Setelah kejadian sore tadi, Randi secara tidak sengaja berteman dengan Fathan dan Ezan.
Malamnya, pukul 18:15..
"Eh Ja! Besok kan hari sabtu, anter gw ke gereja yah? Kalo mau ajak Ranti biar lu jalan nanti ke mall selama gw di gereja, oke?" Ajak Randi.
"Oh.. Boleh aja kok. Gw juga ada barang yang belum gw beli buat kuliah. Iya nanti gw ajak Ranti deh, kali aja dia juga mau beli sesuatu." Jawab Teja setuju dengan ajakan Randi.
"Mantap, bisa sambil ngedate dong, kan? Wkwk.."
"Anj*y, boleh boleh.. Makasih Ran! Emang lu temen sejati gw wkwk.."
"Siapp!! Yaudah beli makan dulu yu keluar, katanya ada yang jualan nasi didepan."
"Kok lu tau? Gw baru aja mau ngasih tau."
"Iya tadi gw kenalan sama tetangga kost-an kita."
"Siapa? Cewe yaa!!"
"Mana ada njing, cowo semua!"
"Hahaha mampus!"Mereka berdua pun berjalan menuju Nasi si Emak didepan Kostan.
"Udah wangi aja nih bau nasi-nya." Celetuk Teja karena memang Teja belum makan dari siang.
"Yehh, dasarnya aja lu belum makan, iya kan?"
"Iya juga sih, lu juga?"
"Iya tapi engga kayak lu wkwk."
"Sialan."
Sesampainya mereka berdua disana...
"Bu, pesen dua bungkus ya?" Ucap Randi ke Emak yang jualan nasi.
"Eh kita mau makan di kost-an? Disini aja mending sambil liat anak-anak kost lewat." Tanya Teja dengan sebelah mata berkedip seolah memberi pesan kepada Randi.
"Oh.. Yaudah deh. Bu disini aja dua ya!"
"Mangga cararalik heula.." Jawab si Emak dengan bahasa Sunda.
"Anjir? Gw kurang bisa pake bahasa Sunda, Ran!" Ucap Teja terkejut si Emak pake bahasa Sunda.
"Nya haturnuhun emak." Jawab Randi kepada si Emak karena telah mempersilahkan duduk Randi dan Teja.
"Syutt, diem Ja. Gw aja yang ngomong ya wkwk."
"Iya dehh. Aku gatau aku diam."
"Naha atuh arek cicing wae, a? Nahan waduk?"
"Ahahahhaha!!!" Randi tertawa terbahak-bahak.
Teja memasang senyum yang minim karena memang tidak terlalu mengerti bahasa Sunda, padahal mereka sedang tinggal di Bandung.
"Bade pake apa, a?" Tanya si Emak.
"Pake telor goreng, orek tempe, sambel, sama mie aja, mak." Jawab Randi.
"Si aa nu hiji mau pake apa?" Tanya si Emak ke Teja.
"Jawab Ja!"
"Hah? Mmm.. Pake telor rebus, cah kangkung sama oreg tempe aja, mak. Oh iya sama sambelnya dikit aja."
"Katanya engga ngerti?" Tanya Randi.
"Ya lu jawab pake unsur-unsur makanan, otomatis gw mikir lu ditanya mau makan pake apa dong. Dikira gw bodoh banget?"
"Wkwk.. Iya iya santai aja, nanti gw ajarin di kostan cara berbicara bahasa Sunda yang baik dan benar."
"Hmm, iye dah."Mereka berdua menikmati nasi si Emak dengan melihat pemandangan isi kota Bandung dan para Maba Unpad Cantik.
Keesokan harinya, hari pertama mereka masuk kampus. Teja yang semalam begadang karena Video Call-an sama Ranti harus benar-benar di guyur pakai air biar bangun.
*Brusss...* suara setengah gayung air disiramkan tepat dimuka Teja.
"Bangun bodoh! Kita bakal masuk hari pertama Masa Orientasi Mahasiswa!"
"Jingannn.. Gausah ngeguyur gw juga kali!"
"Udah diem, satu jam lagi berangkat. Lu punya 50 menit buat siapin semuanya!"
"Gw masih ngantuk!" Jawab Teja sambil menggeliat karena masih sangat suntuk untuk bangun.
"Yaudah. Gw telpon emak lu ya?"
"Eh eh.. Iya iya gw bangun."
"Baguslah.. Cepet!"
Bergegas Teja pergi mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi.
"Basah deh.. Eh bentar, ini basah kok sampe ke tengah kasur.."
Setelah Teja mandi, Randi pun menanyakan, apa yang telah terjadi semalam.
"Ja! Kasur lu basah tengahnya, padahal gw cuman siram muka lu doang."
Segera Teja bergegas mengangkat kasurnya dengan posisi kasur berbalik tersandar ke dinding.
"Engga apa-apa kok. Berapa menit lagi?"
"Beneran? Lu semalem-"
"Apaan sih. Udah mending bantuin gw siapin persiapan!"
"Dih, orang cuman suruh bawa minum doang sama roti."
"Lah? Bukannya suruh bawa tiga baju tiga celana, tas ransel, sepatu bot, sama tenda?"
"Dikira mau pramuka-an? Udah cepet deh! Waktu lu tinggal 20 menit!"
