Yoongi | Page Three

50 12 30
                                    

Yoongi | Page Three 

Lukailah hatiku secara perlahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lukailah hatiku secara perlahan








"Hyung, kenapa kau tidak melaporkan pernikahanmu?" tanya Jungkook pada Yoongi yang sudah duduk berselanjar kaki di lorong.

"Untuk apa? Kita bahkan sudah menentukan tanggal perpisahan sebelum masing masing dari kita mengucap janji pernikahan." jawabnya datar, dengan pandangan yang kosong.

Mendengar jawaban dari Yoongi, Hoseok menghela nafas. Punggungnya yang sudah ia sandarkan pada dinding, kini ia turunkan, ikut duduk berselanjar kaki seperti Yoongi.

"Kenapa kau menerimanya, Hyung? Aku yang ditinggalkan seperti itu saja, sudah sakit." 

Jungkook mengangguk setuju atas pertanyaan yang dilontarkan oleh Hoseok, ia yang sedaritadi sudah duduk tepat di hadapan Yoongi menatap harap jawaban apa yang akan di berikan oleh lelaki yang kini memiliki warna rambut mint tersebut. 

"Karena aku mencintainya?" tanya balik Yoongi, yang memang tak yakin apa alasannya terdahulu ia rela menyakiti dirinya sendiri hanya demi seorang wanita.







"Atau karena aku bodoh?" 




"Atau karena aku bodoh?" 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Mereka berdua sudah pulang dari pertemuan keluarga yang di adakan di kediaman keluarga Min. 

"Maafkan aku, Yoongi-ah." cicit Mina saat Yoongi melangkah di hadapannya.

Untuk beberapa saat, Yoongi terdiam. Tertawa dalam hati, mungkin kemarin adalah terakhir kalinya ia mendengar Mina memanggilnya dengan sebutan Oppa.

"Kau meminta maaf, tahu salahmu apa?" tanya Yoongi dengan datar, "maaf sudah membuatmu sakit, maaf sudah membuat keluargamu kecewa, dan maaf sudah menyeretmu dalam drama konyolku ini." 

Mendengar jawaban yang di berikan oleh Mina, Yoongi pun mengangguk. Ia yang masih dalam posisi berdiri pun, ikut duduk di ruang televisi apartement. Duduk di atas meja, menatap puncak kepala wanita yang tengah menundukan kepalanya..

TEAR x Rap LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang