08. Teringat Aji

372 46 44
                                    

BRAK!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BRAK!

Acha menggebrak meja dengan tangan yang mengepal. Dia tak tahu lagi harus berbuat apa, di masa ini sungguh berbeda dengan di masa depan. Ketika bosan, dia bisa saja bermain game atau sosial media. Selain itu, dia juga bisa menonton film dan drama. Atau dia bisa menghabiskan uangnya dengan berjalan-jalan ke mall dan menikmati berbagai kuliner kegemarannya.

Dan kini, semuanya jauh berbeda 360°. Acha memang membawa ponselnya ke masa ini, namun tentu saja ponsel itu tak akan bisa berfungsi. Dia harus membiasakan diri tanpa bergantung terhadap ponsel dan seluruh kesenangan yang ada di dalamnya. Walau, Acha sangat rindu untuk menjelajahi dunia Instagram dan Twitter.

Selain itu, dia ingin sekali menonton drama Korea, Jepang, ataupun drama Thailand favoritnya. Dan juga, Acha sangat ingin berjalan-jalan ke mall. Beberapa waktu lalu sebelum Acha terjebak di masa Majapahit, dia sudah mengincar pakaian keluaran terbaru. Hanya saja karena Acha sibuk, hal itu sempat tertunda. Dan sekarang, kembali tertunda karena entah bagaimana caranya gadis itu bisa terjebak di 701 tahun yang lalu.

"BOSEN! BOSEN! BOSEN! ASTAGAAAAA! KESEL DEH NGGAK BISA NGAPA-NGAPAIN!" dijambaknya rambut indah itu, ah... Acha memang seperti ini jika sedang kesal. Dia bisa menjambak rambut siapa saja selain rambut dirinya sendiri.

Dulu, karena saking kesalnya Acha sempat menjambak rambut sang kakak, Bumi Aji Girinata. Walaupun itu reflek, tetap saja Aji marah dan mengomeli Acha.

Astaga, ngomong-ngomong soal Aji... Acha jadi rindu sosok kakaknya itu. Di keadaan seperti ini, dia sadar bahwa ia sangat membutuhkan bantuan Aji. Namun apa daya jika dirinya pun tak tahu dimana keberadaan sang kakak. Akankah dia berada di masa depan, ataukah sebenarnya Aji ikut terjebak di masa Majapahit ini. Sungguh! Acha menyesal telah memperlakukan Aji dengan agak buruk sebelumnya.

Acha sadar, begitu pentingnya sosok Bumi Aji Girinata di dalam hidupnya. Aji sangatlah penting, seperti kedua orang tua Acha. Dan soal ucapan Aji tempo hari, pria itu benar. Jika Acha kini telah menjadi tanggungjawab Aji sepenuhnya. Setelah beberapa tahun kedua orang tua mereka kembali ke dalam pelukan Tuhan.

"Maafin gue, Ji..." gumam Acha, pelan. Kata maaf itu terlontar begitu saja, tanpa ia duga. Ya, Acha merasa bersalah. Dia ingin memutar balik waktu dan memperbaiki segalanya. Dia tak peduli jika dirinya harus berlagak manja terhadap Aji, karena dia ingin benar-benar merasakan bagaimana kasih sayang Aji terhadapnya.

Sebuah benda pipih diraihnya, Acha lantas menekan tombol power. Gadis itu pun membuka galeri, melihat foto masa kecilnya bersama dengan kedua orangtuanya. Lalu, melihat salah satu foto yang menampilkan bagaimana senangnya dia saat Aji membuatkan Acha sebuah tiara dari untaian bunga.

Gadis itu seakan bernostalgia ke masa kecilnya. Foto itu, diambil kala dia duduk di bangku kelas tiga SD. Saat itu, rambutnya dikepang dua. Senyumannya yang manis menampakan deretan gigi kelincinya. Pipinya pula sedikit berisi.

You and Me [MAJAPAHIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang