya tersenyum.
"Lain kali eomma ajak Ayah juga. Aku ingin menunjukan apartmentku."
"Eoh. Kapan-kapan eomma mengajaknya. Eomma pergi dulu." wanita itu kini mencium pipi putrinya sebelum menuruni tangga ke stasiun bawah tanah.
"Jangan ragu untuk menelpon eomma jika ada sesuatu yang kau belum tahu."
"Keponakan teman eomma yang akan membantumu berangkat besok." ucap Ibu Jennie kembali mengingatkan. Benar, gadis itu tidak mungkin bisa merawat Jihu sendiri karena dia juga harus berkerja, jadi dia membutuhkan seorang babysitter.
"Iya eomma. Gomawoyo!" Jennie melambaikan tangan sampai melihat Nyonya Kim menghilang di antara orang-orang yang membeli tiket. Pria kecil berpipi tembam juga tampaknya melakukan hal yang sama karena mengikuti Ibunya.
Saat berjalan menuju tempat parkir, Jihu sesekali mencoba memainkan ujung rambut Jennie yang bisa dia jangkau saat berjinjit. Mungkin menurut anak itu agak aneh karena biasanya rambut orang lain yang dia lihat dan dirinya sendiri berwarna hitam. Sedangkan rambut Jennie berwarna coklat, begitu pula warna rambut orang-orang yang lewat di sekitarnya. Ketika masih di Changwon Jihu hanya bermain di rumah atau diajak kakeknya pergi ke kebun strawberry, tentu saja ini masih hal baru baginya.
"Eomma, ige mwochi (Ibu, ini apa)?" pria kecil itu akhirnya bertanya.
"Ini rambut eomma, warna lucu 'kan?"
Jihu mengangguk cepat. Dia lalu menunjuk seorang gadis yang mewarnai rambutnya dengan warna yang sama seperti langit.
"Ne. Dallayo."
"Walnanya belbeda dengan lambut Jihu. Itu juga!" jelasnya masih susah menyebutkan huruf 'r'.
"Lalu, menurut Jihu apa eomma terlihat cantik?"
"Ne. Neomu yeppeoyo (sangat cantik)."
Jennie kemudian mengecup kening Jihu sambil menahan senyum. Senang sekali rasanya dipuji cantik, mengingat selama ini dia hanya mendengar orang-orang mengatakan 'sexy' untuknya.
"Kalau begitu sekarang kita pergi ke super market untuk membeli susu dan popokmu."
"Eomma juga akan mengajakmu ke tempat langganan eomma untuk membelikanmu jaket." gadis itu mendudukan Jihu pada jok di sebelah kemudi dan merapatkan sabuk pengaman putranya. Dia juga menaruh mainan bola Pokemon di pangkuan Jihu agar anak itu tidak merasa bosan selama diperjalanan.
Tampaknya lalu lintas Seoul tidak terlalu padat hari ini. Dedaunan yang mengering dan berubah kecokelatan dari pohon-pohon yang berada di pinggir jalan perlahan berguguran karena tertiup angin. Sesekali Jennie melirik balita yang berada tepat di sebelahnya. Jihu terlihat membuka mulut saat memandangi anak-anak sebayanya yang sedang berjalan berlarian di taman sambil menangkap daun maple yang terbang.
"Apa Jihu ingin peegi ke taman setelah kita belanja nanti?" tanya Jennie ingin tahu sambil mencari tempat parkir yang pas untuk mobilnya begitu sampai di tempat tujuan. Tumben sekali siang itu tempat parkirnya tidak terlalu ramai. Apa mungkin karena akhir pekan orang-orang lebih memilih untuk bersantai di rumah daripada berbelanja dan pergi jalan-jalan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, My EX! • JENNIE x WONWOO
Fiksi PenggemarBagaimana jika kau bertemu dengan orang yang sangat kau benci setelah sekian lama?