Namjoon |Page One

184 35 43
                                    

Bibirku tak mampu berucap, tapi raut penyesalan tergambar jelas di wajahku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bibirku tak mampu berucap, tapi raut penyesalan tergambar jelas di wajahku.



———


Namjoon menatap lurus ke depan. Entah sudah berapa lama, yang jelas ia masih menatap pemandangan yang ada di hadapannya itu.

Keluarga kecil yang terdiri dari sepasang suami istri, juga anak kecil berumur sekitar empat tahun dengan rambut lurusnya yang di kucir tinggi.

"Ternyata kau sudah bahagia, Naya.." lirih Namjoon dengan wajah yang sudah tak bisa di jelaskan.

Namun raut penyesalan tergambar dengan jelas diantara raut bahagia karena orang terkasihnya sudah berbahagia, raut sedih karena si terkasih tak berakhir dengannya, serta raut kecewa karena dia yang membuat sosok terkasihnya memilih pergi dari sisinya.

Jelas Namjoon menyesal, sosok wanita yang sudah berkeluarga di depannya itu adalah mantan tunangannya beberapa tahun lalu.

Min Naya.

Sosok yang mampu membuat dirinya selalu merasa dihujani kasih sayang, yang selalu mampu membuat ia sadar bahwa di dunia ini masih ada yang menyayangi dirinya.

Min Naya, gadis yang pada saat itu selalu berhasil membuatnya jatuh cinta berkali kali hanya dengan melihat senyum manisnya.

Min Naya, yang sudah menemaninya selama tiga tahun lamanya, yang akhirnya pun memilih pergi karena lelah.

Namjoon menyesal karena sudah membuat gadis tersayangnya menyerah saat itu. Menyerah akan dirinya yang acuh juga egois.

Dulu, ia kira Naya takkan merasa terkekang jika ia acuh padanya. Dulu, ia kira Naya akan bahagia jika hidupnya tak selalu tentang Kim Namjoon.

Tapi ternyata semua salah, Naya akhirnya pergi setelah lelah mempertahankan semuanya seorang diri. Hanya saja Naya tak tahu, Namjoon pun ikut mempertahankan hubungannya saat itu.

Sebab, dalam diam, Namjoon selalu memperhatikan gadisnya. Namjoon selalu ada di sekitar Naya tanpa gadis tersebut sadari. Semua Namjoon lakukan karena satu alasan.








"Ayo pulang!"

Lamunan Namjoon buyar saat bahunya di tepuk, "sebentar lagi, okay?" tawar Namjoon, yang langsung ditolak mentah mentah.

"Kau sudah disini tiga jam, Hyung!" omel Jungkook, "mau seberapa lama lagi kau memperhatikan kebahagiaan mereka? Apa kau tak ingin bahagia juga seperti Noona?" tanyanya dengan suara yang lebih rendah, sadar jika pembahasannya sedikit sensitif.

Namjoon terkekeh, lalu tersenyum pada salah satu member grupnya yang sudah ia anggap adiknya tersebut. "Kau tak lihat aku tersenyum?" Namjoon tersenyum hingga dimplenya terlihat, "aku bahagia, Kook."

Jungkook mengangguk, "anggap saja aku percaya." jawabnya sarkas. Lalu mulai menarik lengan lelaki yang tiga tahun lebih tua darinya, "ayo pulang, di dorm Jin Hyung sudah menunggu!"

Namjoon pasrah, akhirnya ia pun bangkit dari bangku taman yang ternyata sudah ia duduki selama tiga jam lamanya.

"Kau tahu darimana aku ditaman?"

Jungkook berdecih, "kau selalu disini setiap hari rabu, bahkan seluruh penghuni dorm tahu kau ada disini jika tak ada di studio ataupun di kantor."

Namjoon mengangguk, sebelum benar benar melangkah lebih jauh, Namjoon kembali menoleh ke belakang. Dimana Naya dan keluarganya sedang bercengkrama.



"Dia bahagia kan, Kook?"

Sadar jika Namjoon berhenti melangkah, dan kembali menoleh ke arah belakang. Jungkook pun ikut berhenti, dan memandang keluarga kecil yang sedang bercengkrama tersebut.

"Noona sudah bahagia, tinggal Hyung yang harus berbahagia sekarang."

"Bahagia seperti apalagi yang harus aku cari? Sekarang pun aku sudah bahagia, dengan kalian berenam sudah membuatku bahagia." elak Namjoon lagi.

"Bahagia yang mampu membuatmu selalu tersenyum jika sedang memikirkannya. Bahagia yang bisa membuat tenaga saktimu mampu merusak banyak benda lagi seperti dulu, Hyung. Apa sudah?"

Namjoon termenung untuk beberapa waktu, sebelum akhirnya mengerjap sadar. "Ayo, aku sudah lapar. Jin Hyung masak apa?"

Jungkook yang ditarik paksa oleh Namjoon hanya pasrah dengan wajah sendu memandang Hyungnya tersebut.

"Aku berharap semoga air matamu nanti akan berubah menjadi air mata kebahagiaan, Hyung."


Namjoon memalingkan wajahnya ke arah lain, dengan cepat ia menyeka air matanya. Air mata yang selalu tumpah jika ingatannya tentang Min Naya kembali terlintas.

 Air mata yang selalu tumpah jika ingatannya tentang Min Naya kembali terlintas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


A/n : Sekian, dan terima kasih yeorubun!!

Jangan lupa vommentnya ya, borahae! 💜

2020 - 07 - 08

TEAR x Rap LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang