Hoseok | Page One

103 21 55
                                    

Hoseok | Page One



Karena kau adalah awal dan akhirku.
Pertemuan dan perpisahan bagiku






"Hoseok-ah,"

Keempat lelaki yang sedang duduk di meja kafetaria itu pun menoleh saat nama salah satu dari mereka disebutkan. 

"Ah, Yura, ada apa?" tanya Hoseok saat melihat bahwa yang memanggilnya adalah Yura. Lee Yura, kekasihnya.

Sebelum menjawab, Yura menatap satu persatu ketiga lelaki yang ada di situ. "Aku ingin berbicara sebentar dengan Hoseok, apa bisa?" tanyanya, entah pada siapa yang jelas pada ketiga lelaki tersebut.

Namjoon mengerjap, "ah, silahkan. Kita ak—" 

"Tidak perlu, aku hanya sebentar. Aku akan mengajaknya keluar sebentar, kalian bisa tetap disini." sela Yura cepat saat Namjoon akan bangkit bersama dengan Jungkook dan Yoongi.

Mendengar hal tersebut, Yoongi kembali duduk bersandar pada sofa. Sebelum menutup matanya kembali, Yoongi menyempatkan tangannya untuk mendorong bahu lelaki yang duduk di sampingnya.

"Cepat bangun, dia menunggumu, Hope-ah." suruh Yoongi, yang langsung dituruti oleh Hoseok. Lelaki tersebut bangkit, lalu melangkah lebih dulu menuju pintu keluar kafetaria yang langsung berhadapan dengan taman belakang agensi.


"Menurutmu, mendapat tamparan atau makian?" 

Namjoon dan Jungkook yang masih memperhatikan Hoseok dan Yura menoleh pada Yoongi yang sudah kembali menutup matanya, namun masih bersuara.

"Makian," jawab Jungkook. Lain halnya dengan Namjoon, "bukan makian, lebih menjurus seperti kata kata tamparan untuk Hoseok." jelasnya, "Yura tipe wanita yang tenang, dia tak akan menampar atau memaki Hoseok." 

Setelah mengucapkan pendapatnya, Namjoon pun kembali menatap sepasang kekasih yang berdiri di balik jendela kafetaria tersebut dengan posisi saling berhadapan.







"Aku ingin putus, Hope-ah." kata Yura tanpa basa basi. 

Hoseok mengangguk, sama sekali tak terkejut mendengar permintaan dari sang kekasih.

"Baiklah, semoga kau bahagia, Yura." 

Mendengar jawaban Hoseok yang tenang dan sama sekali tak ada rasa ingin mempertahankan, Yura sadar, bahwa Hoseok memang tak pernah ia miliki selama ini. 

Yura sedikit mengangkat wajahnya agar dapat menatap tepat pada manik mata lelakinya, "aku pasti bahagia tanpamu, aku takut kau yang masih tak bahagia dengan ataupun tanpa aku, Hope-ah." ucapnya dengan tulus. Sama sekali tak ada getaran dalam suaranya, benar benar tenang dalam menghadapi kehancuran hubungannya.

Hoseok tersenyum, lalu mengangkat telapak tangannya sebelum ia daratkan di puncak kepala Yura yang hanya sebatas bahunya itu.

"Jangan pikirkan aku yang sudah membuatmu hancur, Yura-ya," ucapnya sembari mengucap puncak kepala Yura dengan lembut. "aku pasti akan bahagia dengan caraku sendiri, kau jangan khawatir." 

Yura mengangguk, mempercayai apa yang diucapkan oleh Hoseok. Wanita tersebut menarik nafas dalam dalam, berusaha menghilangkan sesak yang ada di dalam dadanya.

"Baiklah kalau begitu, aku pergi sekarang." Pamitnya, namun Hoseok menahan lengan wanitanya tersebut. "Boleh aku memelukmu untuk yang terakhir kalinya?" 

"Kenapa harus menjadi yang terakhir? Besok pun kalau kau mau, kau bisa memelukku." ucap Yura, sebagai penolakan halus atas permintaan Hoseok.

Hoseok terkekeh, "aku ingin memelukmu sebagai wanitaku untuk yang terakhir kalinya, aku ingin melepasmu dengan pelukan agar sakit yang kau rasakan mungkin bisa sedikit memudar."

TEAR x Rap LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang