5 tahun kemudian...
Sinar cerah menyinari satu rumah dibumi, menghangatkan suasana dipagi hari. Randi yang akan berangkat UTBK di Universitas Padjajaran dengan siap dan sigap menyelesaikan soal-soal. Kicauan burung seakan menyambut langkah demi langkah sang pemenang yang telah berjuang dimasa-masa sulit pada saat berada di Sekolah Menengah Pertama dan di Sekolah Menengah Atas.
"Aku berangkat ya bu! Do'ain biar lancar."
"Iya, hati-hati dijalan, Ibu selalu mendoakanmu.."
Tersungging senyuman hormat dari Randi kepada ibunya yang selalu mendukung dan mendoakannya dengan keras dan ikhlas.
"Mari Tuan, silahkan pakai helmnya." Ucap bang Kiki, ojek langganan Randi.Sesampainya disana...
"Eh, daftar ke UnPad juga?" Menepuk pundak Randi dari belakang.
"Lah, Teja? Sama siapa lu?"
"Gw sama Ranti nih, hayulah udah 15 menit lagi."
"Oh, Ranti.. hayu hayu."
Ternyata, Teja dan Ranti telah menargetkan Universitas Padjajaran sejak lama. Ranti yang memang selalu peringkat dua di Sekolah Menengah Atas tidak mendapatkan jalur undangan atau SNMPTN. Lain cerita dengan Teja, dia telah berhasil mendapat Jalur Undangan, namun ingin mencoba ujian SBMPTN, buang-buang duit aja ya haha.
"Silahkan menuju ke ruangan masing-masing yang telah panitia sediakan."
"Eh, gw di ruang 6 nih, kita berpisah disini, nanti ketemu lagi ya? Gw nunggu digerbang depan." Ucap Randi
"Oh.. Oke Ran, gw sama Teja diruang 3."
"Siap, siap!"
Ketika menuju ke ruangan 6, Randi sibuk dengan handphone nya, menabrak seseorang, ternyata dia adalah...
*brukk.
"Ad-duh, sorry ya bang." Ucap Randi sambil mengambil handphone nya yang jadi ke lantai.
"Randi?" Ucap Sari.
"Sari?!"
"Astaga, Unpad juga?"
"Engga, gw cuma ikut UTBK aja disini-"
"Oh.. Si Banci yang dulu ngelaporin gw ke polisi juga ada disini yah?" Ucap Bobi.
"Eh bobi! Gitu banget lu! Maaf yah Ran, Bobi ga berubah dari dulu, emang kayak gitu."
"Makanya kalo jalan lain kali liat jalan, bukan benda lain!" Ucap Bobi
"Ngga papa Sar, gw duluan ya!" Randi terkejut karena melihat Bobi.
"Oh, yaudah deh, hati-hati!"
"Bisa ngga? Ngga usah caper gitu." Bobi dengan muka cemberut seakan terbakar api cemburu.
"Yaudah bay!" Sari dengan sinisnya berjalan cepat meninggalkan Bobi.
Sementara Randi masih terheran-heran,
*Apakah Sari dan Teja sudah putus? Bukankah mereka dahulu sebelum perpisahan SMP masih berpacaran? Ngga penting banget, nanti gw lupa lagi materi SBMPTN.*Sesampainya diruang 6...
"Silahkan duduk sesuai nomor tempat yang tercantum dikartu peserta masing-masing dan dimohon tidak membuat kebisingan selagi kami menyiapkan server-nya." Ucap panitia pelaksana UTBK.
"Eh eh, itu Randi bukan sih?" Menunjuk ke arah Randi.
"Yang mana?" Melirik dan melihat disekitarnya.
"Itu yang pake kacamata, eh dia kesini dong.."
"Eh.. Dio? Seline?"
"Weh apa kabar Ran? Lama yah ngga ketemu." Tanya Dio, padahal baru kemaren mereka merayakan Anniversary Dio dan Seline yang ke 6 tahun. Terkadang, Dio memang error.
"Coba sih!"
"Harap tidak membuat keributan ya." Ucap panitia dengan tatapan agak sinis.
"Eh yaudah ya, gw balik ya ke tempat duduk gw."
"Oh yaudah. Kamu sih ngapain teriak?"
"Ya maksud kamu nanya kayak begitu apa?"
"Hei tolong-tolong, sudah satu menit lagi." Ucap peserta UTBK lain disebelah Seline dan Dio.Selepas UTBK...
"Eh Ran! Sini!" Ucap Teja melihat Randi yang fokus bermain handphone, takut jika Randi lupa akan janji mereka.
"Oh iya, hampir aja gw lupa."
"Hmm.. Sore ini gw sama Ranti bakal survei ke tiap kost-an yang ada di sekitaran Unpad, lu mau ikut engga?"
"Boleh boleh, gw free kok."
"Oke, terus malemnya kita ke rumah Rere, dia ulang tahun hari ini, kita bikin surprise, oke?"
"Mantep, hayuklah!"
"Sip!"Sesampainya di tempat parkir...
"Bang Kiki! Maaf yah lupa ngabarin, Bang Kiki duluan aja, saya bareng temen mau main dulu."
"Siap, siap. Engga papa."
"Oke."
"Eh, itu ojek langganan lu pas SMA Ran? Setia banget dia wkwkw."
"Iya lah orang mah setia."Selama diperjalanan, mobil Teja tiba-tiba berhenti
"Eh yang itu bagus juga ya kost-an nya." Tunjuk Ranti keluar kaca mobil.
"Iya juga, eh eh.. Kenapa nih? Kenapa mobil lu Ja?"
"Lah, gw juga gak tau, bentar gw cek dulu."
"Hmm masa air radiatornya abis lagi, baru pagi ini gw isi."
"Hmm aneh juga sih, udah pernah di service?"
"Belum sih, yaudah lah, semoga cuman radiatornya doang."
"Hooh hooh, nih pake air minum gw." Randi memberikan tempat minumnya.
Selepas mengisi air radiatornya, tiba-tiba Bobi dari jalan berteriak kencang
"Mobil butut di service aja, jangan dibawa-bawa, ribet!"
"Eh sialan lo!" Teriak Ranti.
"Eh Ran, udah jangan di ladenin, biarin aja."
*Hmm.. Jangan-jangan, ada yang ngusilin kita bertiga.. Apa cuma kebetulan aja kali ya..*
"Eh Ran, hayu udah nyala nih mobilnya." Ajak Teja kepada Randi yang masih melamun.
"Malah ngelamun dia wkwkw."
"Eh iya, wkwkw sorry."Langit mulai meredup, matahari berjalan kembali menuju peristirahatannya.
"Udah sore nih, gw anterin lu dulu ya Ran, nanti gw jemput lagi, apa mau sekalian aja?" Tanya Teja kepada Randi.
"Sekalian aja, gw bawa baju ganti, udah ada firasat bakal ada yang ngajak gw main kok."
"Widih, hebat juga naluri lu. Oh iya, kita ke rumah Ranti dulu ya, ngambilin kue & balon."
"Iya. Ran, gw ikut ganti baju dirumah lu ya?" Tanya Randi.
"Iya sok aja Ran."Setelah mengambil barang-barang, diperjalanan mereka melihat Sari dan Bobi sudah duluan memberikan surprise kepada Rere.
"Eh eh, berhenti dulu. Liat tuh Bobi sama Sari, kita ketinggalan nih. Mending kita tunggu mereka pulang." Ucap Randi.
"Hmm iya juga, oke deh."Setelah tiga jam menunggu, Sari menuntun jalan Bobi dalam keadaan mabuk.
"Haha, mereka gak tau aja rencana gw, rasain tuh nunggu 3 jam." Ucap Bobi dalam keadaan mabuk.
"Sialan, ternyata mereka sengaja ngerjain kita." Ucap Randi didalam mobil dengan kesal.
"Kayaknya dia nguping obrolan kita deh pas dikampus." Ranti dengan mimik muka curiga terhadap Bobi dan Sari.Setelah Sari dan Bobi masuk mobil, barulah Teja, Ranti dan Randi masuk kerumah Rere.
"Permisi.." Ranti mengetuk pintu rumah Rere.
"Iya sebentar..." Terdengar suara Rere berjalan menuju pintu masuk.
*Dorrr!!!* Suara Balon diledakan oleh Teja dan Ranti.
"Eh, Ranti, Teja, Randi..." Ucap Rere yang terkejut akan kejutan yang diberikan mereka.
"Selamat ulang tahun Re, semoga panjang umur, sehat selalu dan bahagia ya!" Ucap Ranti sambil memeluk Rere.
"Makasih banyak ya gais!" Rere menangis dipelukan Ranti karena terharu.
"Oh iya, masuk masuk.. Diluar dingin." Ucap Rere mempersilahkan masuk mereka.Malam berlalu, malam yang penuh canda tawa diantara mereka berlima melukiskan indahnya pertemanan yang sebenarnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/234671973-288-k6328.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Randi (Sequences: High School And University)
Short Story"... udah? segitu doang? haha, lemah!" "gila lu, kok bisa hebat banget.." Randi remaja kelas 2 SMPN 2 Aksioma yang paruh waktu bekerja sebagai pengantar barang dari desa ke desa lain. Meskipun orang tuanya kaya melintir, dia tidak ingin menghabiskan...