"Aneh nih katingnya, apa gw yang dikerjain."Sebelumnya, semalam Teja menyempatkan untuk bertanya kepada Kating di Universitas Padjajaran terkait persyaratan Mahasiswa Baru yang akan mengikuti Masa Orientasi Mahasiswa. Namun, karena dirasa Teja tidak sopan karena menanyakan di Instagram, dia dikerjain suruh membawa persyaratan yang aneh. Padahal di feed Instagram terbaru Universitas Padjajaran terlihat persyaratan yang harus dibawa Mahasiswa Baru di hari pertama.
(((((Mereka pun pergi sarapan bersama Fathan dan Ezan di depan kost-an.
"Eh, lagi pada sarapan nih?" Tanya Randi kepada Fathan, Ezan dan satu perempuan maha cantik duduk disebelahnya.
"Iya nih." )))))Sesampainya mereka disana...
"Oke mari badannya di gairahkan!" Seru Kating protokol senam.
"Hmm kita ketinggalan?" Tanya Randi
"Kata lu, mending puter balik ke toilet apa ikut senam?" Teja menanyakan balik.
"Gw sih mau puter balik aja.."
Mereka memutar balik arah tujuan kaki menuju toilet kampus. Baru saja selangkah, tiba-tiba..
"YANG ENGGA SENAM, ENGGA BAKAL SAYA KASIH LENCANA KATING DAN BUKU MOM" Teriak Kating protokol senam menggunakan toa.
"Mampus dah. Hayu senam aja!" Ajak Randi.
"Hmm mau gimana lagi dah."
Mereka pun akhirnya mengikuti kegiatan senam dihari pertama masuk kampus. Tetapi setelah beberapa menit mengikuti senam, Teja baru ingat bahwa dia dan Randi berbeda jurusan.
"Bentar bentar.. Kok gw ngerasa aneh ya?" Tanya Teja.
"Kenape luh? Emang ada apa?" Randi menanyakan balik kepada Teja mengenai apa yang dirasakannya.
"GW KAN JURUSAN SASTRA RUSIA!!!!"
"Lah terus?"
"Beda fakultas beda ospek njing!!!"
"Lah, baru sadar luh?"
"Kenapa lu ga bilang sebelumnya, Rannn?"
"Harusnya lu inget fakultas sama jurusan lu!"
"Gak tau deh, gw malah inget cewek cantik pas kita sarapan pagi.."
"Stress lu. Sono lu ke FIB."
Terdengar rusuh, salah satu kating dari FMIPA menghampiri mereka berdua.
"Permisi mohon maaf, kalian kok rusuh banget ya keliatannya?" Ucap kating yang didada kanannya terdapat nama 'Desi'.
"Eh teh, maafin. Ini temen saya Teja salah Fakultas. Kata temen saya beda fakultas beda ospeknya juga teh. Apa emang bener?" Randi berusaha menjelaskan dan menanyakan apakah benar yang dikatakan Teja.
"Hmm.. Untuk hari pertama semua fakultas memang diperintahkan untuk senam. Nanti sesudah senam dikasih buku panduan MOM buat nanti gimana ospek per-fakultasnya." Jelas kating Desi.
"Ja.. Gw malu banget punya temen kayak lu."
"..."Senam pun berakhir karena langit mulai menumpahkan satu persatu butiran-butiran air ke bumi. Semua mahasiswa berlari layaknya pasukan semut menuju tempat yang teduh.
"Eh hujan nih, kalian bisa pergi ke tempat yang teduh ya. Jangan hujan-hujanan, nanti untuk informasi selanjutnya akan diumumka-.." Ucap kating Desi.
"KEPADA MABA FIB, FEB, FISIP, DAN FAKULTAS FARMASI, SILAHKAN BERKUMPUL DI GOR FIB." Tiba-tiba pengumuman dilontarkan oleh Ketua pelaksana ospek.
"Tuh fakultas lu suruh kumpul di FIB." Ucap Randi kepada Teja.
"Oke deh, sorry ya Ran."
"Sante aje, dah sono."
"Kepada Maba FMIPA, Fakultas Kedokteran, FTIP, dan Fakultas Keperawatan, silahkan berkumpul di gor FMIPA."Mereka pun berpisah hingga pada akhirnya bertemu di Kantin saat jam pulang pada pukul 13:00.
"Eh Ran!" Teriak Teja berlari menuju Randi.
Randi menoleh ke belakang dan terkejut melihat Teja sedang berlari dilorong Kantin, sedangkan ada kating sedang berjalan menuju arah kanannya.
*Brukk! Suara masalah baru, baru saja terjadi.
Semua sontak hening, pandangan menuju Teja dan Teja berhasil kecolongan untuk di keroyok oleh kating-kating yang lain.
*Prittt!!! Suara peluit di tiup sekencang mungkin membuat semuanya terdiam.
"Udah udah! Bubar! Biar saya yang selesaikan." Ucap peniup peluit tadi. Terpampang jelas namanya adalah Jaka, ketua panitia ospek dari Fakultas Psikologi.
"Kamu lagi! Ketua panitia ospek dari fakultas Ilmu Budaya, bukannya melerai malah ikut-ikutan!"
(((((Tiba-tiba datang Chila menanyakan apa yang sebenarnya terjadi dan mengajak untuk jalan-jalan keliling kota Bandung.))))
KAMU SEDANG MEMBACA
Randi (Sequences: High School And University)
Short Story"... udah? segitu doang? haha, lemah!" "gila lu, kok bisa hebat banget.." Randi remaja kelas 2 SMPN 2 Aksioma yang paruh waktu bekerja sebagai pengantar barang dari desa ke desa lain. Meskipun orang tuanya kaya melintir, dia tidak ingin menghabiskan...